Kenapa harus hijrah?
Oleh:Vedanta pati dasa
yah sastra-vidhim utsrjya
vartate kama-karatah,
na sa siddhim avapnoti
na sukham na param gatim
Bhg. 16.23
Ia yang meninggalkan ajaran kitab suci, berada dibawah pengaruh napsu keinginan, tak akan mencapai kesempurnaan, kebahagiaan dan tujuan tertinggi.
Demikian Tuhan yang maha berkarunia Sri Krsna memperingatkan kepada kita semua untuk selalu ingat dan selalu ingat akan betapa sia-sianya hidup kita yang singkat ini jika kita meninggalkan ajaran kitab suci.
Percaya atau tidak percaya, yakin atau tidak yakin sabda Tuhan tetap sebuah kebenaaran mutlak tak terbantahkan. Tidak perlu mencari dukungan untuk memperkuat kebenaran sabda itu, tidak perlu adu urat leher untuk mendebat kebenaran itu sekali lagi tidak perlu.
Dia tetap sebuah kebenaran mengalir apa adanya tanpa pengaruh apapun dan tak terkontaminasi oleh ruang dan waktu.
Jika diamati kehidupan bagi ia yang meninggalkan ajaran kitab suci dan bergeser ke agama lain sangat nampak bahwa ada satu kehidupan yang jauh dari keharmonisan, kebahagiaan, ketenangan serta jauh dari nuansa kehidupan yang spiritual ini sudah terbukti banyak sekali di masyarakat. Jika pendapat ini ternyata salah atau tidak sepenuhnya benar maka tentu veda itu juga keliru.
Sama halnya jika dalam veda kotoran dan kencing sapi itu suci maka hal itu benarlah adanya. Tentu boleh-boleh saja membantah hal ini berdasarkan pengetahuan yang dimiliki yang notabene sangat terbatas namun kembali lagi bahwa veda itu tidak pernah salah dan tidak akan pernah keliru, karena disabdakan langsung oleh Tuhan itu sendiri yang turun ke dunia ini menginjakkan kaki padmanNya yang suci di medan perang kuruksetra.
Ketika Krsna menyuruh Yudistira berbohong untuk mengatakan kepada Drona bahwa Aswatama telah mati terbunuh (Aswatama dalam hal ini adalah nama seekor gajah dan bukan Aswatama putra Drona) Yudistira orang yang tidak pernah berbohong sepanjang hidupnya tentu tidak dapat memahami pikiran Krsna itulah salah satu ciri keterbatasan yang dimiliki manusia.
Dalam satu kesempatan diskusi ada pertanyaan menarik dari salah satu mahasiswa stah Lampung bagaimana kalau orang non hindu yang beralih ke agama hindu? Apakah karena dia yang telah meninggalkan ajaran kitab sucinya juga akan tidak mencapai tujuan hidupnya yang tertinggi? Nah dalam agama lain kemungkinan hanya ada sorga dan neraka. Jika manusia berbuat saleh maka jaminannya adalah sorga dan sebaliknya jika menyimpang dari kebenaran maka neraka sudahlah pasti.
Tetapi didalam hindu ada banyak planit baik planit material maupun planit rohani apakah itu planit sorga, planit-planit neraka, brahma jyotir, kailasa, vaikunta, dan goloka vrndavan sebagai yang tertinggi. Manusia bebas menentukan sendiri tujuan hidupnya kelak untuk mengarah ke planit yang mana saja yang dikehendaki.
Jika umat non hindu surga sebagai tujuan hidupnya yang tertinggi maka dalam hindu goloka vrndavan yang posisinya jauh diatas planit sorga sebagai tujuan hidupnya yang tertinggi.
Tentu akan timbul pertanyaan berikutnya adalah apakah konsep sorga bagi umat lain sama dengan konsep sorganya umat hindu,……entahlah.
Yang jelas persamaan diantara keduanya adalah sama-sama menyediakan kenikmatan yang tiada tara identik dengan kenikmatan material. Di hindu planit sorga yang didiami oleh para dewa justru termasuk kedalam jenis planit material dimana penghuninya masih memelihara keterikatan, seperti tertarik dengan hal-hal duniawi seperti wanita cantik, masih bisa marah, dendam dan sifat-sifat duniawi lainnya.
Bagi orang-orang yang berbuat saleh selama kehidupannya di dunia material ini setelah rohnya meninggalkan badan kasarnnya bisa memasuki planit surga, disana dia akan menikmati sisa-sisa karma baiknya dimasa lalu dan pada saatnya nanti jika sisa-sisa karmanya habis maka dia akan turun lagi tidak kekal bahkan pada saatnya nanti ketika masa pralaya (peleburan) tiba maka planit sorga termasuk yang dileburkan.
Tujuan tertinggi agama hindu tentu bukan sorgaloka tetapi menuju planit rohani yang tertinggi yaitu Krsna loka yang disebut dengan goloka vrndavan, disana kehidupan diliputi dengan cinta kasih rohani bergaul dengan Tuhan Yang Maha Esa Krsna namun tetap sebagai seorang penyembah dan bukan menyatu.
Nah kalau kita kembali lagi ke pertanyaan mahasiswa diatas maka sudah sangat jelas bahwa jika penganut hindu pindah ke agama lain dengan alasan apapun (biasanya lebih banyak karena alasan-alasan duniawi seperti kecantikan/ketampanan, materi, jabatan dan lain-lain) maka dia tidak akan pernah mencapai kesempurnaan, kebahagiaan dan tujuan hidupnya yang tertinggi, sedangkan jika sebelumnya orang non hindu lalu masuk hindu melalui proses sudiwadani kemudian menekuni bhakti dengan baik melalui bimbingan seorang guru kerohanian yang dapat dipercaya maka dia akan mampu mencapai tujuan hidupnya yang tertinggi yaitu di kerajaan Tuhan Goloka Vrndavan, lagi-lagi ini adalah sabda Tuhan yang sudah pasti benar.
Maka dari itu jangan pernah meninggalkan ajaran veda bahkan berpikir untuk itu pun jangan, mari kita coba untuk mengerti hal ini dengan kejernihan dan ketundukan hati, namun mengerti saja tidaklah cukup harus diupayakan diikuti dengan sikap dan prilaku rendah hati lebih rendah dari rumput dan toleran bagaikan pohon serta bhakti yang tulus untuk menerima dan melaksanakan kebenaran itu dengan sejujur-jujurnya dan jangan pernah berdusta.
Kita diberikan kesempatan waktu yang singkat untuk menekuni bhakti kepada Tuhan dalam rangka mempersiapkan diri untuk pulang ke dunia rohani, jangan disia-siakan kesempatan emas ini untuk hal-hal yang tidak perlu.
Tumbuhkanlah keinginan yang kuat untuk memiliki kitab veda dan lebih jauh lagi tumbuhkan keinginan untuk mempelajarinya dan lebih jauh lagi kembangkan kesadaran untuk melaksanakan ajaran itu dalam bhakti keseharian kita.
Semoga semua mahluk berbahagia, semua mahluk mencapai kesempurnaan dan semua mahluk mencapai tujuan hidupnya yang tertinggi
Om namo bhagavate vasudeva ya
Selasa, 22 Desember 2009
Kamis, 17 Desember 2009
CARA MENGHINDARI KIAMAT (PRALAYA) SESUAI KONTEKS HINDU GARIS SAMPRADAYA
OLEH :IDA WAISNAWA PANDITA DAMODARA PANDIT DASA
PENGETAHUAN INI DISAMPAIKAN PADA SEMINAR DAERAH LAMPUNG.
Pengetahuan rohani Weda yang sangat tinggi dan rahasia merupakan karunia yang tiada sebabnya dari Tuhan, dimana sejarah tidak bisa melupakan seorang Acarya tertinggi atau Guru suci yang mendirikan dan menyebarkan kesadaran krsna keseluruh dunia.
Sri Srimad A.C Bhaktivedanta Swami Prabhupada yang berasal dari Calcuta India.beliau di diksa oleh guru beliau srila bhaktisindantha tahun 1933,semenjak masih muda beliau mengabdikan hidup beliau untuk mengajarkan pengetahuan Weda.
Pada tahun 1966 Srila Prabhupada mendirikan ISKCON (Internationa Society for Krishna Conciousness) yang menjadi nama resmi bagi perkumpulan hare krsna. Kemudian selajutnya kesadaran krsna menyebar diseluruh dunia termasuk Indonesia .
delapan puluhan, dengan perjuangan yang cukup panjang kesadaran krsna diterima oleh pemerintah secara resmi yang dikenal dengan organisasi kerohanian hindu ISKCON-INDONESIA , organisasi ini resmi diterima oleh departemen agama, PHDI, dan syah secara hukum.Kegiatan dalam organisasi ini secara berkesinambungan dilaporkan setiap tiga bulan, kepada pemerintah.
Kegiatan dalam organisasi ISKCON-INDONESIA secara umum telah ditelah ditetapkan standar pelayanan bhakti di Asram/Pesraman, yang teratur kita laksanakan setiap hari, yaitu pemujaan Arca, pembacaan kitab suci Weda, Bhagavad gita dan Bhagavata purana,itu merupakan kegiatan intern yang dilakukan.Kegiatan Ekstern misalnya memberikan dharmavacana, tirta yatra dan pembianaan umat di daerah-daerah di seluruh Indonesia, dan kepada beberapa sisya yang berada Negara di luar negri,serta menghadiri undangan Spiritual dari organisasi kerohanian hindu yang lain.Di bali khususnya banyak juga berkembang organisasi kerohanian hindu seperti Saibaba, Sivasidhanta, Meditasi, dan banyak lagi yang lain, kita menjalin hubungan yang baik dengan mereka untuk membantu mengajarkan weda dan sama-sama membina umat agar umat hindu memiliki, sradha yang kuat pada agama nya sendiri dan mereka mengerti bagaimana kita belajar rohani untuk selanjutnya mencintai Tuhan, bukan hanya untuk kepentingan pribadi.
Kelahiran kita sebagai umat hindu sangatlah kita syukuri sebab kita mendapatkan begitu banyak warisan spiritual, salah satunya kita berbagai etika weda, tradisi-tradisi weda yang diturunkan yang diwariskan pada kita semenjak dari dalam kandungan,Dalam hal ini kita sebagai orang yang belajar spiritual khususnya dalam organisasi ISKCON-INDONESIA diajarkan senatiasa menghormati para leluhur, para dewa karena mereka adalah roh- roh yang agung yang merupakan pelayan Tuhan Agung. Para leluhur kita salah satunya maha Rsi Vyasa yang sangat berjasa menulis pengetahuan Weda ini, sehingga kita bisa pelajari sekarang,dan banyak lagi leluhur kita yang hebat dan Agung.Semua itu akan mendukung kita dalam belajar rohani, Tradisi yang sudah ada kita gunakan dan kembangkan untuk menyampaikan rasa cinta kasih kita pada Tuhan bukan untuk ditinggalkan.
Secara umum kita mungkin ketahui bahwa di bali umat hindu memuja para dewa,,dan mereka berpikir bahwa mantra-mantra itu adalah pujian untuk para dewa.Kita bisa kaji lebih jauh bahwa mantra-mantra yang selama ini menjadi warisan leluhur kita adalah pujian untuk Tuhan Sri Wisnu, misalnya saja mantra Tri Sandya,contohnya “ Om narayana evedam sarvam….. dan mantra bhargodevasya dimahi….. ,narayana adalah sri Wisnu sendiri , dalam bhagavata purana dijelaskan Bhargodevasya adalah radha dan krsna.
Tradisi lain dibali yang merupakan pemujaaan pada Tuhan, adalah umat hindu dibali menyembah pohon suci , dalam bhagavad gita Sri krsna bersabda “ diantara pohon aku adalah pohon beringin, jadi pohon beringin adalah salah satu pohon suci selain pohon tulasi yang dikenal dengan pohon selasih, yang sangat dicintai oleh Sri Krsna. Disini kita bisa lihat bahwa para leluhur kita menjalankan ajaran Weda. Umat hindu dibali juga tidak asing lagi dengan Dewa Surya, Dewa Indra, dewa bayu, dewa baruna, umat hindu sesungguhnya memang sangat beruntung,memuja kepribadian yang agung yang mana semua dewa tersebut adalah pelayan-pelayan yang Agung dari Tuhan, dan para dewa bekerja untuk memuaskan Tuhan Sri Wisnu.Dengan demikian bila kita memuaskan dan memuja Tuhan Sri Wisnu dengan demikian kita sudah memuja semua Dewa.
Dijelaskan dalam bhagavad gita B.G 8.20
yanti deva-vrata devan
pitrn yanti pitr-vratah
bhutani yanti bhutejya
yanti mad-yajino ’pi mam
“Orang yang menyembah deva akan dilahirkan diantara para deva, orang yang menyembah leluhur akan pergi ke leluhur, orang yang menyembah hantu dan roh halus akan dilahirkan ditengah-tengah makhluk-makhluk seperti itu, dan orang yang menyembah-Ku akan hidup bersama-Ku.”
Disini disampaikan pemujaan pada para dewa , pada leluhur ataupun hantu itu ada, itu tergantung dari masing-masing tingkatan seseorang, Namun bila kita sudah mengetahui Siapa Tuhan kita yang tertinggi, kita dapat memuja beliau, dan pulang kembali kepada Tuhan.
Belajar kerohanian adalah hal yang paling penting dalam hidup ini, ilmu pengetahuan yang diturunkan melalui garis perguruan parampara,adalah pengetahuan yang sangat tinggi yang mana akan membawa kita untuk mencapai moksa, yaitu kembali ke rumah kita yang kekal di dunia rohani, dan kita tidak lahir lagi menderita di dunia material ini.Organisasi kerohanian hindu ISKCON-INDONESIA adalah orgasisasi kelanjutan dari garis perguruan parampara dari Dewa Brahma, yang dikenal dengan Brahma madva gaudya Sampradaya, yang memuja Sri Wisnu sebagai yang tertinggi.
Dalam bhagavata purana dijelaskan mengenai garis perguruan yang dibenarkan pada zaman ini yang dapat mengantarkan kita kembali ke rumah Tuhan.Dalam Srimad bhagavatam Skanda 7 Ch 7 text 17:
Bhavatam api bhuyan me
Yadi sraddadhate cavah
Vaissaradi dhih sraddhatah
Stri balanam ca me yatha
Dijelaskan bahwa orang bisa mengerti tentang pengetahuan rohani, bila dia cukup beruntung bertemu dengan guru kerohanian yang bona fide atau berkualifikasi, yang berada dalam garis perguruan parampara yaitu garis perguruan yang berasal dari Dewa Brahma, Dewa Siwa,Dewi Laksmi, dan Catur Kumara. Empat sampradaya ini yang dikenal dengan Garis perguruan parampara dari pengetahuan rohani yang dikenal dengan Brahma Sampradaya, Rudra sampradaya ,Sri Sampradaya, dan Kumara sampradaya.Sampradaya Vihina ye mantras te nisphala matah.
Dalam Purana di jelaskan :
sampradaya vihina ye mantras te nisphala matah
atah kalau bhavisyanti catvarah sampradayinah
sri, brahma, rudra, sankara vaisnawah ksiti-pavanah
catvaras te kalau bhavya hy utkale purusottama“Mantra dalam sloka apapun yang diterima tidak melalui silsilah Guru Kerohanian yang sah dan suci, maka hal itu adalah sia-sia belaka, oleh karena itu, empat pribadi yang maha mulia akan muncul untuk melanjutkan kembali garis perguruan yang hampir putus tersebut, pendiri sampradaya itu adalah Sri Mahalaksmi, Brahma, Rudra, Sanaka Maharsi, itulah yang akan menyelamatkan dunia. Para Acarya yang suci akan menghadirkan mereka di kota suci Purusottama“
Pengetahuan yang tertinggi diterima dari sampradaya atau garis perguruan parampara yang tersebut diatas orang akan mendapatkan pencerahan.Jika orang tidak tidak menerima pengetahuan dari sampradaya tersebut tidak mungkin orang mengerti tentang Tuhan yang tertingggi.Apabila seseorang dapat mengerti tentang Tuhan ynag tertinggi melalui pelayanan bhakti dengan penuh keyakinan maka rasa cinta yang alami pada Tuhan akan muncul dan selanjutnya dia akan sukses dalam hidupnya, karena zaman sekarang ini kita belajar rohani untuk melindungi diri kita dari pengaruh kali yuga yang sangat besar.
Jadi inilah keistimewaan dari orang yang belajar Veda yang artinya untuk mengerti Tuhan harus berguru dengan mana kita tidak boleh berspekulasi dan menafsir berbagai ayat-ayat Veda. Sehingga kita pun harus belajar dengan seksama sepanjang hidup dari guru kerohanian.
Sekarang dari guru kerohanian yang dalam posisi bagimana, yaitu seorang guru kerohanian yang telah menginsyafi akan kedudukannya bahkan dia adalah sang jiva atau roh yang keberadaanya ada dalam garis pergurunan guru-guru kerohanian yang berawal dari Tuhan sendiri yang disebut PARAMPARA :
evam parampara-praptam
imam rajarsayo viduh
sa kaleneha mahata
yogo nastah parantapa
“Ilmu pengetahuan yang paling utama ini diterima dengan cara sedimikian rupa melalui rangkaian garis perguruan guru-guru kerohanian, dan para raja yang suci mengerti ilmu pengetahuan tersebut dengan cara seperti itu. Tetapi sesudah beberapa waktu, garis perguruan terputus; karena itu, rupanya ilmu pengetahuan yang asli itu sudah hilang” (B.G. 4.2)
Zaman Kali, setiap orang hidup dalam kecemasan dan kekhawatiran akan masalah-masalah kehidupan di dunia material yang begitu keras dan penuh dengan penderitaan, sebagaimana kenyataan yang kita hadapi sekarang. Isu yang beredar mengenai kiamat yang akan terjadi pada tahun 2012, seperti teror yang menakutkan di kalangan masyarakat. Namun hendaknya kita mengambil hikmah dari semua ini dengan lebih menyerahkan diri kepada Tuhan dan meyakini bahwa Tuhan adalah penguasa segala sesuatunya. Segala sesuatu yang terjadi adalah kuasa Beliau, kita tinggal berserah diri dan tetap berpegang pada aturan-aturan Kitab Suci yang dibenarkan. Kitab Suci Weda merupakan samudera pengetahuan yang luas yang mesti kita jadikan pegangan dalam menghadapi kehidupan ini.
Pada umumnya orang-orang tidak ingin susah dan mereka ingin mencari kebahagian dengan caranya sendiri atau dengan jalan pintas, walupun mereka sudah beragama. Pada saat yang sama merekapun tidak tahu apa itu kebahagian dan dimana kebahagian itu, kebanyakan diantara kita memandang kebahagian dalam ukuran materi, apakah mungkin berupa benda-benda tertentu, kesejahteraan dan kerukunan rumah tangga, jabatan, pangkat, pujian dan secara alami umat manusia takut kehilangan semua itu. Namun demikian semua yang terjadi di bumi ini bersifat sementara dan diluar jangkuan kekuatan manusia, walaupun kadang para ilmuwan menunjukan keahliannya tetapi semua itu hanyalah omong-kosong belaka ketika kita berbicara tentang kebahagian yang sejati dan kekal.
Bumi ini sudah diatur oleh administrasinya sendiri dan bumi ini memang berkarakter seperti yang disebutkan diatas. Manusia tidak memiliki hak sedikitpun untuk mengatur administrasi itu, karenanya kebahagian itu merupakan hayalan dan nafsu belaka. Bagi orang-orang yang cerdas pasti dia akan mencari kebahagian yang murni sejati dan kekal yang tentunya tidak berada di bumi ini, serta sanggup untuk menggunakan segala sesuatu yang dimilikinya untuk bisa meraih kebahagian itu, yang berada bersama Tuhan dan dengan kecerdasannyalah mereka bertanya kepada kitab suci Veda seperti ayat berikut.
yah sastra-vidhim utsrjya
vartate kama-karatah
na sa siddhim avapnoti
na sukham na param gatim
“Orang yang meninggalkan aturan kitab suci dan bertindak menurut kehendak sendiri tidak mencapai kesempurnaan, kebahagiaan maupun tujuan tertinggi”
(B.G. 16.23)
Banyak orang ingin mencari ketenangan dan kebahagian, namun semua itu mereka ukur dengan kesenangan badan sehingga semua bersifat tidak kekal. Kadang-kadang kesana-kesini mencari solusi dari berbagai permasalahan. Sering kali jawabannya menyalahkan leluhur atau para dewa. Ada juga yang bingung mencari siapa leluhur, wangsa atau marganya. Tentu ingat dan hormat kepada leluhur itu wajib dan baik bagi manusia. Namun seringkali sesuatu yang berlebihan sehingga melupakan hubungan yang inti dengan Tuhan bahkan tidak mengetahui Tuhan. Maka solusi yang benar adalah percayalah dengan kitab suci.
Kemudian ada orang sibuk ingin mencari keuntungan material dengan memohon kepada para dewa, kadang dengan jalan pintas. Tentu hal itu akan lebih baik jika datang kepada Tuhan yang adalah pelindung dari para dewa yang disebut dengan istilah deva-isa yaitu dewanya para dewa. Sebagaimana ayat berikut :
kasmac ca te na nameran mahatman
gariyase brahmano ‘py adi-kartre
ananta devesa jagan-nivasa
tvam aksaram sad-asat tat param yat
“O Yang Mahabesar, lebih tinggi dari pada Brahma, Anda adalah Pencipta yang asli. Karena itu, bukankah seyogyanya mereka bersujud dengan hormat kepada Anda? O Kepribadian yang tidak terhingga, Tuhan yang disembah oleh semua dewa, Pelindung alam semesta! Anda adalah sumber yang tidak dapat dikalahkan, sebab segala sebab, yang melampaui manifestasi alam material ini.”
(B.G. 11.37)
Dengan berserah diri kepada Tuhan dan teguh berpegang pada aturan Kitab Suci, Tuhan akan senantiasa bersama kita, bahkan Tuhan akan turun ke dunia ini untuk menyelamatkan kita.
Dalam Srimad Bhagavatam (27.7.38) disebutkan:
yarhi alayesu api satam na hareh kathah syuh
pasandino dvija-jana vrsala nrdevah
svaha svadha vasad iti sma giro na yatra
sasta bhavisyati kaler bhagavan yugante
“Setelah itu pada akhir Kali Yuga ketika tidak ada topik-topik tentang KeTuhanan, bahkan ditempat tinggal dari mereka yang disebut orang-orang suci dan ditempat orang-orang yang terhormat dari 3 kasta yang lebih tinggi, dan ketika kekuatan pemerintah dipindahkan ke tangan para menteri yang terpilih dari kelas sudra kelahiran rendah atau mereka yang lebih rendah darinya, dan ketika tidak ada satupun yang diketahui tentang pelaksanaan Yajna, bahkan dengan kata-kata, pada saat itu Tuhan muncul sebagai penghukum yang tertinggi”
Juga dalam Bhagavata Purana 1.3.25:
athasau yuga-sandhyayam
dasyu-prayesu rajasu
janita visnu-yasaso
namna kalkir jagat-patih
”Sesudah itu, pada masa peralihan antara dua yuga, Penguasa ciptaan akan dilahirkan sebagai penjelmaan Kalki dan menjadi putra Visnu Yasa. Pada masa itu, para penguasa bumi sudah merosot hingga menjadi perampas saja”
Ayat diatas adalah salah satu ayat sebagai bukti ditunjukan bahwa Tuhan akan muncul di akhir Kali Yuga dengan menunggang kuda putih membawa pedang yang tajam, yang akan menghukum orang-orang yang bersifat jahat, Beliau lahir di desa Sembala dari Ayah-Nya yang bernama Visnu Yasa dan Beliau bernama Kalki. Kebanyakan nanti di jaman Kali orang tidak berkeTuhanan, bahkan bagi mereka dari kalangan yang lebih tinggi secara material yang dikenal dengan nama dvija-janas (kelahiran kedua). Didalam keadaan kemerosotan di kalangan masyarakat manusia, Tuhan berinkarnasi sebagai Kalki Avatara dan membunuh semua masyarakat bermental atheis tanpa belas kasihan.
Akibat pencemaran pergaulan material selama berjuta-juta penjelamaan, hati seseorang selalu ditutupi oleh debu keduniawian. Tetapi apabila seseorang menekuni bhakti kepada Tuhan, dia tidak perlu khawatir tentang kebutuhan material dalam kehidupannya. Dia tidak perlu cemas, sebab bila ia menghilangkan kegelapan dari hatinya, segala sesuatu disediakan secara otomatis oleh Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan Yang Maha Esa dipuaskan oleh cinta-bhakti yang dilakukan oleh seorang penyembah. Inilah hakekat ajaran Bhagavad-gita. Dengan mempelajari Bhagavad-gita, seseorang dapat menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selanjutnya didalam kitab suci Veda bagian Bhagavata Purana 12.3.51 dikatakan kirtanad eva krsnasya mukta sangah param vrajet. Hanya dengan mengucapkan terus-menerus Nama Suci Tuhan seseorang akan di bebaskan dari dosa dan pulang kembali ke kerajaan Tuhan.
krte yad dhayato visnum
tretayam yajato makhaih
dvapare paricaryayam
kalau tad hari kirtanad
“Hasil apapun yang diperoleh dari meditasi kepada Sri Visnu di zaman satya, persembahan korban suci di zaman treta, melayani kaki padma Tuhan melalui pemujaan kepada arca vigraha beliau di zaman dvapara, dapat juga diperoleh pada zaman kali dengan cara mengucapkan/menyanyikan nama suci Sri Hari (Krishna)”
(Bhagavata Purana 12.3.52)
harer nama harer nama
harer nama iva kevalam
kalau nasty eva nasty eva
nasty eva gatir anyataha
“Pada zaman kali tidak ada cara lain, tidak ada cara lain, tidak ada cara lain untuk mencapai kemajuan spiritual kecuali hanya dengan mengucapkan nama suci Sri Hari, nama suci Sri Hari, nama suci Sri Hari”.
(Brhan Naradiya Purana 38.126)
Demikianlah dengan melakukan pengabdian di kaki padma Tuhan dan dengan berpegang teguh pada aturan-aturan Kitab Suci kita akan terhindar dari pralaya/kiamat.
Berikut kami kutip beberapa pesan-pesan dari Sri Sankaracarya:
gitadhyayana-silasya
pranayama-parasya ca
naiva santi hi papani
purva-janma-krtani ca
“Apabila seseorang membaca Bhagavad-gita dengan segala ketulusan hati dan sikap serius, maka atas karunia Tuhan reaksi dari dosa-dosa masa lalunya tidak akan bereaksi lagi terhadap dirinya.”
gita su-gita kartavya
kim anyaih sastra-vistaraih
ya svayam padmanabhsya
mukha-padmd vinihsrta
“Oleh karena Bhagavad-gita adalah sabda Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sri Krishna, orang tidak harus membaca kesusastraan Veda lainnya. Orang hanya perlu membaca dan mendengar Bhagavad-gita dengan penuh perhatian secara teratur. Pada zaman ini, manusia begitu sibuk dengan kegiatan duniawi sehingga tidak mungkin mereka membaca semua kesusastraan Veda. Tetapi jadikanlah sebagai suatu kewajiban bagi Kitab yang satu ini, yakni Bhagavad-gita yang adalah sabda Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sri Krishna.”
ekam sastram devaki-putra-gitam
eko devo devaki-putra eva
eko mantras tasya namani yani
karmapy ekam tasya devasya seva
“Hanya perlu ada satu kitab suci—Bhagavad-gita suci yang disabdakan oleh Sri Krishna: satu Tuhan pujaan—Sri Krishna: satu mantra—nama suci-Nya: dan satu kewajiban—bhakti kepada Tuhan Pujaan Tertinggi, Sri Krishna.”
Praktek yoga pada hakekatnya dimaksudkan untuk mengendalikan indria-indria. Unsur pusat yang mengendalikan semua indria ialah pikiran. Karena itu, pertama-tama seseorang harus berlatih untuk mengendalikan pikiran dengan cara mempergunakan pikiran dalam Kesadaran Krishna. Kegiatan kasar pikiran diucapkan melalui indria-indria lahiriah, baik indria yang memperoleh pengetahuan maupun indria yang bekerja menurut keinginan. Kegiatan halus dalam pikiran ialah berpikir, merasakan dan menginginkan. Diri seseorang dicemari atau menjadi bening menurut kesadarannya. Kalau pikiran seseorang dipusatkan pada Tuhan Sri Krishna (nama, sifat, bentuk, kegiatan, rekan-rekan dan perlengkapan Krishna), maka segala kegiatannya menguntunkan baik kegiatannya yang halus maupun yang kasar. Proses dari Bhagavad-gita unutk menyucikan kesadaran ialah proses memusatkan pikiran pada Tuhan Sri Krishna dengan cara berbicara tentang kegiatan rohani Krishna, membersihkan tempat sembahyang Tuhan Sri Krishna, pergi ke tempat sembahyang Sri Krishna, melihat bentuk rohani Sri Krishna yang sudah dihiasi dengan baik, mendengar tentang kebesaran rohani Sri Krishna, makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada Krishna, mengadakan hubungan dengan para penyembah Sri Krishna, mencium bunga dan daun Tulasi yang sudah dipersembahkan kepada Sri Krishna, melakukan kegiatan demi kepentingan Krishna, dan lain sebagainya. Tidak ada orang yang dapat menghentikan pikiran dan indria-indria, tetapi kita dapat menyucikan kegiatan pikiran dan indria-indria dengan cara merubah kesadaran. Perubahan tersebut ditunjukkan dalam Bhagavad-gita. Sri Krishna memberi pelajaran kepada Arjuna mengenai pengetahuan yoga yang memungkinkan seseorang dapat bekerja tanpa membuahkan hasil. "O putra Pritha, apabila engkau bertindak dengan pengetahuan seperti itu, engkau dapat membebaskan diri dari ikatan pekerjaan." (Bg 2.39) Kadang-kadang kepuasan indria-indria seorang manusia dibatasi oleh keadaan tertentu, misalnya penyakit dan sebagainya, tetapi ini bukan rumus untuk mengendalikan pikiran dan indria-indria. Orang-orang cerdas yang belum mengetahui dengan sebenarnya tentang proses yang memungkinkan pikiran dan indria-indria dapat dikendalikan, berusaha untuk menghentikan pikiran dan indria-indria dengan paksaan, atau mereka menyerah kepada pikiran dan indria-indria lalu diri mereka hanyut dalam gelombang-gelombang kepuasan indria-indria.
Prinsip-prinsip yang mengatur dan aturan yoga, berbagai sikap duduk dan latihan tarik nafas dilakukan dalam usaha menarik indria-indria dari obyek-obyeknya adalah cara-cara yang dimaksudkan bagi mereka yang terlalu terikat dalam pengertian hidup yang bersifat jasmani. Orang cerdas yang mantap dalam Kesadaran Krishna tidak berusaha dengan paksaan untuk menghentikan kegiatan indria-indrianya. Melainkan, orang yang sadar akan Sri Krishna mempergunakan indria-indrianya dalam bhakti kepada Sri Krishna. Tidak ada orang yang dapat memaksakan seorang anak supaya dia berhenti main-main dengan cara membiarkan anak itu tanpa kegiatan. Kenakalan seorang anak dapat dihentikan dengan cara anak itu diberi kesibukan dalam kegiatan yang lebih baik. Membatasi kegiatan indria-indria dengan paksaan melalui delapan prinsip yoga dianjurkan bagi orang yang kurang maju. Orang yang lebih maju sibuk dalam kegiatan Kesadaran Krishna yang lebih baik. Karena itu, sewajarnya orang yang lebih maju mengundurkan diri dari kegiatan yang lebih rendah dalam kehidupan duniawi.
Ilmu pengetahuan Kesadaran Krishna bersifat mutlak. Orang yang berangan-angan secara hambar berusaha untuk mengekangkan diri dari ikatan duniawi, tetapi pada umumnya ditemukan bahwa pikiran itu terlalu kuat sehingga tidak dapat dikendalikan sehingga pikiran menjebloskan mereka ke dalam kegiatan indria-indria. Orang yang sadar akan Krishna tidak mengambil resiko seperti ini. Seseorang harus menjadikan pikiran dan indria-indrianya tekun dalam kegiatan bhakti pada Sri Krishna.
Dalam Sanatana Dharma edisi-edisi sebelumnya, telah kita simak serangkaian prediksi kemunculan berbagai awatara Tuhan beserta misi yang diembannya masing-masing. Misi kemunculan Sang Buddha yang menolak kebenaran Weda dan memperkenalkan agama Buddha, juga kemunculan dan misi Adi Sankaracarya, penjelmaan Dewa Siwa. Meskipun ajaran Buddha Gautama dan ajaran Adi Sankaracarya tampaknya saling “menyalahkan” dan “mengalahkan”, tapi sebenarnya keduanya mengemban misi yang sama : mengembalikan kemurnian ajaran Weda yang telah banyak mengalami penyimpangan.
Buddha Gautama harus “berpura-pura” menolak dan menyalahkan Weda, karena orang mengatasnamakan Weda untuk membenarkan pembunuhan hewan besar-besaran dan penerapan sistem kasta yang sangat tidak manusiawi. Bertolak belakang dengan ajaran pokok Weda, Buddha Gautama mengajarkan bahwa roh itu tidak ada (anatman). Buddha Gautama juga tidak memberikan penjelasan apapun tentang keberadaan Tuhan, kebenaran tertinggi adalah kekosongan (sunyavada). Itu merupakan sebuah siasat. Dengan mengatakan tidak ada Tuhan, masyarakat pada waktu itu lalu memuja dan mengikuti Sang Buddha, yang tidak lain adalah penjelmaan Sri Wishnu sendiri.
Lalu, pemurnian ajaran Weda tahap berikutnya terjadi. Dewa Siwa menjelma menjadi Adi Sankaracarya (788 – 820 M) seorang brahmana dan ahli filsafat yang sangat hebat. Berkat kegiatan pengajaran Sankaracarya, ajaran Weda mulai berkembang kembali di India . Para penganut agama Buddha kembali beralih memeluk agama Hindu. Bahkan, agama Buddha yang tadinya berkembang pesat dibawah perlindungan Raja Asoka akhirnya surut pamornya di India Walaupun demikian, banyak ajaran Buddha Gautama yang diadaptasi dan dikompromikan dengan ajaran Weda oleh Sankaracarya.
Salah satunya adalah konsep tentang Tuhan. Kitab-kitab Upanisad dan kitab Vedanta mengajarkan bahwa Tuhan memiliki sifat impersonal dan sifat personal sekaligus. Artinya, Tuhan berwujud sekaligus tidak berwujud. Kalau kita telaah secara seksama, kitab Injil dan Al-Quran pun mengajarkan bahwa Tuhan memang memiliki wujud. Hanya saja, kedua kitab itu menyampaikannya secara samar-samar. Dalam Injil, misalnya, dinyatakan bahwa : “Tuhan menciptakan manusia menyerupai citra-Nya”. Jadi, kalau manusia dengan wujudnya yang sekarang adalah “pencitraan” atau gambaran Tuhan, bagaimana dengan Tuhan Sendiri? Aspek Tuhan yang ‘tidak berwujud’ dan ‘tidak bersifat’ seperti itu dalam bahasa Sanskerta disebut Brahman. Sedangkan sifat personal Tuhan, disebut Bhagavan. Agar mudah dipahami, kalau Brahman diibaratkan cahaya, maka Bhagavan adalah “sumber cahaya itu”. Pada siang hari yang cerah, kita hanya bisa melihat cahaya matahari yang menyilaukan, sedangkan bola matahari sendiri tidak tampak. Bulatan bola matahari yang besar itu tertutupi oleh cahaya yang menyilaukan. Begitu pula, Brahman adalah cahaya yang menyilaukan yang menutupi badan rohani Tuhan. Hal ini dibenarkan dalam Bhagavad-gita ( ).
Sebaliknya, Sankaracarya mengajarkan bahwa Brahman adalah aspek Tuhan yang tertinggi. Artinya, bahwa Tuhan itu ada, tapi tidak berwujud (nirvisesa), tidak bersifat (nirguna), dan tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata (sunya) . Menurut Sankaracarya sosok-sosok seperti Krishna, Wishnu, Brahma, Siwa, Durga, Ganesha, dan dewa-dewa lainnya hanyalah merupakan “perwujudan” atau manifestasi dari Tuhan yang tidak berwujud itu. Inilah bentuk kompromi antara ajaran Buddha Gautama dan ajaran Weda. Bagi Buddha Gautama, tidak ada Tuhan, tidak ada Sang Pencipta. Sebaliknya, Weda mengajarkan bahwa ada Sang Pencipta, yang memiliki wujud rohani. Tentu saja, titik temu antara kedua ajaran yang bertolak belakang itu adalah Tuhan itu ada, tapi tidak berwujud. Dengan jalan tengah itu, Sankaracarya memang berhasil menjalankan misinya. Sebuah misi yang sesungguhnya diawali oleh Buddha Gautama sendiri sebagai awatara Wishnu.
Keberhasilan Sankaracarya memang pantas dicatat, pengaruhnya masih terasa hingga sekarang ini dalam filsafat Hindu. Kalau saat ini kita mengenal konsep penyatuan atman dengan Brahman, konsep Tat Tvam Asi, dan sebagainya, semua itu adalah ajaran dari Adi Sankaracarya. Bahkan, konsep Tri Murti, yaitu bahwa Brahma, Wisnu, dan Siwa adalah manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang tidak berwujud – adalah aplikasi ajaran Sankaracarya di Indonesia. Akan tetapi, kalau ditelaah kembali, maka ajaran Sankaracarya tersebut masih belum sepenuhnya sesuai dengan ajaran Weda seperti murninya. Mengapa demikian?
Karena sebenarnya dalam kitab-kitab Weda dinyatakan bahwa Tuhan itu Esa. Tuhan yang Esa itu dibantu oleh para dewa yang diciptakan oleh Tuhan Sendiri. Ibarat sebuah pemerintahan, Tuhan adalah seorang raja atau presiden, sedangkan para dewa adalah para mentri yang memimpin departemen tertentu. Para dewa sebenarnya sama dengan malaikat dalam istilah agama Kristen dan Islam. Ada malaikat Ridwan penjaga sorga, kita mengenal dewa Indra sebagai raja sorga. Ada Dewa Yama sebagai dewa kematian, ada malaikat Isroil sebagai malaikat pencabut nyawa. Jadi dewa bukanlah Tuhan seperti yang selama ini banyak disalahpahami bahkan oleh orang Hindu sendiri. Dalam kitab Bhagavata Purana atau Srimad Bhagavatam yang dijuluki sebagai ensiklopedi ilmu ketuhanan, diuraikan secara lengkap tentang identitas Tuhan, siapa itu Brahma, Wisnu, Siwa, dan dewa-dewa lainnya.. Kitab Bhagavata Purana telah disusun oleh Rsi Vyasa, penulis Weda, jauh hari sebelum masa Sankaracarya, bahkan sebelum Sang Buddha muncul. Akan tetapi, Sankaracarya mengabaikan semua kenyataan itu. Berbeda dengan Bhagavad-gita, Sankara memang sengaja tidak membuat ulasan apapun terhadap kitab Bhagavata Purana ini.
Tentu kita masih ingat bahwa Sankaracarya atau Sankara adalah penjelmaan Dewa Siwa yang bertugas untuk melanjutkan misi Wishnu yang telah menjelma sebagai Buddha. Siwa sendiri adalah pemuja Wishnu yang paling agung. Hal ini dinyatakan dalam Bhagavata Purana 12. Yang menyatakan sebagai berikut:
Karena itulah Sankara tidak menyusun ulasan apapun terhadap kitab Bhagavata Purana yang menguraikan identitas Sri Krishna sebagai Bhagavan atau Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Sebagaimana kita ketahui, Sankara sendiri menyusun syair Bhaja Govindam yang sangat termasyur itu. Govinda adalah nama lain dari Sri Krishna.
Dalam perkembangannya, bermunculanlah acarya atau guru-guru yang mengoreksi ajaran-ajaran Sankaracarya. Diantaranya yang terkenal adalah Ramanujacarya dan Madhavacarya. Keduanya mengajarkan bhakti, yang menyatakan bahwa atman tidak pernah menyatu dengan brahman dalam arti yang sesungguhnya. Bhakti berarti pengabdian dan pelayanan kepada Tuhan dengan dilandasi oleh cinta kasih. Seorang bhakta tidak pernah mencita-citakan untuk menyatu dan menunggal dengan Tuhan. Yang menjadi keinginannya hanyalah mengabdi dan melayani Tuhan dengan cinta yang ikhlas. Cinta atau love dalam bahasa Ingeris adalah sesuatu yang melibatkan kegiatan menerima (take) sekaligus memberi (give). Jadi, love melibatkan take and give. Harus bertimbal balik, dan tidak satu arah. Kalau hanya menerima saja tanpa pernah memberi, itu namanya pemerasan, bukan cinta. Cinta atau bhakti mengisyaratkan adanya yang mencintai dan obyek yang dicintai. Dalam ajaran Weda, obyek tertinggi cinta bhakti adalah Tuhan Sendiri. Ilmu pengetahuan inilah yang disebut dengan bhakti yoga.
Banyak orang yang menganggap bahwa bhakti yoga adalah cara yang paling mudah dan remeh untuk mencapai kepada Tuhan. Karena itu banyak orang yang mengejek dan menganggap bahwa seorang bhakta adalah mereka yang kurang cerdas (kekurangan jnana) dan tidak mampu melakukan perbuatan (karma) yang lebih tinggi. Sesuai namanya, mereka menganggap bahwa Raja Yoga adalah yoga yang tertinggi. Tetapi, kalau benar bhakti adalah jalan termudah, mengapa orang tidak berbondong-bondong melakukannya? Mengapa memilih jalan yang sulit? Dalam Bhagavad-gita Sri Krishna menyatakan bahwa bhaktya mam abhijanaty. Seseorang dapat mengenal dan mencintai Tuhan hanya dengan bhakti. Dalam kenyataannya, bhakti sangat sulit dicapai. Seperti halnya kerja bhakti yang tidak memperoleh upah, bhakti yoga juga mensyaratkan agar orang tidak mengharapkan pamrih atau motif duniawi dalam menyembah Tuhan. Disinilah letak kesulitannya. Umumnya kita berdoa dan bersembahyang kepada Tuhan hanya ketika kita butuh sesuatu. Tuhan kita jadikan tempat pesan barang! Inginnya bahkan “pagi pesan sore kelar”. Serba instant! “Tuhan, berikan kami rejeki pada hari ini, berikan kami umur panjang,….jauhkan kami dari cobaan,…..lancarkanlah bisnis kami….lindungilah kami dari bahaya.” Padahal, semua itu tidak perlu disebut satu persatu, toh Tuhan Maha Tahu! Tak cukupkah hanya dengan berucap lirih “Tuhan, Kau tahu yang kumau!”
Jadi, bhakti tanpa mengharapkan pamrih kepada Tuhan adalah puncak seluruh ajaran Weda sesungguhnya. Hendaknya kita bersatu dalam hindu,dan saling menghargai satu sama lainnya,walau kita berada dalam organisasi kerohanian hindu manapun ,yang tujuannya untuk meningkatkan srada kita pada ajaran agama hindu.
Tingkatan dan situasi rohani setiap orang berbeda-beda, Weda menyajikan segalanya dalam weda,segalanya ada kita tinggal memilih apa yang terbaik yang bias kita laksanakan untuk meningkatkan srada dan keyakina kita pada hindu.
Ye yatha mam prapadyante tams tathaiva bhajamy aham
Mama vartmanuvartante manusyah partha sarvasah
Artinya:
Sejauh mana semua orang menyerahkan diri kepadaku.Aku menganugrahi mereka sesuai dengan penyerahan dirinya itu.Semua orang menempuh jalan-Ku dalam segala hal.Wahai putera prtha.
Om shanti shanti shanti om
hare om tat sat
OLEH :IDA WAISNAWA PANDITA DAMODARA PANDIT DASA
PENGETAHUAN INI DISAMPAIKAN PADA SEMINAR DAERAH LAMPUNG.
Pengetahuan rohani Weda yang sangat tinggi dan rahasia merupakan karunia yang tiada sebabnya dari Tuhan, dimana sejarah tidak bisa melupakan seorang Acarya tertinggi atau Guru suci yang mendirikan dan menyebarkan kesadaran krsna keseluruh dunia.
Sri Srimad A.C Bhaktivedanta Swami Prabhupada yang berasal dari Calcuta India.beliau di diksa oleh guru beliau srila bhaktisindantha tahun 1933,semenjak masih muda beliau mengabdikan hidup beliau untuk mengajarkan pengetahuan Weda.
Pada tahun 1966 Srila Prabhupada mendirikan ISKCON (Internationa Society for Krishna Conciousness) yang menjadi nama resmi bagi perkumpulan hare krsna. Kemudian selajutnya kesadaran krsna menyebar diseluruh dunia termasuk Indonesia .
delapan puluhan, dengan perjuangan yang cukup panjang kesadaran krsna diterima oleh pemerintah secara resmi yang dikenal dengan organisasi kerohanian hindu ISKCON-INDONESIA , organisasi ini resmi diterima oleh departemen agama, PHDI, dan syah secara hukum.Kegiatan dalam organisasi ini secara berkesinambungan dilaporkan setiap tiga bulan, kepada pemerintah.
Kegiatan dalam organisasi ISKCON-INDONESIA secara umum telah ditelah ditetapkan standar pelayanan bhakti di Asram/Pesraman, yang teratur kita laksanakan setiap hari, yaitu pemujaan Arca, pembacaan kitab suci Weda, Bhagavad gita dan Bhagavata purana,itu merupakan kegiatan intern yang dilakukan.Kegiatan Ekstern misalnya memberikan dharmavacana, tirta yatra dan pembianaan umat di daerah-daerah di seluruh Indonesia, dan kepada beberapa sisya yang berada Negara di luar negri,serta menghadiri undangan Spiritual dari organisasi kerohanian hindu yang lain.Di bali khususnya banyak juga berkembang organisasi kerohanian hindu seperti Saibaba, Sivasidhanta, Meditasi, dan banyak lagi yang lain, kita menjalin hubungan yang baik dengan mereka untuk membantu mengajarkan weda dan sama-sama membina umat agar umat hindu memiliki, sradha yang kuat pada agama nya sendiri dan mereka mengerti bagaimana kita belajar rohani untuk selanjutnya mencintai Tuhan, bukan hanya untuk kepentingan pribadi.
Kelahiran kita sebagai umat hindu sangatlah kita syukuri sebab kita mendapatkan begitu banyak warisan spiritual, salah satunya kita berbagai etika weda, tradisi-tradisi weda yang diturunkan yang diwariskan pada kita semenjak dari dalam kandungan,Dalam hal ini kita sebagai orang yang belajar spiritual khususnya dalam organisasi ISKCON-INDONESIA diajarkan senatiasa menghormati para leluhur, para dewa karena mereka adalah roh- roh yang agung yang merupakan pelayan Tuhan Agung. Para leluhur kita salah satunya maha Rsi Vyasa yang sangat berjasa menulis pengetahuan Weda ini, sehingga kita bisa pelajari sekarang,dan banyak lagi leluhur kita yang hebat dan Agung.Semua itu akan mendukung kita dalam belajar rohani, Tradisi yang sudah ada kita gunakan dan kembangkan untuk menyampaikan rasa cinta kasih kita pada Tuhan bukan untuk ditinggalkan.
Secara umum kita mungkin ketahui bahwa di bali umat hindu memuja para dewa,,dan mereka berpikir bahwa mantra-mantra itu adalah pujian untuk para dewa.Kita bisa kaji lebih jauh bahwa mantra-mantra yang selama ini menjadi warisan leluhur kita adalah pujian untuk Tuhan Sri Wisnu, misalnya saja mantra Tri Sandya,contohnya “ Om narayana evedam sarvam….. dan mantra bhargodevasya dimahi….. ,narayana adalah sri Wisnu sendiri , dalam bhagavata purana dijelaskan Bhargodevasya adalah radha dan krsna.
Tradisi lain dibali yang merupakan pemujaaan pada Tuhan, adalah umat hindu dibali menyembah pohon suci , dalam bhagavad gita Sri krsna bersabda “ diantara pohon aku adalah pohon beringin, jadi pohon beringin adalah salah satu pohon suci selain pohon tulasi yang dikenal dengan pohon selasih, yang sangat dicintai oleh Sri Krsna. Disini kita bisa lihat bahwa para leluhur kita menjalankan ajaran Weda. Umat hindu dibali juga tidak asing lagi dengan Dewa Surya, Dewa Indra, dewa bayu, dewa baruna, umat hindu sesungguhnya memang sangat beruntung,memuja kepribadian yang agung yang mana semua dewa tersebut adalah pelayan-pelayan yang Agung dari Tuhan, dan para dewa bekerja untuk memuaskan Tuhan Sri Wisnu.Dengan demikian bila kita memuaskan dan memuja Tuhan Sri Wisnu dengan demikian kita sudah memuja semua Dewa.
Dijelaskan dalam bhagavad gita B.G 8.20
yanti deva-vrata devan
pitrn yanti pitr-vratah
bhutani yanti bhutejya
yanti mad-yajino ’pi mam
“Orang yang menyembah deva akan dilahirkan diantara para deva, orang yang menyembah leluhur akan pergi ke leluhur, orang yang menyembah hantu dan roh halus akan dilahirkan ditengah-tengah makhluk-makhluk seperti itu, dan orang yang menyembah-Ku akan hidup bersama-Ku.”
Disini disampaikan pemujaan pada para dewa , pada leluhur ataupun hantu itu ada, itu tergantung dari masing-masing tingkatan seseorang, Namun bila kita sudah mengetahui Siapa Tuhan kita yang tertinggi, kita dapat memuja beliau, dan pulang kembali kepada Tuhan.
Belajar kerohanian adalah hal yang paling penting dalam hidup ini, ilmu pengetahuan yang diturunkan melalui garis perguruan parampara,adalah pengetahuan yang sangat tinggi yang mana akan membawa kita untuk mencapai moksa, yaitu kembali ke rumah kita yang kekal di dunia rohani, dan kita tidak lahir lagi menderita di dunia material ini.Organisasi kerohanian hindu ISKCON-INDONESIA adalah orgasisasi kelanjutan dari garis perguruan parampara dari Dewa Brahma, yang dikenal dengan Brahma madva gaudya Sampradaya, yang memuja Sri Wisnu sebagai yang tertinggi.
Dalam bhagavata purana dijelaskan mengenai garis perguruan yang dibenarkan pada zaman ini yang dapat mengantarkan kita kembali ke rumah Tuhan.Dalam Srimad bhagavatam Skanda 7 Ch 7 text 17:
Bhavatam api bhuyan me
Yadi sraddadhate cavah
Vaissaradi dhih sraddhatah
Stri balanam ca me yatha
Dijelaskan bahwa orang bisa mengerti tentang pengetahuan rohani, bila dia cukup beruntung bertemu dengan guru kerohanian yang bona fide atau berkualifikasi, yang berada dalam garis perguruan parampara yaitu garis perguruan yang berasal dari Dewa Brahma, Dewa Siwa,Dewi Laksmi, dan Catur Kumara. Empat sampradaya ini yang dikenal dengan Garis perguruan parampara dari pengetahuan rohani yang dikenal dengan Brahma Sampradaya, Rudra sampradaya ,Sri Sampradaya, dan Kumara sampradaya.Sampradaya Vihina ye mantras te nisphala matah.
Dalam Purana di jelaskan :
sampradaya vihina ye mantras te nisphala matah
atah kalau bhavisyanti catvarah sampradayinah
sri, brahma, rudra, sankara vaisnawah ksiti-pavanah
catvaras te kalau bhavya hy utkale purusottama“Mantra dalam sloka apapun yang diterima tidak melalui silsilah Guru Kerohanian yang sah dan suci, maka hal itu adalah sia-sia belaka, oleh karena itu, empat pribadi yang maha mulia akan muncul untuk melanjutkan kembali garis perguruan yang hampir putus tersebut, pendiri sampradaya itu adalah Sri Mahalaksmi, Brahma, Rudra, Sanaka Maharsi, itulah yang akan menyelamatkan dunia. Para Acarya yang suci akan menghadirkan mereka di kota suci Purusottama“
Pengetahuan yang tertinggi diterima dari sampradaya atau garis perguruan parampara yang tersebut diatas orang akan mendapatkan pencerahan.Jika orang tidak tidak menerima pengetahuan dari sampradaya tersebut tidak mungkin orang mengerti tentang Tuhan yang tertingggi.Apabila seseorang dapat mengerti tentang Tuhan ynag tertinggi melalui pelayanan bhakti dengan penuh keyakinan maka rasa cinta yang alami pada Tuhan akan muncul dan selanjutnya dia akan sukses dalam hidupnya, karena zaman sekarang ini kita belajar rohani untuk melindungi diri kita dari pengaruh kali yuga yang sangat besar.
Jadi inilah keistimewaan dari orang yang belajar Veda yang artinya untuk mengerti Tuhan harus berguru dengan mana kita tidak boleh berspekulasi dan menafsir berbagai ayat-ayat Veda. Sehingga kita pun harus belajar dengan seksama sepanjang hidup dari guru kerohanian.
Sekarang dari guru kerohanian yang dalam posisi bagimana, yaitu seorang guru kerohanian yang telah menginsyafi akan kedudukannya bahkan dia adalah sang jiva atau roh yang keberadaanya ada dalam garis pergurunan guru-guru kerohanian yang berawal dari Tuhan sendiri yang disebut PARAMPARA :
evam parampara-praptam
imam rajarsayo viduh
sa kaleneha mahata
yogo nastah parantapa
“Ilmu pengetahuan yang paling utama ini diterima dengan cara sedimikian rupa melalui rangkaian garis perguruan guru-guru kerohanian, dan para raja yang suci mengerti ilmu pengetahuan tersebut dengan cara seperti itu. Tetapi sesudah beberapa waktu, garis perguruan terputus; karena itu, rupanya ilmu pengetahuan yang asli itu sudah hilang” (B.G. 4.2)
Zaman Kali, setiap orang hidup dalam kecemasan dan kekhawatiran akan masalah-masalah kehidupan di dunia material yang begitu keras dan penuh dengan penderitaan, sebagaimana kenyataan yang kita hadapi sekarang. Isu yang beredar mengenai kiamat yang akan terjadi pada tahun 2012, seperti teror yang menakutkan di kalangan masyarakat. Namun hendaknya kita mengambil hikmah dari semua ini dengan lebih menyerahkan diri kepada Tuhan dan meyakini bahwa Tuhan adalah penguasa segala sesuatunya. Segala sesuatu yang terjadi adalah kuasa Beliau, kita tinggal berserah diri dan tetap berpegang pada aturan-aturan Kitab Suci yang dibenarkan. Kitab Suci Weda merupakan samudera pengetahuan yang luas yang mesti kita jadikan pegangan dalam menghadapi kehidupan ini.
Pada umumnya orang-orang tidak ingin susah dan mereka ingin mencari kebahagian dengan caranya sendiri atau dengan jalan pintas, walupun mereka sudah beragama. Pada saat yang sama merekapun tidak tahu apa itu kebahagian dan dimana kebahagian itu, kebanyakan diantara kita memandang kebahagian dalam ukuran materi, apakah mungkin berupa benda-benda tertentu, kesejahteraan dan kerukunan rumah tangga, jabatan, pangkat, pujian dan secara alami umat manusia takut kehilangan semua itu. Namun demikian semua yang terjadi di bumi ini bersifat sementara dan diluar jangkuan kekuatan manusia, walaupun kadang para ilmuwan menunjukan keahliannya tetapi semua itu hanyalah omong-kosong belaka ketika kita berbicara tentang kebahagian yang sejati dan kekal.
Bumi ini sudah diatur oleh administrasinya sendiri dan bumi ini memang berkarakter seperti yang disebutkan diatas. Manusia tidak memiliki hak sedikitpun untuk mengatur administrasi itu, karenanya kebahagian itu merupakan hayalan dan nafsu belaka. Bagi orang-orang yang cerdas pasti dia akan mencari kebahagian yang murni sejati dan kekal yang tentunya tidak berada di bumi ini, serta sanggup untuk menggunakan segala sesuatu yang dimilikinya untuk bisa meraih kebahagian itu, yang berada bersama Tuhan dan dengan kecerdasannyalah mereka bertanya kepada kitab suci Veda seperti ayat berikut.
yah sastra-vidhim utsrjya
vartate kama-karatah
na sa siddhim avapnoti
na sukham na param gatim
“Orang yang meninggalkan aturan kitab suci dan bertindak menurut kehendak sendiri tidak mencapai kesempurnaan, kebahagiaan maupun tujuan tertinggi”
(B.G. 16.23)
Banyak orang ingin mencari ketenangan dan kebahagian, namun semua itu mereka ukur dengan kesenangan badan sehingga semua bersifat tidak kekal. Kadang-kadang kesana-kesini mencari solusi dari berbagai permasalahan. Sering kali jawabannya menyalahkan leluhur atau para dewa. Ada juga yang bingung mencari siapa leluhur, wangsa atau marganya. Tentu ingat dan hormat kepada leluhur itu wajib dan baik bagi manusia. Namun seringkali sesuatu yang berlebihan sehingga melupakan hubungan yang inti dengan Tuhan bahkan tidak mengetahui Tuhan. Maka solusi yang benar adalah percayalah dengan kitab suci.
Kemudian ada orang sibuk ingin mencari keuntungan material dengan memohon kepada para dewa, kadang dengan jalan pintas. Tentu hal itu akan lebih baik jika datang kepada Tuhan yang adalah pelindung dari para dewa yang disebut dengan istilah deva-isa yaitu dewanya para dewa. Sebagaimana ayat berikut :
kasmac ca te na nameran mahatman
gariyase brahmano ‘py adi-kartre
ananta devesa jagan-nivasa
tvam aksaram sad-asat tat param yat
“O Yang Mahabesar, lebih tinggi dari pada Brahma, Anda adalah Pencipta yang asli. Karena itu, bukankah seyogyanya mereka bersujud dengan hormat kepada Anda? O Kepribadian yang tidak terhingga, Tuhan yang disembah oleh semua dewa, Pelindung alam semesta! Anda adalah sumber yang tidak dapat dikalahkan, sebab segala sebab, yang melampaui manifestasi alam material ini.”
(B.G. 11.37)
Dengan berserah diri kepada Tuhan dan teguh berpegang pada aturan Kitab Suci, Tuhan akan senantiasa bersama kita, bahkan Tuhan akan turun ke dunia ini untuk menyelamatkan kita.
Dalam Srimad Bhagavatam (27.7.38) disebutkan:
yarhi alayesu api satam na hareh kathah syuh
pasandino dvija-jana vrsala nrdevah
svaha svadha vasad iti sma giro na yatra
sasta bhavisyati kaler bhagavan yugante
“Setelah itu pada akhir Kali Yuga ketika tidak ada topik-topik tentang KeTuhanan, bahkan ditempat tinggal dari mereka yang disebut orang-orang suci dan ditempat orang-orang yang terhormat dari 3 kasta yang lebih tinggi, dan ketika kekuatan pemerintah dipindahkan ke tangan para menteri yang terpilih dari kelas sudra kelahiran rendah atau mereka yang lebih rendah darinya, dan ketika tidak ada satupun yang diketahui tentang pelaksanaan Yajna, bahkan dengan kata-kata, pada saat itu Tuhan muncul sebagai penghukum yang tertinggi”
Juga dalam Bhagavata Purana 1.3.25:
athasau yuga-sandhyayam
dasyu-prayesu rajasu
janita visnu-yasaso
namna kalkir jagat-patih
”Sesudah itu, pada masa peralihan antara dua yuga, Penguasa ciptaan akan dilahirkan sebagai penjelmaan Kalki dan menjadi putra Visnu Yasa. Pada masa itu, para penguasa bumi sudah merosot hingga menjadi perampas saja”
Ayat diatas adalah salah satu ayat sebagai bukti ditunjukan bahwa Tuhan akan muncul di akhir Kali Yuga dengan menunggang kuda putih membawa pedang yang tajam, yang akan menghukum orang-orang yang bersifat jahat, Beliau lahir di desa Sembala dari Ayah-Nya yang bernama Visnu Yasa dan Beliau bernama Kalki. Kebanyakan nanti di jaman Kali orang tidak berkeTuhanan, bahkan bagi mereka dari kalangan yang lebih tinggi secara material yang dikenal dengan nama dvija-janas (kelahiran kedua). Didalam keadaan kemerosotan di kalangan masyarakat manusia, Tuhan berinkarnasi sebagai Kalki Avatara dan membunuh semua masyarakat bermental atheis tanpa belas kasihan.
Akibat pencemaran pergaulan material selama berjuta-juta penjelamaan, hati seseorang selalu ditutupi oleh debu keduniawian. Tetapi apabila seseorang menekuni bhakti kepada Tuhan, dia tidak perlu khawatir tentang kebutuhan material dalam kehidupannya. Dia tidak perlu cemas, sebab bila ia menghilangkan kegelapan dari hatinya, segala sesuatu disediakan secara otomatis oleh Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan Yang Maha Esa dipuaskan oleh cinta-bhakti yang dilakukan oleh seorang penyembah. Inilah hakekat ajaran Bhagavad-gita. Dengan mempelajari Bhagavad-gita, seseorang dapat menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selanjutnya didalam kitab suci Veda bagian Bhagavata Purana 12.3.51 dikatakan kirtanad eva krsnasya mukta sangah param vrajet. Hanya dengan mengucapkan terus-menerus Nama Suci Tuhan seseorang akan di bebaskan dari dosa dan pulang kembali ke kerajaan Tuhan.
krte yad dhayato visnum
tretayam yajato makhaih
dvapare paricaryayam
kalau tad hari kirtanad
“Hasil apapun yang diperoleh dari meditasi kepada Sri Visnu di zaman satya, persembahan korban suci di zaman treta, melayani kaki padma Tuhan melalui pemujaan kepada arca vigraha beliau di zaman dvapara, dapat juga diperoleh pada zaman kali dengan cara mengucapkan/menyanyikan nama suci Sri Hari (Krishna)”
(Bhagavata Purana 12.3.52)
harer nama harer nama
harer nama iva kevalam
kalau nasty eva nasty eva
nasty eva gatir anyataha
“Pada zaman kali tidak ada cara lain, tidak ada cara lain, tidak ada cara lain untuk mencapai kemajuan spiritual kecuali hanya dengan mengucapkan nama suci Sri Hari, nama suci Sri Hari, nama suci Sri Hari”.
(Brhan Naradiya Purana 38.126)
Demikianlah dengan melakukan pengabdian di kaki padma Tuhan dan dengan berpegang teguh pada aturan-aturan Kitab Suci kita akan terhindar dari pralaya/kiamat.
Berikut kami kutip beberapa pesan-pesan dari Sri Sankaracarya:
gitadhyayana-silasya
pranayama-parasya ca
naiva santi hi papani
purva-janma-krtani ca
“Apabila seseorang membaca Bhagavad-gita dengan segala ketulusan hati dan sikap serius, maka atas karunia Tuhan reaksi dari dosa-dosa masa lalunya tidak akan bereaksi lagi terhadap dirinya.”
gita su-gita kartavya
kim anyaih sastra-vistaraih
ya svayam padmanabhsya
mukha-padmd vinihsrta
“Oleh karena Bhagavad-gita adalah sabda Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sri Krishna, orang tidak harus membaca kesusastraan Veda lainnya. Orang hanya perlu membaca dan mendengar Bhagavad-gita dengan penuh perhatian secara teratur. Pada zaman ini, manusia begitu sibuk dengan kegiatan duniawi sehingga tidak mungkin mereka membaca semua kesusastraan Veda. Tetapi jadikanlah sebagai suatu kewajiban bagi Kitab yang satu ini, yakni Bhagavad-gita yang adalah sabda Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sri Krishna.”
ekam sastram devaki-putra-gitam
eko devo devaki-putra eva
eko mantras tasya namani yani
karmapy ekam tasya devasya seva
“Hanya perlu ada satu kitab suci—Bhagavad-gita suci yang disabdakan oleh Sri Krishna: satu Tuhan pujaan—Sri Krishna: satu mantra—nama suci-Nya: dan satu kewajiban—bhakti kepada Tuhan Pujaan Tertinggi, Sri Krishna.”
Praktek yoga pada hakekatnya dimaksudkan untuk mengendalikan indria-indria. Unsur pusat yang mengendalikan semua indria ialah pikiran. Karena itu, pertama-tama seseorang harus berlatih untuk mengendalikan pikiran dengan cara mempergunakan pikiran dalam Kesadaran Krishna. Kegiatan kasar pikiran diucapkan melalui indria-indria lahiriah, baik indria yang memperoleh pengetahuan maupun indria yang bekerja menurut keinginan. Kegiatan halus dalam pikiran ialah berpikir, merasakan dan menginginkan. Diri seseorang dicemari atau menjadi bening menurut kesadarannya. Kalau pikiran seseorang dipusatkan pada Tuhan Sri Krishna (nama, sifat, bentuk, kegiatan, rekan-rekan dan perlengkapan Krishna), maka segala kegiatannya menguntunkan baik kegiatannya yang halus maupun yang kasar. Proses dari Bhagavad-gita unutk menyucikan kesadaran ialah proses memusatkan pikiran pada Tuhan Sri Krishna dengan cara berbicara tentang kegiatan rohani Krishna, membersihkan tempat sembahyang Tuhan Sri Krishna, pergi ke tempat sembahyang Sri Krishna, melihat bentuk rohani Sri Krishna yang sudah dihiasi dengan baik, mendengar tentang kebesaran rohani Sri Krishna, makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada Krishna, mengadakan hubungan dengan para penyembah Sri Krishna, mencium bunga dan daun Tulasi yang sudah dipersembahkan kepada Sri Krishna, melakukan kegiatan demi kepentingan Krishna, dan lain sebagainya. Tidak ada orang yang dapat menghentikan pikiran dan indria-indria, tetapi kita dapat menyucikan kegiatan pikiran dan indria-indria dengan cara merubah kesadaran. Perubahan tersebut ditunjukkan dalam Bhagavad-gita. Sri Krishna memberi pelajaran kepada Arjuna mengenai pengetahuan yoga yang memungkinkan seseorang dapat bekerja tanpa membuahkan hasil. "O putra Pritha, apabila engkau bertindak dengan pengetahuan seperti itu, engkau dapat membebaskan diri dari ikatan pekerjaan." (Bg 2.39) Kadang-kadang kepuasan indria-indria seorang manusia dibatasi oleh keadaan tertentu, misalnya penyakit dan sebagainya, tetapi ini bukan rumus untuk mengendalikan pikiran dan indria-indria. Orang-orang cerdas yang belum mengetahui dengan sebenarnya tentang proses yang memungkinkan pikiran dan indria-indria dapat dikendalikan, berusaha untuk menghentikan pikiran dan indria-indria dengan paksaan, atau mereka menyerah kepada pikiran dan indria-indria lalu diri mereka hanyut dalam gelombang-gelombang kepuasan indria-indria.
Prinsip-prinsip yang mengatur dan aturan yoga, berbagai sikap duduk dan latihan tarik nafas dilakukan dalam usaha menarik indria-indria dari obyek-obyeknya adalah cara-cara yang dimaksudkan bagi mereka yang terlalu terikat dalam pengertian hidup yang bersifat jasmani. Orang cerdas yang mantap dalam Kesadaran Krishna tidak berusaha dengan paksaan untuk menghentikan kegiatan indria-indrianya. Melainkan, orang yang sadar akan Sri Krishna mempergunakan indria-indrianya dalam bhakti kepada Sri Krishna. Tidak ada orang yang dapat memaksakan seorang anak supaya dia berhenti main-main dengan cara membiarkan anak itu tanpa kegiatan. Kenakalan seorang anak dapat dihentikan dengan cara anak itu diberi kesibukan dalam kegiatan yang lebih baik. Membatasi kegiatan indria-indria dengan paksaan melalui delapan prinsip yoga dianjurkan bagi orang yang kurang maju. Orang yang lebih maju sibuk dalam kegiatan Kesadaran Krishna yang lebih baik. Karena itu, sewajarnya orang yang lebih maju mengundurkan diri dari kegiatan yang lebih rendah dalam kehidupan duniawi.
Ilmu pengetahuan Kesadaran Krishna bersifat mutlak. Orang yang berangan-angan secara hambar berusaha untuk mengekangkan diri dari ikatan duniawi, tetapi pada umumnya ditemukan bahwa pikiran itu terlalu kuat sehingga tidak dapat dikendalikan sehingga pikiran menjebloskan mereka ke dalam kegiatan indria-indria. Orang yang sadar akan Krishna tidak mengambil resiko seperti ini. Seseorang harus menjadikan pikiran dan indria-indrianya tekun dalam kegiatan bhakti pada Sri Krishna.
Dalam Sanatana Dharma edisi-edisi sebelumnya, telah kita simak serangkaian prediksi kemunculan berbagai awatara Tuhan beserta misi yang diembannya masing-masing. Misi kemunculan Sang Buddha yang menolak kebenaran Weda dan memperkenalkan agama Buddha, juga kemunculan dan misi Adi Sankaracarya, penjelmaan Dewa Siwa. Meskipun ajaran Buddha Gautama dan ajaran Adi Sankaracarya tampaknya saling “menyalahkan” dan “mengalahkan”, tapi sebenarnya keduanya mengemban misi yang sama : mengembalikan kemurnian ajaran Weda yang telah banyak mengalami penyimpangan.
Buddha Gautama harus “berpura-pura” menolak dan menyalahkan Weda, karena orang mengatasnamakan Weda untuk membenarkan pembunuhan hewan besar-besaran dan penerapan sistem kasta yang sangat tidak manusiawi. Bertolak belakang dengan ajaran pokok Weda, Buddha Gautama mengajarkan bahwa roh itu tidak ada (anatman). Buddha Gautama juga tidak memberikan penjelasan apapun tentang keberadaan Tuhan, kebenaran tertinggi adalah kekosongan (sunyavada). Itu merupakan sebuah siasat. Dengan mengatakan tidak ada Tuhan, masyarakat pada waktu itu lalu memuja dan mengikuti Sang Buddha, yang tidak lain adalah penjelmaan Sri Wishnu sendiri.
Lalu, pemurnian ajaran Weda tahap berikutnya terjadi. Dewa Siwa menjelma menjadi Adi Sankaracarya (788 – 820 M) seorang brahmana dan ahli filsafat yang sangat hebat. Berkat kegiatan pengajaran Sankaracarya, ajaran Weda mulai berkembang kembali di India . Para penganut agama Buddha kembali beralih memeluk agama Hindu. Bahkan, agama Buddha yang tadinya berkembang pesat dibawah perlindungan Raja Asoka akhirnya surut pamornya di India Walaupun demikian, banyak ajaran Buddha Gautama yang diadaptasi dan dikompromikan dengan ajaran Weda oleh Sankaracarya.
Salah satunya adalah konsep tentang Tuhan. Kitab-kitab Upanisad dan kitab Vedanta mengajarkan bahwa Tuhan memiliki sifat impersonal dan sifat personal sekaligus. Artinya, Tuhan berwujud sekaligus tidak berwujud. Kalau kita telaah secara seksama, kitab Injil dan Al-Quran pun mengajarkan bahwa Tuhan memang memiliki wujud. Hanya saja, kedua kitab itu menyampaikannya secara samar-samar. Dalam Injil, misalnya, dinyatakan bahwa : “Tuhan menciptakan manusia menyerupai citra-Nya”. Jadi, kalau manusia dengan wujudnya yang sekarang adalah “pencitraan” atau gambaran Tuhan, bagaimana dengan Tuhan Sendiri? Aspek Tuhan yang ‘tidak berwujud’ dan ‘tidak bersifat’ seperti itu dalam bahasa Sanskerta disebut Brahman. Sedangkan sifat personal Tuhan, disebut Bhagavan. Agar mudah dipahami, kalau Brahman diibaratkan cahaya, maka Bhagavan adalah “sumber cahaya itu”. Pada siang hari yang cerah, kita hanya bisa melihat cahaya matahari yang menyilaukan, sedangkan bola matahari sendiri tidak tampak. Bulatan bola matahari yang besar itu tertutupi oleh cahaya yang menyilaukan. Begitu pula, Brahman adalah cahaya yang menyilaukan yang menutupi badan rohani Tuhan. Hal ini dibenarkan dalam Bhagavad-gita ( ).
Sebaliknya, Sankaracarya mengajarkan bahwa Brahman adalah aspek Tuhan yang tertinggi. Artinya, bahwa Tuhan itu ada, tapi tidak berwujud (nirvisesa), tidak bersifat (nirguna), dan tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata (sunya) . Menurut Sankaracarya sosok-sosok seperti Krishna, Wishnu, Brahma, Siwa, Durga, Ganesha, dan dewa-dewa lainnya hanyalah merupakan “perwujudan” atau manifestasi dari Tuhan yang tidak berwujud itu. Inilah bentuk kompromi antara ajaran Buddha Gautama dan ajaran Weda. Bagi Buddha Gautama, tidak ada Tuhan, tidak ada Sang Pencipta. Sebaliknya, Weda mengajarkan bahwa ada Sang Pencipta, yang memiliki wujud rohani. Tentu saja, titik temu antara kedua ajaran yang bertolak belakang itu adalah Tuhan itu ada, tapi tidak berwujud. Dengan jalan tengah itu, Sankaracarya memang berhasil menjalankan misinya. Sebuah misi yang sesungguhnya diawali oleh Buddha Gautama sendiri sebagai awatara Wishnu.
Keberhasilan Sankaracarya memang pantas dicatat, pengaruhnya masih terasa hingga sekarang ini dalam filsafat Hindu. Kalau saat ini kita mengenal konsep penyatuan atman dengan Brahman, konsep Tat Tvam Asi, dan sebagainya, semua itu adalah ajaran dari Adi Sankaracarya. Bahkan, konsep Tri Murti, yaitu bahwa Brahma, Wisnu, dan Siwa adalah manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang tidak berwujud – adalah aplikasi ajaran Sankaracarya di Indonesia. Akan tetapi, kalau ditelaah kembali, maka ajaran Sankaracarya tersebut masih belum sepenuhnya sesuai dengan ajaran Weda seperti murninya. Mengapa demikian?
Karena sebenarnya dalam kitab-kitab Weda dinyatakan bahwa Tuhan itu Esa. Tuhan yang Esa itu dibantu oleh para dewa yang diciptakan oleh Tuhan Sendiri. Ibarat sebuah pemerintahan, Tuhan adalah seorang raja atau presiden, sedangkan para dewa adalah para mentri yang memimpin departemen tertentu. Para dewa sebenarnya sama dengan malaikat dalam istilah agama Kristen dan Islam. Ada malaikat Ridwan penjaga sorga, kita mengenal dewa Indra sebagai raja sorga. Ada Dewa Yama sebagai dewa kematian, ada malaikat Isroil sebagai malaikat pencabut nyawa. Jadi dewa bukanlah Tuhan seperti yang selama ini banyak disalahpahami bahkan oleh orang Hindu sendiri. Dalam kitab Bhagavata Purana atau Srimad Bhagavatam yang dijuluki sebagai ensiklopedi ilmu ketuhanan, diuraikan secara lengkap tentang identitas Tuhan, siapa itu Brahma, Wisnu, Siwa, dan dewa-dewa lainnya.. Kitab Bhagavata Purana telah disusun oleh Rsi Vyasa, penulis Weda, jauh hari sebelum masa Sankaracarya, bahkan sebelum Sang Buddha muncul. Akan tetapi, Sankaracarya mengabaikan semua kenyataan itu. Berbeda dengan Bhagavad-gita, Sankara memang sengaja tidak membuat ulasan apapun terhadap kitab Bhagavata Purana ini.
Tentu kita masih ingat bahwa Sankaracarya atau Sankara adalah penjelmaan Dewa Siwa yang bertugas untuk melanjutkan misi Wishnu yang telah menjelma sebagai Buddha. Siwa sendiri adalah pemuja Wishnu yang paling agung. Hal ini dinyatakan dalam Bhagavata Purana 12. Yang menyatakan sebagai berikut:
Karena itulah Sankara tidak menyusun ulasan apapun terhadap kitab Bhagavata Purana yang menguraikan identitas Sri Krishna sebagai Bhagavan atau Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Sebagaimana kita ketahui, Sankara sendiri menyusun syair Bhaja Govindam yang sangat termasyur itu. Govinda adalah nama lain dari Sri Krishna.
Dalam perkembangannya, bermunculanlah acarya atau guru-guru yang mengoreksi ajaran-ajaran Sankaracarya. Diantaranya yang terkenal adalah Ramanujacarya dan Madhavacarya. Keduanya mengajarkan bhakti, yang menyatakan bahwa atman tidak pernah menyatu dengan brahman dalam arti yang sesungguhnya. Bhakti berarti pengabdian dan pelayanan kepada Tuhan dengan dilandasi oleh cinta kasih. Seorang bhakta tidak pernah mencita-citakan untuk menyatu dan menunggal dengan Tuhan. Yang menjadi keinginannya hanyalah mengabdi dan melayani Tuhan dengan cinta yang ikhlas. Cinta atau love dalam bahasa Ingeris adalah sesuatu yang melibatkan kegiatan menerima (take) sekaligus memberi (give). Jadi, love melibatkan take and give. Harus bertimbal balik, dan tidak satu arah. Kalau hanya menerima saja tanpa pernah memberi, itu namanya pemerasan, bukan cinta. Cinta atau bhakti mengisyaratkan adanya yang mencintai dan obyek yang dicintai. Dalam ajaran Weda, obyek tertinggi cinta bhakti adalah Tuhan Sendiri. Ilmu pengetahuan inilah yang disebut dengan bhakti yoga.
Banyak orang yang menganggap bahwa bhakti yoga adalah cara yang paling mudah dan remeh untuk mencapai kepada Tuhan. Karena itu banyak orang yang mengejek dan menganggap bahwa seorang bhakta adalah mereka yang kurang cerdas (kekurangan jnana) dan tidak mampu melakukan perbuatan (karma) yang lebih tinggi. Sesuai namanya, mereka menganggap bahwa Raja Yoga adalah yoga yang tertinggi. Tetapi, kalau benar bhakti adalah jalan termudah, mengapa orang tidak berbondong-bondong melakukannya? Mengapa memilih jalan yang sulit? Dalam Bhagavad-gita Sri Krishna menyatakan bahwa bhaktya mam abhijanaty. Seseorang dapat mengenal dan mencintai Tuhan hanya dengan bhakti. Dalam kenyataannya, bhakti sangat sulit dicapai. Seperti halnya kerja bhakti yang tidak memperoleh upah, bhakti yoga juga mensyaratkan agar orang tidak mengharapkan pamrih atau motif duniawi dalam menyembah Tuhan. Disinilah letak kesulitannya. Umumnya kita berdoa dan bersembahyang kepada Tuhan hanya ketika kita butuh sesuatu. Tuhan kita jadikan tempat pesan barang! Inginnya bahkan “pagi pesan sore kelar”. Serba instant! “Tuhan, berikan kami rejeki pada hari ini, berikan kami umur panjang,….jauhkan kami dari cobaan,…..lancarkanlah bisnis kami….lindungilah kami dari bahaya.” Padahal, semua itu tidak perlu disebut satu persatu, toh Tuhan Maha Tahu! Tak cukupkah hanya dengan berucap lirih “Tuhan, Kau tahu yang kumau!”
Jadi, bhakti tanpa mengharapkan pamrih kepada Tuhan adalah puncak seluruh ajaran Weda sesungguhnya. Hendaknya kita bersatu dalam hindu,dan saling menghargai satu sama lainnya,walau kita berada dalam organisasi kerohanian hindu manapun ,yang tujuannya untuk meningkatkan srada kita pada ajaran agama hindu.
Tingkatan dan situasi rohani setiap orang berbeda-beda, Weda menyajikan segalanya dalam weda,segalanya ada kita tinggal memilih apa yang terbaik yang bias kita laksanakan untuk meningkatkan srada dan keyakina kita pada hindu.
Ye yatha mam prapadyante tams tathaiva bhajamy aham
Mama vartmanuvartante manusyah partha sarvasah
Artinya:
Sejauh mana semua orang menyerahkan diri kepadaku.Aku menganugrahi mereka sesuai dengan penyerahan dirinya itu.Semua orang menempuh jalan-Ku dalam segala hal.Wahai putera prtha.
Om shanti shanti shanti om
hare om tat sat
Kamis, 26 November 2009
KESADARAN ATMA
KESADARAN ATMA
Mata pelajaran yang paling baik adalah ilmu pengetahuan rohani .Adhyatma vidya vidam,Tuhan Sri Krishna bersabda, diantara segala jenis pengetahuan Aku adalah pengetahuan rohani(tentang sang diri dan Tuhan) (Bg 1.32) Ilmu kerohanian memungkinkan seseorang bmenyerahkan diri kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa .penyerahan diri kepada –Nya adalah tujuan dan kesempurnaan hidup ,puncak segala praktek rohani yang benar-benar syah.
Dalam bhagavad gita hubungan antara sang atma dan paramatma atau antara sang mahkluk hidup dengan Tuhan, dijelaskan sebagai berikut Prakrtim viddhi me param jiva bhutam mahabaho,disamping tenagaku yang lebih rendah ini,ada lagi tenagaku yang lebih tinggi (para prakrti) yaitu para makhluk hidup. O’ Arjuna(B.g 7.5) “Aku bersemayam dalam hati setiap mahluk hidup dan dari Ku datang ingatan dan ke-alpaan bagi mereka semua(B.g 15.15)
Iswarah sarwa bhutanam Hrd dese’rjuna tistati brahmayam sarwa bhutani,Tuhan ada di dalam hati setiap mahluk hidup dan mengarahkan pengembaraan mereka di alam fana ini (B.g 18.61)
Ayat – ayat tersebut selama ini menunjukan bahwa sang mahluk hidup berada dibawah pengendalian TYME .Dengan kata lain sang mahluk hidup adalah pihak yang dikendalikan dan tuhan adalah pihak yang mengedalikan.Atau sang mahluk hidup adalah pihak yang dinikmati/melayani,sedangkan Tuhan adalah pihak yang menikmati/dilayani.
Demikianlah kedudukan sang mahluk hidup yang sebenarmya dalam hubungan dengan cinta kasih timbal balik dengan Tuhan.Analoginya adalah seperti hubungan suami istri.Sang istri adalah pihak yang dikendalikan/ melayani,sedangkan suami adalah pihak yang mengendalikan atau yang dilayani.meskipun ada kedudukan yang lebih rendah dan lebih tinggi tetapi istri maupun suami sama-sama merasakan kebahagiaan yang yang sama.Karena itu weda lebih lanjut,dasa bhuto harer eva nanyasvaiva kadacana,dalam keadaan bagaimanapun(baik ketika terbelenggu dalam kehidupan material di alam fana ataupun setelah mencapai pembebasan dan kembali kedunia rohani).sang mahluk hidup tetap berkedudukan sebagai pelayan kepribadian Tuhan Yang Maha Esa ,Hari.
Orang materialistik yang buta rohani dan sibuk dalam kegiatan pemuasan indria,yang tidak menyadari kenyataan bahwa mereka telah lahir berulang-ulang.Dalam setiap penjelmaannya,mereka mengulangi lagi kegiatan pemuasan indria yang telah dilakukan dalam penjelmaan sebelumnya.
Karena itu dikatakan “punah punas carvita carvananam, mereka berulang-ulang mengunyah apa yang telah dikunyah sebelumnya.
Seorang rohaniawan sadar pada hakekat hidup , tidak tertarik lagi pada pola hidup materialistic memuaskan indria dan badan jasmani
Menjadi sadar kepada Kepribadian Tuhan YME Hari dan berlindung pada kaki padmanya tidak dapat dilakukan dengan menjadi sarjana duniawi yang hebat, seseorang tidak dapat menginsyafi siapa dirinya dan siapa Tuhan dengan menjadi sarjana yang hebat dengan menyajikan teori2 ilmiah.(mundaka upanisad 3.2.3)
Selama seseorang masih dipenuhi dengan keinginan pamerih untuk kesenangan duniawi,penyerahan diri kepada Tuhan Sri Hari tidak akan terjadi.
Kesempurnaan hidup adalah hidup rohani yang bebas dari segala kesengsaraan material seperti kecemasan,kekawatiran ,rasa takut, penyakit, umur usia tua, kelahiran, kematian .Ajaran ini mengajarkan bagaimana seseorang keluar dari siklus samsara(kelahiran, kematian usia tua dan penyakit.)
Kemalangan dan kemujuran hidup tidak dapat dihindari ataupun dicari, dengan sekuat tenaga.Untung rugi,suka dan duka,kesulitan dan kemudahan dan berbagai macam kualitas hidup lainnya,menimpa kita masing-masing sesuai denga reaksi karma dari penjelmaan –penjemaan sebelumnya.Dalam bhagavad gita dijelaskan kenikmatan yang diperoleh dari pemuasan indriya,kenikmatan tersebut dengan sendirinya akan diperoleh,seperti halnya kedudukan yang menimpa pada saat nya meskipun seseorang tidak mengharapkannya.
Sesungguhnya kehidupan material didunia fana ini adalah mimpi yang panjang.Selama bermimpi kita sibuk dengan berbagai macam kegiatan khayal dan lupa bahwa kita diam tidur terlentang diatas tempat tidur.Begitu pula,karena dikhayalkan /dibingungkan oleh Triguna kita lupa pada identitas asli kita sebagai jivatma dan lupa dengan kegiatan kita yang sesunggguhnya di dunia rohani. Karena itu WEDA berseru pada kita ,” wahai manusi a bangunlah dari tidur panjangmu yang nyenyak,sadarlah pada kenyataan tentang dirimu yang rohani.( katha Upanisad 1.3.14).
Van arthadam
Pengetahuan yang tertinggi adalah bhakti(cinta kasih) kepada Tuhan,sebab seseorang mengerti /menginsafi/mengenal dan mencapai kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sri Krsna,apabila ia mencintai beliau.
Dengan lembaga catur asrama yang dimulai dari hidup Brahmacari sesunggguhnya dimaksudkan agar seseorang mempersiapkan diri sejak kecil untuk menekuni pengetahuan rohani weda.”Kaumara acaret prajno dharman bhagavatam iha durlabam manusam janma tad apy adhru” demikian dijelaskan dalam Srimadbhagavatam 7.6.1
Lidah kemaluan adalah indria – indri yang paling sulit dikendalikan.Bila seorang Grhastha tidak mampu mengendalikan kedua indria ini, maka Grhananda kupam,rumah tangga yang dibina menjadi lobang sumur yang gelap kedalam mana ia jatuh.Dorongan kemaluan (SEX) adalah penyebab utama seseorang pemuda masuk kedalam sumur yang gelap ini apabila ia menjadi Grhamedhi,kepala keluarga yang hanya sibuk memuaskan indrianya badan jasmani atau mengejar kesenangan material. Weda menyatakan: Maitunya` agara,kehidupan material tidak lain dari pada belenggu sex. Karena itu, sang grhamedhi yang dibelenggu kuat oleh kenikmatan sex akan teperangkap dalam lingkaran samsara : kelahiran,umur tua, penyakit dan kematian.
Pertanyaan timbul,meskipun seseorang tiada henti menderita berbagai jenis kesengsaraan,tetapi mengapa ia tidak tertarik meniti pola hidup spiritual yang member jaminan pasti bebas dari kesengsaraan? Jawabannya adalah karena dia di cengkram kuat /dikhayalan/dibingungkan oleh sifat-sifat alam material (triguna). Dan menjadi sibuk dalam beraneka macam kegiatan pamerih dan menjadi terikat (pada kegiatannya itu) B.g 3.29
Setiap orang sadar bahwa menipu adalah dosa, tetapi kenapa ia terus melakukanya demi mendaptkan uang? Pertanyaan serupa juga diajukan oleh Arjuna kepada Sri Krsna” O keturunan Vrsni,mengapa seseorang terdorong melakukan perbuatan yang berdosa,meskipun tahu itu terlarang,seolah-olah ia melakukan secara terpaksa(B.g 3.36) Sri Krsna menjawab “Kama esa kroda esa rajo guna samudhavah” hal tersebut disebahkan karena nafsu,”O arjuna yang timbul dari sifat alam rajas yang selanjutnya berubah jadi kemarahan (bila yang di-inginkan tidak diperoleh)(Bg.3.37).
Diliputi oleh avidya berarti dicengkram kuat oleh triguna, uang menyebab kan seseorang selalu dalam khayalan dan ketidak- tahuan. Ramamanoh gunesya asya mamaham iti manyate.
Mata pelajaran yang paling baik adalah ilmu pengetahuan rohani .Adhyatma vidya vidam,Tuhan Sri Krishna bersabda, diantara segala jenis pengetahuan Aku adalah pengetahuan rohani(tentang sang diri dan Tuhan) (Bg 1.32) Ilmu kerohanian memungkinkan seseorang bmenyerahkan diri kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa .penyerahan diri kepada –Nya adalah tujuan dan kesempurnaan hidup ,puncak segala praktek rohani yang benar-benar syah.
Dalam bhagavad gita hubungan antara sang atma dan paramatma atau antara sang mahkluk hidup dengan Tuhan, dijelaskan sebagai berikut Prakrtim viddhi me param jiva bhutam mahabaho,disamping tenagaku yang lebih rendah ini,ada lagi tenagaku yang lebih tinggi (para prakrti) yaitu para makhluk hidup. O’ Arjuna(B.g 7.5) “Aku bersemayam dalam hati setiap mahluk hidup dan dari Ku datang ingatan dan ke-alpaan bagi mereka semua(B.g 15.15)
Iswarah sarwa bhutanam Hrd dese’rjuna tistati brahmayam sarwa bhutani,Tuhan ada di dalam hati setiap mahluk hidup dan mengarahkan pengembaraan mereka di alam fana ini (B.g 18.61)
Ayat – ayat tersebut selama ini menunjukan bahwa sang mahluk hidup berada dibawah pengendalian TYME .Dengan kata lain sang mahluk hidup adalah pihak yang dikendalikan dan tuhan adalah pihak yang mengedalikan.Atau sang mahluk hidup adalah pihak yang dinikmati/melayani,sedangkan Tuhan adalah pihak yang menikmati/dilayani.
Demikianlah kedudukan sang mahluk hidup yang sebenarmya dalam hubungan dengan cinta kasih timbal balik dengan Tuhan.Analoginya adalah seperti hubungan suami istri.Sang istri adalah pihak yang dikendalikan/ melayani,sedangkan suami adalah pihak yang mengendalikan atau yang dilayani.meskipun ada kedudukan yang lebih rendah dan lebih tinggi tetapi istri maupun suami sama-sama merasakan kebahagiaan yang yang sama.Karena itu weda lebih lanjut,dasa bhuto harer eva nanyasvaiva kadacana,dalam keadaan bagaimanapun(baik ketika terbelenggu dalam kehidupan material di alam fana ataupun setelah mencapai pembebasan dan kembali kedunia rohani).sang mahluk hidup tetap berkedudukan sebagai pelayan kepribadian Tuhan Yang Maha Esa ,Hari.
Orang materialistik yang buta rohani dan sibuk dalam kegiatan pemuasan indria,yang tidak menyadari kenyataan bahwa mereka telah lahir berulang-ulang.Dalam setiap penjelmaannya,mereka mengulangi lagi kegiatan pemuasan indria yang telah dilakukan dalam penjelmaan sebelumnya.
Karena itu dikatakan “punah punas carvita carvananam, mereka berulang-ulang mengunyah apa yang telah dikunyah sebelumnya.
Seorang rohaniawan sadar pada hakekat hidup , tidak tertarik lagi pada pola hidup materialistic memuaskan indria dan badan jasmani
Menjadi sadar kepada Kepribadian Tuhan YME Hari dan berlindung pada kaki padmanya tidak dapat dilakukan dengan menjadi sarjana duniawi yang hebat, seseorang tidak dapat menginsyafi siapa dirinya dan siapa Tuhan dengan menjadi sarjana yang hebat dengan menyajikan teori2 ilmiah.(mundaka upanisad 3.2.3)
Selama seseorang masih dipenuhi dengan keinginan pamerih untuk kesenangan duniawi,penyerahan diri kepada Tuhan Sri Hari tidak akan terjadi.
Kesempurnaan hidup adalah hidup rohani yang bebas dari segala kesengsaraan material seperti kecemasan,kekawatiran ,rasa takut, penyakit, umur usia tua, kelahiran, kematian .Ajaran ini mengajarkan bagaimana seseorang keluar dari siklus samsara(kelahiran, kematian usia tua dan penyakit.)
Kemalangan dan kemujuran hidup tidak dapat dihindari ataupun dicari, dengan sekuat tenaga.Untung rugi,suka dan duka,kesulitan dan kemudahan dan berbagai macam kualitas hidup lainnya,menimpa kita masing-masing sesuai denga reaksi karma dari penjelmaan –penjemaan sebelumnya.Dalam bhagavad gita dijelaskan kenikmatan yang diperoleh dari pemuasan indriya,kenikmatan tersebut dengan sendirinya akan diperoleh,seperti halnya kedudukan yang menimpa pada saat nya meskipun seseorang tidak mengharapkannya.
Sesungguhnya kehidupan material didunia fana ini adalah mimpi yang panjang.Selama bermimpi kita sibuk dengan berbagai macam kegiatan khayal dan lupa bahwa kita diam tidur terlentang diatas tempat tidur.Begitu pula,karena dikhayalkan /dibingungkan oleh Triguna kita lupa pada identitas asli kita sebagai jivatma dan lupa dengan kegiatan kita yang sesunggguhnya di dunia rohani. Karena itu WEDA berseru pada kita ,” wahai manusi a bangunlah dari tidur panjangmu yang nyenyak,sadarlah pada kenyataan tentang dirimu yang rohani.( katha Upanisad 1.3.14).
Van arthadam
Pengetahuan yang tertinggi adalah bhakti(cinta kasih) kepada Tuhan,sebab seseorang mengerti /menginsafi/mengenal dan mencapai kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sri Krsna,apabila ia mencintai beliau.
Dengan lembaga catur asrama yang dimulai dari hidup Brahmacari sesunggguhnya dimaksudkan agar seseorang mempersiapkan diri sejak kecil untuk menekuni pengetahuan rohani weda.”Kaumara acaret prajno dharman bhagavatam iha durlabam manusam janma tad apy adhru” demikian dijelaskan dalam Srimadbhagavatam 7.6.1
Lidah kemaluan adalah indria – indri yang paling sulit dikendalikan.Bila seorang Grhastha tidak mampu mengendalikan kedua indria ini, maka Grhananda kupam,rumah tangga yang dibina menjadi lobang sumur yang gelap kedalam mana ia jatuh.Dorongan kemaluan (SEX) adalah penyebab utama seseorang pemuda masuk kedalam sumur yang gelap ini apabila ia menjadi Grhamedhi,kepala keluarga yang hanya sibuk memuaskan indrianya badan jasmani atau mengejar kesenangan material. Weda menyatakan: Maitunya` agara,kehidupan material tidak lain dari pada belenggu sex. Karena itu, sang grhamedhi yang dibelenggu kuat oleh kenikmatan sex akan teperangkap dalam lingkaran samsara : kelahiran,umur tua, penyakit dan kematian.
Pertanyaan timbul,meskipun seseorang tiada henti menderita berbagai jenis kesengsaraan,tetapi mengapa ia tidak tertarik meniti pola hidup spiritual yang member jaminan pasti bebas dari kesengsaraan? Jawabannya adalah karena dia di cengkram kuat /dikhayalan/dibingungkan oleh sifat-sifat alam material (triguna). Dan menjadi sibuk dalam beraneka macam kegiatan pamerih dan menjadi terikat (pada kegiatannya itu) B.g 3.29
Setiap orang sadar bahwa menipu adalah dosa, tetapi kenapa ia terus melakukanya demi mendaptkan uang? Pertanyaan serupa juga diajukan oleh Arjuna kepada Sri Krsna” O keturunan Vrsni,mengapa seseorang terdorong melakukan perbuatan yang berdosa,meskipun tahu itu terlarang,seolah-olah ia melakukan secara terpaksa(B.g 3.36) Sri Krsna menjawab “Kama esa kroda esa rajo guna samudhavah” hal tersebut disebahkan karena nafsu,”O arjuna yang timbul dari sifat alam rajas yang selanjutnya berubah jadi kemarahan (bila yang di-inginkan tidak diperoleh)(Bg.3.37).
Diliputi oleh avidya berarti dicengkram kuat oleh triguna, uang menyebab kan seseorang selalu dalam khayalan dan ketidak- tahuan. Ramamanoh gunesya asya mamaham iti manyate.
keterikatan
Srimad Bhagavatam Skanda 7 Bab 6 Ayat 11-13
(keterikatan)
katham priyaya anukampitayah
sangam rahasyam rucirams ca mantran
suhrtsu tat-sneha-sitah sisunam
kalaksaranam anurakta-cittah
putran smarams ta duhitrr hrdayya
bhratrn svasrr va pitarau ca dinau
grhan manojnoru-paricchadams ca
vrttis ca kulyah pasu-bhrtya-vargan
tyajeta kosas-krd ivehamanah
karmani lobhad avitrpta-kamah
aupasthya-jaihvam bahu-manyamanah
katham virajyeta duranta-mohah
“Bagamana mungkin seseorang yang penuh kasing sayang dengan keluarganya, yang di dalam hatinya selalu dipenuhi oleh bayangan-banyangan mereka, akan meninggalkan pergaulan dengan mereka? Khususnya, seorang istri yang selalu sangat baik dan simpati serta selalu menyenangkan suaminya di sebuah tempat yang sunyi. Siapa yang dapat meninggalkan pergaulan dengan seorang istri yang penuh kasih sayang seperti itu?. Anak kecil yang berbicara dengan suara yang terpatah-patah, sangat menyenangkan untuk didengar dan ayah mereka yang penuh kasih sayang yang selalu memikirkan kata-kata mereka yang manis. Bagaimana dia bisa meninggalkan pergaulan dengan mereka? Orang tua, anak perempuan dan anak laki-laki juga sangat disayanginya. Anak perempuan khususnya sangat disayangi oleh ayahnya, dan sementara tinggal di rumah suaminya, dia selalu ada dalam pikirannya. Siapa yang bisa meninggalkan pergaulan seperti itu? Disamping semua ini, dalam urusan berumah tangga ada banyak hiasan-hiasan dalam perabotan rumah tangga, dan ada juga binatang peliharaan dan para pelayan. Siapa yang bisa meninggalkan keadaan yang menyenangkan seperti itu? Ikatan kehidupan berumah tangga diandaikan seperti seekor ulat sutra, yang mana membalut sebuah kepompong di dalamnya yang mana membuatnya terpenjara, tidak bisa keluar. Hanya untuk memuaskan dua buah indera yang penting, kemaluan dan lidah, seseorang diikat dalam kehidupan material. Bagaimana seseorang bisa mencari jalan keluar?
Penjelasan
Dalam urusan kehidupan berumah tangga, keterikatan yang pertama adalah dengan istri yang cantik dan menyenangkan, yang semakin menambah keterikatan dalam kehidupan berumah tangga. Seseorang menikmati istrinya dengan 2 organ indera yang menonjol yakni lidah dan kemaluan. Seorang istri berbicara dengan sangat manis. Ini tentu saja sebuah keterikatan. Kemudian dia akan mempersiapkan makanan yang lezat untuk memuaskan lidahnya, dan ketika lidahnya dipuaskan seseorang memperoleh kekuatan untuk organ inderanya yang lain, khususnya kemaluan. Demikianlah sang istri memberikan kesenangan dalam hubungan seksual. Kehidupan berumah tangga maksudnya adalah kehidupan seksual (yan maithunadi-grhamedhi-sukham hi tuccham). Ini didorong oleh lidah. Kemudian lahirlah anak-anak. Seorang bayi memberikan kesenangan dengan suaranya yang terpatah-patah, dan ketika anak laki-laki dan anak perempuannya tumbuh dewasa dan menjadi terlibat dengan pendidikan dan pernikahan. Kemudian ada ayah dan ibu yang harus diperhatikan, dan seseorang juga menjadi terkait dalam lingkungan sosial dan dengan menyenangkan saudara laki-laki dan perempuannya. Seseorang menjadi terlibat dalam urusan berumah tangga, sehingga meninggalkan semua hal itu hampir tidak mungkin. Demikianlah kehidupan rumah tangga menjadi grham andha-kupam, sebuah sumur gelap yang sangat dalam yang mana seseorang laki-laki jatuh ke dalamnya. Bagi laki-laki yang ingin keluar dari sumur itu, luar biasa sulitnya tanpa ditolong oleh seseorang yang kuat, seorang guru kerohanian, yang akan membantu orang yang jatuh ini dengan tali yang kuat yaitu perintah-perintah guru kerohanian. Orang yang jatuh ini seharusnya mengambil manfaat dari tali ini, kemudian guru kerohanian, atau Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Krishna akan mengangkatnya keluar dari sumur yang gelap.
Srimad Bhagavatam Skanda 7 Bab 6 Ayat 14
kutumba-posaya viyan nijayur
na budhyate rtham vihatam pramattah
sarvatra tapa-traya-duhkhitatma
nirvidyate na sva-kutumba-ramah
“Seseorang yang begitu terikat tidak bisa mengerti bahwa dia telah menghabiskan waktu kehidupannya yang berharga untuk memelihara keluarganya. Dia juga gagal untuk mengerti tujuan dari kehidupan manusia, yaitu sebuah kehidupan yang sesuai untuk menginsafi Kebenaran Mutlak, yang tidak terasa telah terbuang percuma.
Akan tetapi, dia dengan sangat pintar dan penuh perhatiaan untuk melihat tidak satu uang logam yang hilang karena kesalahan dalam pengurusannnya. Demikianlah meskipun seseorang yang terikat dalam keadaan material selalu menderita karena kesengsaraan yang berlipat-lipat, dia tetap tidak mengembangkan rasa kebencian untuk jalan kehidupan yang material.”
Seseorang yang bodoh tidak pernah mengerti nilai dari kehidupan manusia, dia juga tidak mengerti bagaimana dia menghabiskan waktunya hanya untuk memelihara anggota keluarganya. Dia sangat ahli menghitung hilangnya pounds, shilling dan pence, tetapi dia begitu bodoh bahwa dia tidak mengetahui berapa banyak uangnya telah hilang, bahkan menurut pertimbangan material. Canakya Pandita memberikan contoh bahwa waktu dalam kehidupan tidak bisa dibeli dengan menukarnya dengan jutaan dolar. Seorang yang begitu bodoh, bagaimapun juga, menghabiskan waktunya yang berharga seperti itu tanpa mengetahui bagaimana dia telah banyak kehilangan bahkan menurut perhitungan moneter. Walaupun seorang yang material ahli dalam menghitung harga dan berbisnis, dia tidak menyadari kalau dia telah salah menggunakan nilai kehidupannya untuk memperoleh pengetahuan. Bahkan walaupun orang yang materialistik seperti itu selalu mengalami
(keterikatan)
katham priyaya anukampitayah
sangam rahasyam rucirams ca mantran
suhrtsu tat-sneha-sitah sisunam
kalaksaranam anurakta-cittah
putran smarams ta duhitrr hrdayya
bhratrn svasrr va pitarau ca dinau
grhan manojnoru-paricchadams ca
vrttis ca kulyah pasu-bhrtya-vargan
tyajeta kosas-krd ivehamanah
karmani lobhad avitrpta-kamah
aupasthya-jaihvam bahu-manyamanah
katham virajyeta duranta-mohah
“Bagamana mungkin seseorang yang penuh kasing sayang dengan keluarganya, yang di dalam hatinya selalu dipenuhi oleh bayangan-banyangan mereka, akan meninggalkan pergaulan dengan mereka? Khususnya, seorang istri yang selalu sangat baik dan simpati serta selalu menyenangkan suaminya di sebuah tempat yang sunyi. Siapa yang dapat meninggalkan pergaulan dengan seorang istri yang penuh kasih sayang seperti itu?. Anak kecil yang berbicara dengan suara yang terpatah-patah, sangat menyenangkan untuk didengar dan ayah mereka yang penuh kasih sayang yang selalu memikirkan kata-kata mereka yang manis. Bagaimana dia bisa meninggalkan pergaulan dengan mereka? Orang tua, anak perempuan dan anak laki-laki juga sangat disayanginya. Anak perempuan khususnya sangat disayangi oleh ayahnya, dan sementara tinggal di rumah suaminya, dia selalu ada dalam pikirannya. Siapa yang bisa meninggalkan pergaulan seperti itu? Disamping semua ini, dalam urusan berumah tangga ada banyak hiasan-hiasan dalam perabotan rumah tangga, dan ada juga binatang peliharaan dan para pelayan. Siapa yang bisa meninggalkan keadaan yang menyenangkan seperti itu? Ikatan kehidupan berumah tangga diandaikan seperti seekor ulat sutra, yang mana membalut sebuah kepompong di dalamnya yang mana membuatnya terpenjara, tidak bisa keluar. Hanya untuk memuaskan dua buah indera yang penting, kemaluan dan lidah, seseorang diikat dalam kehidupan material. Bagaimana seseorang bisa mencari jalan keluar?
Penjelasan
Dalam urusan kehidupan berumah tangga, keterikatan yang pertama adalah dengan istri yang cantik dan menyenangkan, yang semakin menambah keterikatan dalam kehidupan berumah tangga. Seseorang menikmati istrinya dengan 2 organ indera yang menonjol yakni lidah dan kemaluan. Seorang istri berbicara dengan sangat manis. Ini tentu saja sebuah keterikatan. Kemudian dia akan mempersiapkan makanan yang lezat untuk memuaskan lidahnya, dan ketika lidahnya dipuaskan seseorang memperoleh kekuatan untuk organ inderanya yang lain, khususnya kemaluan. Demikianlah sang istri memberikan kesenangan dalam hubungan seksual. Kehidupan berumah tangga maksudnya adalah kehidupan seksual (yan maithunadi-grhamedhi-sukham hi tuccham). Ini didorong oleh lidah. Kemudian lahirlah anak-anak. Seorang bayi memberikan kesenangan dengan suaranya yang terpatah-patah, dan ketika anak laki-laki dan anak perempuannya tumbuh dewasa dan menjadi terlibat dengan pendidikan dan pernikahan. Kemudian ada ayah dan ibu yang harus diperhatikan, dan seseorang juga menjadi terkait dalam lingkungan sosial dan dengan menyenangkan saudara laki-laki dan perempuannya. Seseorang menjadi terlibat dalam urusan berumah tangga, sehingga meninggalkan semua hal itu hampir tidak mungkin. Demikianlah kehidupan rumah tangga menjadi grham andha-kupam, sebuah sumur gelap yang sangat dalam yang mana seseorang laki-laki jatuh ke dalamnya. Bagi laki-laki yang ingin keluar dari sumur itu, luar biasa sulitnya tanpa ditolong oleh seseorang yang kuat, seorang guru kerohanian, yang akan membantu orang yang jatuh ini dengan tali yang kuat yaitu perintah-perintah guru kerohanian. Orang yang jatuh ini seharusnya mengambil manfaat dari tali ini, kemudian guru kerohanian, atau Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Krishna akan mengangkatnya keluar dari sumur yang gelap.
Srimad Bhagavatam Skanda 7 Bab 6 Ayat 14
kutumba-posaya viyan nijayur
na budhyate rtham vihatam pramattah
sarvatra tapa-traya-duhkhitatma
nirvidyate na sva-kutumba-ramah
“Seseorang yang begitu terikat tidak bisa mengerti bahwa dia telah menghabiskan waktu kehidupannya yang berharga untuk memelihara keluarganya. Dia juga gagal untuk mengerti tujuan dari kehidupan manusia, yaitu sebuah kehidupan yang sesuai untuk menginsafi Kebenaran Mutlak, yang tidak terasa telah terbuang percuma.
Akan tetapi, dia dengan sangat pintar dan penuh perhatiaan untuk melihat tidak satu uang logam yang hilang karena kesalahan dalam pengurusannnya. Demikianlah meskipun seseorang yang terikat dalam keadaan material selalu menderita karena kesengsaraan yang berlipat-lipat, dia tetap tidak mengembangkan rasa kebencian untuk jalan kehidupan yang material.”
Seseorang yang bodoh tidak pernah mengerti nilai dari kehidupan manusia, dia juga tidak mengerti bagaimana dia menghabiskan waktunya hanya untuk memelihara anggota keluarganya. Dia sangat ahli menghitung hilangnya pounds, shilling dan pence, tetapi dia begitu bodoh bahwa dia tidak mengetahui berapa banyak uangnya telah hilang, bahkan menurut pertimbangan material. Canakya Pandita memberikan contoh bahwa waktu dalam kehidupan tidak bisa dibeli dengan menukarnya dengan jutaan dolar. Seorang yang begitu bodoh, bagaimapun juga, menghabiskan waktunya yang berharga seperti itu tanpa mengetahui bagaimana dia telah banyak kehilangan bahkan menurut perhitungan moneter. Walaupun seorang yang material ahli dalam menghitung harga dan berbisnis, dia tidak menyadari kalau dia telah salah menggunakan nilai kehidupannya untuk memperoleh pengetahuan. Bahkan walaupun orang yang materialistik seperti itu selalu mengalami
Selasa, 10 November 2009
ajaran keinsafan diri
Dalam melaksanakan tugas yang dibebankan oleh kepribadian Tuhan Yang Maha Esa,Sri Wisnu yaitu tugas beliau menyelenggarakan urusan-urusan material dunia fana sehingga segala mahkluk hidup sejahtera, para dewa bergantung dari pada pelaksanaan yajna dimasyarakat manusia.B.G 3.11 Devan Bhavayatanenyah te deva bhavayantu vah parasparam bhavayantah sreyah param avapsyataa, para dewa , karena diberikan persembahan yadya mahkluk hidup sejahtera(b.g 3.11)Istan bhoga hi vo deva dasyante yadnya bhavitah,dalam tugasnya menyediakan beraneka ragam kebutuhan hidup para dewa para dewa puas karena adanya persembahan yadnya ,memenuhi kebutuhan hidup manusia.(B.g 3.12)
Peradaban Weda Dalam Prakteknya ditopang oleh dua pilar,yaitu kaum brahmana dan sapi.Brahmana adalah orang yang ahli dalam kesusastraan Weda dan pelaksanaan yadnya,sedangkan sapi adalah binatang suci yang mennghasilkan bahan-bahan persembahan yadnya, seperti susu,susu asam,minyak samin,air kencing dan kotoran sapi adalah unsure -unsur panca gavya,lima bahan dalam pelaksanaan yadnya.Karena itu,apabila tidak ada brahmana dan sapi,maka tidak ada peradaban weda.
Menurut astronomi weda , 1 hari Dewa adalah 360 hari manusia,atau 1 hari Swargaloka : 360 hari,bhur loka bagian jambhu dvipa .karena itu 100 x 360x1 tahun= 36.000 tahun manusia.Dewa Brahma hidup selama 100 tahun.Dalam Bhagavad gita 8.17 dikatakan sebagai berikut:” Saharsa yuga paryantam ahar yad brahmano… menurut perhitungan waktu manusia,100 x catur yuga adalah sama dengan satu hari brahma .Satu malamnnya sepanjang itu juga.
Ada empat yuga adalah satya yuga+ 1.728.000 tahun,treta yuga = a1.296.000 tahun,Dvapara yuga = 864.000 tahun dan Zaman kali yuga 432.000 tahun.Keseluruhan nya berjumlah 4.320.000 tahun bhumi..Jadi masa hidup (usia) brahma sang pencipta dunia material adalah 100x2x1000x4.320.000x1tahun=311 triliun 40 juta tahun bumi.Karena itu,dalam pandangan hidup manusia,brahma seolah-olah hidup kekal.
Srimad Bhagavatam (skanda 12,text 2:31-34)menjelaskan tentang Ketika Saptarishi Mandalam melewati bintang Magha.,kali Yuga di mulai .
Tanda-tanda kaliyuga:
Dalam Kitab Wisnu purana,Srimad bhagavatam,Kitab suci yang lain, diramalkan mengenai hari terakhir dari jaman kali yuga.Wisnu purana (bab 4, ayat 24:70)di jelaskan :Semua raja yang memerintah atau berkuasa pada saat itu , Mereka tidak akan berbahagia, penuh dengan kemarahan,selalu bersedih, tidak beriman dan berbicara bohong.
Mereka akan membunuh wanita, anak-anak dan binatang. Mereka tidak akan tanpa keberanian,mereka akan jatuh segera setelah mereka mendapat kesejahteraan.Mereka penuh dengan nafsu dan mereka akan hidup dengan umur yang pendek. Dan begitu banyak cirri-ciri kaliyuga yang sangat mengerikan yang dijelaskan dalam Srimad Bhagavatam
Suka cita rohani yang dialami oleh seorang penyembah yang murni contohnya Prahlada maharadj atau haridasa thakur hanya dapat dimengerti dan diinsyafi oleh orang yang berkesadaran rohani.Tetapi sekalipun orang butha rohani,asalkan dia bergaul dan mengikut petunjuk orang suci atau mahatma.ia akan disucikan dan diantarkan untuk mencapai pembebasan.Karena itu Weda menyatakan Mahatsevam dvaran ahur Vimukteh dengan mengikuti petunjuk (melayani ) sang mahatnma seseorang akan diantarkan menuju pembebasan dan kebahagiaan rohani
Tujuan hidup para asura atau raksasa yang berwatak materialistik adalah kesenangan jasmani dengan memuaskan indria-indria badan.Oleh karena itu politik dan ekonomi secara khusus member petujuk bagaimana cara memperalat/menaklukan/menguasai orang lain atau segala sesuatu yang lain untuk kenikmatan jasmani,maka dua ilmu ini sangat dihargai di masyarakat asura.Dalam peradaban yang disebut modern seperti sekarang ,ilmu politik dan ekonomi telah menggusur ilmu Ke-Tuhanan.(ajaran rohani).
Mata pelajaran yang paling baik adalah ilmu pengetahuan rohani .Adhyatma vidya vidam,Tuhan Sri Krishna bersabda, diantara segala jenis pengetahuan Aku adalah pengetahuan rohani(tentang sang diri dan Tuhan) (Bg 1.32) Ilmu kerohanian memungkinkan seseorang bmenyerahkan diri kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa .penyerahan diri kepada –Nya adalah tujuan dan kesempurnaan hidup ,puncak segala praktek rohani yang benar-benar syah.
Dalam bhagavad gita hubungan antara sang atma dan paramatma atau antara sang mahkluk hidup dengan Tuhan, dijelaskan sebagai berikut Prakrtim viddhi me param jiva bhutam mahabaho,disamping tenagaku yang lebih rendah ini,ada lagi tenagaku yang lebih tinggi (para prakrti) yaitu para makhluk hidup. O’ Arjuna(B.g 7.5) “Aku bersemayam dalam hati setiap mahluk hidup dan dari Ku datang ingatan dan ke-alpaan bagi mereka semua(B.g 15.15)
Iswarah sarwa bhutanam Hrd dese’rjuna tistati brahmayam sarwa bhutani,Tuhan ada di dalam hati setiap mahluk hidup dan mengarahkan pengembaraan mereka di alam fana ini (B.g 18.61)
Ayat – ayat tersebut selama ini menunjukan bahwa sang mahluk hidup berada dibawah pengendalian TYME .Dengan kata lain sang mahluk hidup adalah pihak yang dikendalikan dan tuhan adalah pihak yang mengedalikan.Atau sang mahluk hidup adalah pihak yang dinikmati/melayani,sedangkan Tuhan adalah pihak yang menikmati/dilayani.
Demikianlah kedudukan sang mahluk hidup yang sebenarmya dalam hubungan dengan cinta ksih timbale balik dengan Tuhan.Analoginya adalah seperti hubungan suami istri.Sang istri adalah pihak yang dikendalikan/ melayani,sedangkan suami adalah pihak yang mengendalikan atau yang dilayani.meskipun ada kedudukan yang lebih rendah dan lebih tinggi tetapi istri maupun suami sama-sama merasakan kebahagiaan yang yang sama.Karena itu weda lebih lanjut,dasa bhuto harer eva nanyasvaiva kadacana,dalam keadaan bagaimanapun(baik ketika terbelenggu dalam kehidupan material di alam fana ataupun setelah mencapai pembebasan dan kembali kedunia rohani).sang mahluk hidup tetap berkedudukan sebagai pelayan kepribadian Tuhan Yang Maha Esa ,Hari.
Orang materialistik yang buta rohani dan sibuk dalam kegiatan pemuasan indria,yang tidak menyadari kenyataan bahwa mereka telah lahir berulang-ulang.Dalam setiap penjelmaannya,mereka mengulangi lagi kegiatan pemuasan indria yang telah dilakukan dalam penjelmaan sebelumnya.
Karena itu dikatakan “punah punas carvita carvananam, mereka berulang-ulang mengunyah apa yang telah dikunyah sebelumnya.
Seorang rohaniawan sadar pada hakekat hidup , tidak tertarik lagi pada pola hidup materialistic memuaskan indria dan badan jasmani
Menjadi sadar kepada Kepribadian Tuhan YME Hari dan berlindung pada kaki padmanya tidak dapat dilakukan dengan menjadi sarjana duniawi yang hebat, seseorang tidak dapat menginsyafi siapa dirinya dan siapa Tuhan dengan menjadi sarjana yang hebat dengan menyajikan teori2 ilmiah.(mundaka upanisad 3.2.3)
Selama seseorang masih dipenuhi dengan keinginan pamerih untuk kesenangan duniawi,penyerahan diri kepada Tuhan Sri Hari tidak akan terjadi.
Kesempurnaan hidup adalah hidup rohani yang bebas dari segala kesengsaraan material seperti kecemasan,kekawatiran ,rasa takut, penyakit, umur usia tua, kelahiran, kematian .Ajaran ini mengajarkan bagaimana seseorang keluar dari siklus samsara(kelahiran, kematian usia tua dan penyakit.)
Kemalangan dan kemujuran hidup tidak dapat dihindari ataupun dicari, dengan sekuat tenaga.Untung rugi,suka dan duka,kesulitan dan kemudahan dan berbagai macam kualitas hidup lainnya,menimpa kita masing-masing sesuai denga reaksi karma dari penjelmaan –penjemaan sebelumnya.Dalam bhagavad gita dijelaskan kenikmatan yang diperoleh dari pemuasan indriya,kenikmatan tersebut dengan sendirinya akan diperoleh,seperti halnya kedudukan yang menimpa pada saat nya meskipun seseorang tidak mengharapkannya.
Sesungguhnya kehidupan material didunia fana ini adalah mimpi yang panjang.Selama bermimpi kita sibuk dengan berbagai macam kegiatan khayal dan lupa bahwa kita diam tidur terlentang diatas tempat tidur.Begitu pula,karena dikhayalkan /dibingungkan oleh Triguna kita lupa pada identitas asli kita sebagai jivatma dan lupa dengan kegiatan kita yang sesunggguhnya di dunia rohani. Karena itu WEDA berseru pada kita ,” wahai manusi a bangunlah dari tidur panjangmu yang nyenyak,sadarlah pada kenyataan tentang dirimu yang rohani.( katha Upanisad 1.3.14).
Van arthadam
Pengetahuan yang tertinggi adalah bhakti(cinta kasih) kepada Tuhan,sebab seseorang mengerti /menginsafi/mengenal dan mencapai kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sri Krsna,apabila ia mencintai beliau.
Dengan lembaga catur asrama yang dimulai dari hidup Brahmacari sesunggguhnya dimaksudkan agar seseorang mempersiapkan diri sejak kecil untuk menekuni pengetahuan rohani weda.”Kaumara acaret prajno dharman bhagavatam iha durlabam manusam janma tad apy adhru” demikian dijelaskan dalam Srimadbhagavatam 7.6.1
Lidah kemaluan adalah indria – indri yang paling sulit dikendalikan.Bila seorang Grhastha tidak mampu mengendalikan kedua indria ini, maka Grhananda kupam,rumah tangga yang dibina menjadi lobang sumur yang gelap kedalam mana ia jatuh.Dorongan kemaluan (SEX) adalah penyebab utama seseorang pemuda masuk kedalam sumur yang gelap ini apabila ia menjadi Grhamedhi,kepala keluarga yang hanya sibuk memuaskan indrianya badan jasmani atau mengejar kesenangan material. Weda menyatakan: Maitunya` agara,kehidupan material tidak lain dari pada belenggu sex. Karena itu, sang grhamedhi yang dibelenggu kuat oleh kenikmatan sex akan teperangkap dalam lingkaran samsara : kelahiran,umur tua, penyakit dan kematian.
Pertanyaan timbul,meskipun seseorang tiada henti menderita berbagai jenis kesengsaraan,tetapi mengapa ia tidak tertarik meniti pola hidup spiritual yang member jaminan pasti bebas dari kesengsaraan? Jawabannya adalah karena dia di cengkram kuat /dikhayalan/dibingungkan oleh sifat-sifat alam material (triguna). Dan menjadi sibuk dalam beraneka macam kegiatan pamerih dan menjadi terikat (pada kegiatannya itu) B.g 3.29
Setiap orang sadar bahwa menipu adalah dosa, tetapi kenapa ia terus melakukanya demi mendaptkan uang? Pertanyaan serupa juga diajukan oleh Arjuna kepada Sri Krsna” O keturunan Vrsni,mengapa seseorang terdorong melakukan perbuatan yang berdosa,meskipun tahu itu terlarang,seolah-olah ia melakukan secara terpaksa(B.g 3.36) Sri Krsna menjawab “Kama esa kroda esa rajo guna samudhavah” hal tersebut disebahkan karena nafsu,”O arjuna yang timbul dari sifat alam rajas yang selanjutnya berubah jadi kemarahan (bila yang di-inginkan tidak diperoleh)(Bg.3.37).
Diliputi oleh avidya berarti dicengkram kuat oleh triguna, uang menyebab kan seseorang selalu dalam khayalan dan ketidak- tahuan. Ramamanoh gunesya asya mamaham iti manyate.
Peradaban Weda Dalam Prakteknya ditopang oleh dua pilar,yaitu kaum brahmana dan sapi.Brahmana adalah orang yang ahli dalam kesusastraan Weda dan pelaksanaan yadnya,sedangkan sapi adalah binatang suci yang mennghasilkan bahan-bahan persembahan yadnya, seperti susu,susu asam,minyak samin,air kencing dan kotoran sapi adalah unsure -unsur panca gavya,lima bahan dalam pelaksanaan yadnya.Karena itu,apabila tidak ada brahmana dan sapi,maka tidak ada peradaban weda.
Menurut astronomi weda , 1 hari Dewa adalah 360 hari manusia,atau 1 hari Swargaloka : 360 hari,bhur loka bagian jambhu dvipa .karena itu 100 x 360x1 tahun= 36.000 tahun manusia.Dewa Brahma hidup selama 100 tahun.Dalam Bhagavad gita 8.17 dikatakan sebagai berikut:” Saharsa yuga paryantam ahar yad brahmano… menurut perhitungan waktu manusia,100 x catur yuga adalah sama dengan satu hari brahma .Satu malamnnya sepanjang itu juga.
Ada empat yuga adalah satya yuga+ 1.728.000 tahun,treta yuga = a1.296.000 tahun,Dvapara yuga = 864.000 tahun dan Zaman kali yuga 432.000 tahun.Keseluruhan nya berjumlah 4.320.000 tahun bhumi..Jadi masa hidup (usia) brahma sang pencipta dunia material adalah 100x2x1000x4.320.000x1tahun=311 triliun 40 juta tahun bumi.Karena itu,dalam pandangan hidup manusia,brahma seolah-olah hidup kekal.
Srimad Bhagavatam (skanda 12,text 2:31-34)menjelaskan tentang Ketika Saptarishi Mandalam melewati bintang Magha.,kali Yuga di mulai .
Tanda-tanda kaliyuga:
Dalam Kitab Wisnu purana,Srimad bhagavatam,Kitab suci yang lain, diramalkan mengenai hari terakhir dari jaman kali yuga.Wisnu purana (bab 4, ayat 24:70)di jelaskan :Semua raja yang memerintah atau berkuasa pada saat itu , Mereka tidak akan berbahagia, penuh dengan kemarahan,selalu bersedih, tidak beriman dan berbicara bohong.
Mereka akan membunuh wanita, anak-anak dan binatang. Mereka tidak akan tanpa keberanian,mereka akan jatuh segera setelah mereka mendapat kesejahteraan.Mereka penuh dengan nafsu dan mereka akan hidup dengan umur yang pendek. Dan begitu banyak cirri-ciri kaliyuga yang sangat mengerikan yang dijelaskan dalam Srimad Bhagavatam
Suka cita rohani yang dialami oleh seorang penyembah yang murni contohnya Prahlada maharadj atau haridasa thakur hanya dapat dimengerti dan diinsyafi oleh orang yang berkesadaran rohani.Tetapi sekalipun orang butha rohani,asalkan dia bergaul dan mengikut petunjuk orang suci atau mahatma.ia akan disucikan dan diantarkan untuk mencapai pembebasan.Karena itu Weda menyatakan Mahatsevam dvaran ahur Vimukteh dengan mengikuti petunjuk (melayani ) sang mahatnma seseorang akan diantarkan menuju pembebasan dan kebahagiaan rohani
Tujuan hidup para asura atau raksasa yang berwatak materialistik adalah kesenangan jasmani dengan memuaskan indria-indria badan.Oleh karena itu politik dan ekonomi secara khusus member petujuk bagaimana cara memperalat/menaklukan/menguasai orang lain atau segala sesuatu yang lain untuk kenikmatan jasmani,maka dua ilmu ini sangat dihargai di masyarakat asura.Dalam peradaban yang disebut modern seperti sekarang ,ilmu politik dan ekonomi telah menggusur ilmu Ke-Tuhanan.(ajaran rohani).
Mata pelajaran yang paling baik adalah ilmu pengetahuan rohani .Adhyatma vidya vidam,Tuhan Sri Krishna bersabda, diantara segala jenis pengetahuan Aku adalah pengetahuan rohani(tentang sang diri dan Tuhan) (Bg 1.32) Ilmu kerohanian memungkinkan seseorang bmenyerahkan diri kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa .penyerahan diri kepada –Nya adalah tujuan dan kesempurnaan hidup ,puncak segala praktek rohani yang benar-benar syah.
Dalam bhagavad gita hubungan antara sang atma dan paramatma atau antara sang mahkluk hidup dengan Tuhan, dijelaskan sebagai berikut Prakrtim viddhi me param jiva bhutam mahabaho,disamping tenagaku yang lebih rendah ini,ada lagi tenagaku yang lebih tinggi (para prakrti) yaitu para makhluk hidup. O’ Arjuna(B.g 7.5) “Aku bersemayam dalam hati setiap mahluk hidup dan dari Ku datang ingatan dan ke-alpaan bagi mereka semua(B.g 15.15)
Iswarah sarwa bhutanam Hrd dese’rjuna tistati brahmayam sarwa bhutani,Tuhan ada di dalam hati setiap mahluk hidup dan mengarahkan pengembaraan mereka di alam fana ini (B.g 18.61)
Ayat – ayat tersebut selama ini menunjukan bahwa sang mahluk hidup berada dibawah pengendalian TYME .Dengan kata lain sang mahluk hidup adalah pihak yang dikendalikan dan tuhan adalah pihak yang mengedalikan.Atau sang mahluk hidup adalah pihak yang dinikmati/melayani,sedangkan Tuhan adalah pihak yang menikmati/dilayani.
Demikianlah kedudukan sang mahluk hidup yang sebenarmya dalam hubungan dengan cinta ksih timbale balik dengan Tuhan.Analoginya adalah seperti hubungan suami istri.Sang istri adalah pihak yang dikendalikan/ melayani,sedangkan suami adalah pihak yang mengendalikan atau yang dilayani.meskipun ada kedudukan yang lebih rendah dan lebih tinggi tetapi istri maupun suami sama-sama merasakan kebahagiaan yang yang sama.Karena itu weda lebih lanjut,dasa bhuto harer eva nanyasvaiva kadacana,dalam keadaan bagaimanapun(baik ketika terbelenggu dalam kehidupan material di alam fana ataupun setelah mencapai pembebasan dan kembali kedunia rohani).sang mahluk hidup tetap berkedudukan sebagai pelayan kepribadian Tuhan Yang Maha Esa ,Hari.
Orang materialistik yang buta rohani dan sibuk dalam kegiatan pemuasan indria,yang tidak menyadari kenyataan bahwa mereka telah lahir berulang-ulang.Dalam setiap penjelmaannya,mereka mengulangi lagi kegiatan pemuasan indria yang telah dilakukan dalam penjelmaan sebelumnya.
Karena itu dikatakan “punah punas carvita carvananam, mereka berulang-ulang mengunyah apa yang telah dikunyah sebelumnya.
Seorang rohaniawan sadar pada hakekat hidup , tidak tertarik lagi pada pola hidup materialistic memuaskan indria dan badan jasmani
Menjadi sadar kepada Kepribadian Tuhan YME Hari dan berlindung pada kaki padmanya tidak dapat dilakukan dengan menjadi sarjana duniawi yang hebat, seseorang tidak dapat menginsyafi siapa dirinya dan siapa Tuhan dengan menjadi sarjana yang hebat dengan menyajikan teori2 ilmiah.(mundaka upanisad 3.2.3)
Selama seseorang masih dipenuhi dengan keinginan pamerih untuk kesenangan duniawi,penyerahan diri kepada Tuhan Sri Hari tidak akan terjadi.
Kesempurnaan hidup adalah hidup rohani yang bebas dari segala kesengsaraan material seperti kecemasan,kekawatiran ,rasa takut, penyakit, umur usia tua, kelahiran, kematian .Ajaran ini mengajarkan bagaimana seseorang keluar dari siklus samsara(kelahiran, kematian usia tua dan penyakit.)
Kemalangan dan kemujuran hidup tidak dapat dihindari ataupun dicari, dengan sekuat tenaga.Untung rugi,suka dan duka,kesulitan dan kemudahan dan berbagai macam kualitas hidup lainnya,menimpa kita masing-masing sesuai denga reaksi karma dari penjelmaan –penjemaan sebelumnya.Dalam bhagavad gita dijelaskan kenikmatan yang diperoleh dari pemuasan indriya,kenikmatan tersebut dengan sendirinya akan diperoleh,seperti halnya kedudukan yang menimpa pada saat nya meskipun seseorang tidak mengharapkannya.
Sesungguhnya kehidupan material didunia fana ini adalah mimpi yang panjang.Selama bermimpi kita sibuk dengan berbagai macam kegiatan khayal dan lupa bahwa kita diam tidur terlentang diatas tempat tidur.Begitu pula,karena dikhayalkan /dibingungkan oleh Triguna kita lupa pada identitas asli kita sebagai jivatma dan lupa dengan kegiatan kita yang sesunggguhnya di dunia rohani. Karena itu WEDA berseru pada kita ,” wahai manusi a bangunlah dari tidur panjangmu yang nyenyak,sadarlah pada kenyataan tentang dirimu yang rohani.( katha Upanisad 1.3.14).
Van arthadam
Pengetahuan yang tertinggi adalah bhakti(cinta kasih) kepada Tuhan,sebab seseorang mengerti /menginsafi/mengenal dan mencapai kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sri Krsna,apabila ia mencintai beliau.
Dengan lembaga catur asrama yang dimulai dari hidup Brahmacari sesunggguhnya dimaksudkan agar seseorang mempersiapkan diri sejak kecil untuk menekuni pengetahuan rohani weda.”Kaumara acaret prajno dharman bhagavatam iha durlabam manusam janma tad apy adhru” demikian dijelaskan dalam Srimadbhagavatam 7.6.1
Lidah kemaluan adalah indria – indri yang paling sulit dikendalikan.Bila seorang Grhastha tidak mampu mengendalikan kedua indria ini, maka Grhananda kupam,rumah tangga yang dibina menjadi lobang sumur yang gelap kedalam mana ia jatuh.Dorongan kemaluan (SEX) adalah penyebab utama seseorang pemuda masuk kedalam sumur yang gelap ini apabila ia menjadi Grhamedhi,kepala keluarga yang hanya sibuk memuaskan indrianya badan jasmani atau mengejar kesenangan material. Weda menyatakan: Maitunya` agara,kehidupan material tidak lain dari pada belenggu sex. Karena itu, sang grhamedhi yang dibelenggu kuat oleh kenikmatan sex akan teperangkap dalam lingkaran samsara : kelahiran,umur tua, penyakit dan kematian.
Pertanyaan timbul,meskipun seseorang tiada henti menderita berbagai jenis kesengsaraan,tetapi mengapa ia tidak tertarik meniti pola hidup spiritual yang member jaminan pasti bebas dari kesengsaraan? Jawabannya adalah karena dia di cengkram kuat /dikhayalan/dibingungkan oleh sifat-sifat alam material (triguna). Dan menjadi sibuk dalam beraneka macam kegiatan pamerih dan menjadi terikat (pada kegiatannya itu) B.g 3.29
Setiap orang sadar bahwa menipu adalah dosa, tetapi kenapa ia terus melakukanya demi mendaptkan uang? Pertanyaan serupa juga diajukan oleh Arjuna kepada Sri Krsna” O keturunan Vrsni,mengapa seseorang terdorong melakukan perbuatan yang berdosa,meskipun tahu itu terlarang,seolah-olah ia melakukan secara terpaksa(B.g 3.36) Sri Krsna menjawab “Kama esa kroda esa rajo guna samudhavah” hal tersebut disebahkan karena nafsu,”O arjuna yang timbul dari sifat alam rajas yang selanjutnya berubah jadi kemarahan (bila yang di-inginkan tidak diperoleh)(Bg.3.37).
Diliputi oleh avidya berarti dicengkram kuat oleh triguna, uang menyebab kan seseorang selalu dalam khayalan dan ketidak- tahuan. Ramamanoh gunesya asya mamaham iti manyate.
Selasa, 27 Oktober 2009
bhagavad gita class
Melihat Tuhan dalam segala bentuk
by: Vedantapati Dasa
center Lampung
yo mam pasyati sarvatra
sarvam ca mayi pasyati
tasyaham na pranasyami
sa ca me na pranasyati
Bhg.VI.30
Dia yang melihat Aku dimana-mana dan melihat segalanya ada padaKu, Aku tak bisa lepas daripadanya dan dia tak bisa lepas daripadaKu.
Wujud semesta Tuhan hanya dapat dilihat oleh orang-orang yang paling beruntung, dalam penjelmaanya, dialah Arjuna kenapa? karena Arjuna sendiri telah diberkati mata bathin, mata pengelihatan rohani oleh kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Krsna. Kejadian ini terjadi pada akhir dua para yuga di tempat yang suci tempat perziarahan para rsi-rsi agung, para dewa di medan perang kuruksetra kurang lebih 5.100 tahun yang silam.
Kenapa harus Arjuna dan bukan kakaknya Yudistira (Dharmawangsa) seorang titisan dharma yang tidak pernah berbuat kesalahan? Ya ini sesuatu yang sudah ada dalam rencana Tuhan dan tentu sesuai dengan karma wasana seorang Arjuna.
Disamping seorang ksatria perkasa yang hebat berbudi luhur beliau juga seorang murid yang paling cerdas, paling hormat, paling setia dan paling menyayangi saudara-saudaranya, kerabatnya, kakeknya, gurunya dan sebagainya dan yang paling menonjol dari seorang Arjuna adalah beliau tentu sebagai abdi yang agung dan murid lansung Sri Krsna. Bahkan rsi agung yang sekaligus juga kakek kesayangannya sebelum pecah perang sempat berucap dengan nada tanya kepada dewata kenapa aku Bhisma dan bukan Arjuna?
Nah sekarang kita ada dalam zaman yang berbeda, zaman kemerosotan tentu tidak mungkin dapat melihat Tuhan secara langsung bahkan untuk melihat para leluhur yang suci dan para dewa sekalipun tidaklah mungkin karena kesucian, pengabdian, bhakti dan penyerahan diri kita yang kian merosot disamping juga factor penurunan kualitas alam dan lingkungan yang semakin parah.
Kemudian apakah kita lalu jauh dari Tuhan bahkan sangat jauh? Jawabnya tentu bisa ya dan bisa tidak. Tuhan itu jauh ketika seseorang belum bangkit kesadarannya akan sang diri, menganggap dirinya adalah badanya atau yang biasa disebut dengan masih menganut faham badan. Biasanya para penganut faham ini mengorbankan mahluk lain demi kepentingan badanya sendiri atas nama kesehatan dan gizi bahkan kadang-kadang hanya sekedar untuk sebuah kesenangan indria semata merupakan hal yang biasa-biasa saja.
Lalu apakah ini salah? Lagi-lagi jawabanya bisa ya dan bisa tidak, tentu akan dijawab tidak bagi yang masih menganut faham badan itu. Namun hal ini tidaklah terlalu penting untuk diperdebatkan karena hanya akan menguras energi sia-sia, namun yang paling baik barangkali mari direnungkan saja karena dari perenungan-perenungan itulah mudah-mudahan akan muncul jawabanya.
Tuhan telah menurunkan pengetahuan suci multidimensional Srimad Bhagavad Gita untuk mengatasi segala problematika hidup dan kehidupan umat manusia baik dimasa lalu, masa kini maupun dimasa yang akan datang.
Tentu sangat mungkin Srimad Bhagavad Gita adalah kitab suci yang paling banyak diminati dan dimiliki oleh penganut hindu di dimanapun dia berada jika dibandingkan dengan kepemilikan veda-veda yang lain seperti rig, yayur, atharva, sama veda dan kitab-kitab yang lain, bahkan diluar penganut hindu.
Namun sangat mungkin juga masih sedikit orang yang sudah tersadarkan olehnya, kenapa? karena mutiara-mutiara yang terkandung dalam Bhagavad Gita yang merupakan intisari ajaran dari veda-veda belum digali, belum dimaknai dan belum diterapkan secara utuh dalam kehidupan kesehariannya artinya ini masih setengah-setengah.
Sebagai contoh sederhana Sri Krsna yang maha berkarunia telah menasehati kita semua melalui sabda Beliau bahwa hendaknya pengetahuan rohani ini (bhagavad gita) dipelajari melalui garis-garis perguruan rohani (param-para) dan hal ini sudah diterapkan sejak masa yang silam ketika pengetahuan ini pertama kali diajarkan Beliau kepada Vivasvan (dewa matahari) kemudian Dewa Matahari mengajarkan pengetahuan rohani ini kepada Manu ayah leluhur manusia dan manu mengajarkannya kepada Ikswaku demikian seterusnya dan seterusnya sampai sekarang, ini artinya bahwa sangat sulit mendalami Bhagavad Gita tanpa melalui garis-garis perguruan rohani.
Ini adalah suatu kebenaran dan jika ada yang tidak sependapat dengan sabda ini maka secara langsung yang bersangkutan tidak sependapat dengan Tuhan Sri Krsna.
Srimad Bhagavad Gita mengajarkan kepada kita semua untuk membangkitkan kesadaran diri bahwa jati diri kita adalah sang roh atau atman yang merupakan percikan terkecil dari paramatman (Tuhan) itu sendiri yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Tuhan, bukan badan ini, ya sang roh yang berada di setiap mahluk hidup tidak pernah mati walau sang badan hancur jadi debu.
Jika inti sang roh yang bersemayam dalam semua ciptaan adalah tunggal maka kita sama dengan mahluk lain tidak ada bedanya. Yang berbeda adalah badan dan sekali lagi bukan sang diri tetapi sang badan.
Kita sama dengan mereka dan mereka sama dengan kita yang dalam ajaran adiluhung dan universal disebut dengan tatvamasi maka setiap kita melihat sesama dan mahluk lain, tetumbuhan dan lain-lain berarti secara pasti dan benar kita telah melihat Tuhan.
Dia yang melihat Aku dimana-mana dan melihat segalanya ada padaKu, Aku tak bisa lepas daripadanya dan dia tak bisa lepas daripadaKu.
Jika apa yang kita lihat kita saksikan kita rasakan dan sebagainya semata-mata adalah aspek ilahi maka Tuhan selalu ada pada kita dan kita ada pada Beliau.
Itulah kesadaran dimana semua planit beserta isinya ini saling berkaitan karena rohnya berasal dari inti yang satu, maka kebiasaan mengorbankan yang lain, menyakiti yang lain untuk kepentingan badan merupakan ketidak sesuaian dari ajaran Bhagavad Gita.
Jika kita cermati lagi sloka diawal maka proses pembelajaran, pendekatan, bhakti, pengabdian, pelayanan dan seterusnya menuju kebangkitan, kesempurnaan dan kesadaran diri mestinya terus diupayakan agar kita mampu melihat Tuhan dalam segala bentuk. Sehingga hubungan cinta kasih rohani selalu memayungi semua mahluk, dengan demikian kedamaian, ketentraman dan alam terjaga keberadaanya dengan baik. kalau sudah demikian kita tidak terlepas dari Beliau dan Beliau juga demikian adanya, maka kemanapun kita melangkah tidak akan pernah ragu apalagi takut karena Tuhan sudah berjanji Aku tidak bisa lepas daripadanya.
Semoga semua mahluk berbahagia
Om Namo Bhagavate Vasudeva ya
by: Vedantapati Dasa
center Lampung
yo mam pasyati sarvatra
sarvam ca mayi pasyati
tasyaham na pranasyami
sa ca me na pranasyati
Bhg.VI.30
Dia yang melihat Aku dimana-mana dan melihat segalanya ada padaKu, Aku tak bisa lepas daripadanya dan dia tak bisa lepas daripadaKu.
Wujud semesta Tuhan hanya dapat dilihat oleh orang-orang yang paling beruntung, dalam penjelmaanya, dialah Arjuna kenapa? karena Arjuna sendiri telah diberkati mata bathin, mata pengelihatan rohani oleh kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Krsna. Kejadian ini terjadi pada akhir dua para yuga di tempat yang suci tempat perziarahan para rsi-rsi agung, para dewa di medan perang kuruksetra kurang lebih 5.100 tahun yang silam.
Kenapa harus Arjuna dan bukan kakaknya Yudistira (Dharmawangsa) seorang titisan dharma yang tidak pernah berbuat kesalahan? Ya ini sesuatu yang sudah ada dalam rencana Tuhan dan tentu sesuai dengan karma wasana seorang Arjuna.
Disamping seorang ksatria perkasa yang hebat berbudi luhur beliau juga seorang murid yang paling cerdas, paling hormat, paling setia dan paling menyayangi saudara-saudaranya, kerabatnya, kakeknya, gurunya dan sebagainya dan yang paling menonjol dari seorang Arjuna adalah beliau tentu sebagai abdi yang agung dan murid lansung Sri Krsna. Bahkan rsi agung yang sekaligus juga kakek kesayangannya sebelum pecah perang sempat berucap dengan nada tanya kepada dewata kenapa aku Bhisma dan bukan Arjuna?
Nah sekarang kita ada dalam zaman yang berbeda, zaman kemerosotan tentu tidak mungkin dapat melihat Tuhan secara langsung bahkan untuk melihat para leluhur yang suci dan para dewa sekalipun tidaklah mungkin karena kesucian, pengabdian, bhakti dan penyerahan diri kita yang kian merosot disamping juga factor penurunan kualitas alam dan lingkungan yang semakin parah.
Kemudian apakah kita lalu jauh dari Tuhan bahkan sangat jauh? Jawabnya tentu bisa ya dan bisa tidak. Tuhan itu jauh ketika seseorang belum bangkit kesadarannya akan sang diri, menganggap dirinya adalah badanya atau yang biasa disebut dengan masih menganut faham badan. Biasanya para penganut faham ini mengorbankan mahluk lain demi kepentingan badanya sendiri atas nama kesehatan dan gizi bahkan kadang-kadang hanya sekedar untuk sebuah kesenangan indria semata merupakan hal yang biasa-biasa saja.
Lalu apakah ini salah? Lagi-lagi jawabanya bisa ya dan bisa tidak, tentu akan dijawab tidak bagi yang masih menganut faham badan itu. Namun hal ini tidaklah terlalu penting untuk diperdebatkan karena hanya akan menguras energi sia-sia, namun yang paling baik barangkali mari direnungkan saja karena dari perenungan-perenungan itulah mudah-mudahan akan muncul jawabanya.
Tuhan telah menurunkan pengetahuan suci multidimensional Srimad Bhagavad Gita untuk mengatasi segala problematika hidup dan kehidupan umat manusia baik dimasa lalu, masa kini maupun dimasa yang akan datang.
Tentu sangat mungkin Srimad Bhagavad Gita adalah kitab suci yang paling banyak diminati dan dimiliki oleh penganut hindu di dimanapun dia berada jika dibandingkan dengan kepemilikan veda-veda yang lain seperti rig, yayur, atharva, sama veda dan kitab-kitab yang lain, bahkan diluar penganut hindu.
Namun sangat mungkin juga masih sedikit orang yang sudah tersadarkan olehnya, kenapa? karena mutiara-mutiara yang terkandung dalam Bhagavad Gita yang merupakan intisari ajaran dari veda-veda belum digali, belum dimaknai dan belum diterapkan secara utuh dalam kehidupan kesehariannya artinya ini masih setengah-setengah.
Sebagai contoh sederhana Sri Krsna yang maha berkarunia telah menasehati kita semua melalui sabda Beliau bahwa hendaknya pengetahuan rohani ini (bhagavad gita) dipelajari melalui garis-garis perguruan rohani (param-para) dan hal ini sudah diterapkan sejak masa yang silam ketika pengetahuan ini pertama kali diajarkan Beliau kepada Vivasvan (dewa matahari) kemudian Dewa Matahari mengajarkan pengetahuan rohani ini kepada Manu ayah leluhur manusia dan manu mengajarkannya kepada Ikswaku demikian seterusnya dan seterusnya sampai sekarang, ini artinya bahwa sangat sulit mendalami Bhagavad Gita tanpa melalui garis-garis perguruan rohani.
Ini adalah suatu kebenaran dan jika ada yang tidak sependapat dengan sabda ini maka secara langsung yang bersangkutan tidak sependapat dengan Tuhan Sri Krsna.
Srimad Bhagavad Gita mengajarkan kepada kita semua untuk membangkitkan kesadaran diri bahwa jati diri kita adalah sang roh atau atman yang merupakan percikan terkecil dari paramatman (Tuhan) itu sendiri yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Tuhan, bukan badan ini, ya sang roh yang berada di setiap mahluk hidup tidak pernah mati walau sang badan hancur jadi debu.
Jika inti sang roh yang bersemayam dalam semua ciptaan adalah tunggal maka kita sama dengan mahluk lain tidak ada bedanya. Yang berbeda adalah badan dan sekali lagi bukan sang diri tetapi sang badan.
Kita sama dengan mereka dan mereka sama dengan kita yang dalam ajaran adiluhung dan universal disebut dengan tatvamasi maka setiap kita melihat sesama dan mahluk lain, tetumbuhan dan lain-lain berarti secara pasti dan benar kita telah melihat Tuhan.
Dia yang melihat Aku dimana-mana dan melihat segalanya ada padaKu, Aku tak bisa lepas daripadanya dan dia tak bisa lepas daripadaKu.
Jika apa yang kita lihat kita saksikan kita rasakan dan sebagainya semata-mata adalah aspek ilahi maka Tuhan selalu ada pada kita dan kita ada pada Beliau.
Itulah kesadaran dimana semua planit beserta isinya ini saling berkaitan karena rohnya berasal dari inti yang satu, maka kebiasaan mengorbankan yang lain, menyakiti yang lain untuk kepentingan badan merupakan ketidak sesuaian dari ajaran Bhagavad Gita.
Jika kita cermati lagi sloka diawal maka proses pembelajaran, pendekatan, bhakti, pengabdian, pelayanan dan seterusnya menuju kebangkitan, kesempurnaan dan kesadaran diri mestinya terus diupayakan agar kita mampu melihat Tuhan dalam segala bentuk. Sehingga hubungan cinta kasih rohani selalu memayungi semua mahluk, dengan demikian kedamaian, ketentraman dan alam terjaga keberadaanya dengan baik. kalau sudah demikian kita tidak terlepas dari Beliau dan Beliau juga demikian adanya, maka kemanapun kita melangkah tidak akan pernah ragu apalagi takut karena Tuhan sudah berjanji Aku tidak bisa lepas daripadanya.
Semoga semua mahluk berbahagia
Om Namo Bhagavate Vasudeva ya
bhagavad gita class
Melihat Tuhan dalam segala bentuk
by: Vedantapati Dasa
center Lampung
yo mam pasyati sarvatra
sarvam ca mayi pasyati
tasyaham na pranasyami
sa ca me na pranasyati
Bhg.VI.30
Dia yang melihat Aku dimana-mana dan melihat segalanya ada padaKu, Aku tak bisa lepas daripadanya dan dia tak bisa lepas daripadaKu.
Wujud semesta Tuhan hanya dapat dilihat oleh orang-orang yang paling beruntung, dalam penjelmaanya, dialah Arjuna kenapa? karena Arjuna sendiri telah diberkati mata bathin, mata pengelihatan rohani oleh kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Krsna. Kejadian ini terjadi pada akhir dua para yuga di tempat yang suci tempat perziarahan para rsi-rsi agung, para dewa di medan perang kuruksetra kurang lebih 5.100 tahun yang silam.
Kenapa harus Arjuna dan bukan kakaknya Yudistira (Dharmawangsa) seorang titisan dharma yang tidak pernah berbuat kesalahan? Ya ini sesuatu yang sudah ada dalam rencana Tuhan dan tentu sesuai dengan karma wasana seorang Arjuna.
Disamping seorang ksatria perkasa yang hebat berbudi luhur beliau juga seorang murid yang paling cerdas, paling hormat, paling setia dan paling menyayangi saudara-saudaranya, kerabatnya, kakeknya, gurunya dan sebagainya dan yang paling menonjol dari seorang Arjuna adalah beliau tentu sebagai abdi yang agung dan murid lansung Sri Krsna. Bahkan rsi agung yang sekaligus juga kakek kesayangannya sebelum pecah perang sempat berucap dengan nada tanya kepada dewata kenapa aku Bhisma dan bukan Arjuna?
Nah sekarang kita ada dalam zaman yang berbeda, zaman kemerosotan tentu tidak mungkin dapat melihat Tuhan secara langsung bahkan untuk melihat para leluhur yang suci dan para dewa sekalipun tidaklah mungkin karena kesucian, pengabdian, bhakti dan penyerahan diri kita yang kian merosot disamping juga factor penurunan kualitas alam dan lingkungan yang semakin parah.
Kemudian apakah kita lalu jauh dari Tuhan bahkan sangat jauh? Jawabnya tentu bisa ya dan bisa tidak. Tuhan itu jauh ketika seseorang belum bangkit kesadarannya akan sang diri, menganggap dirinya adalah badanya atau yang biasa disebut dengan masih menganut faham badan. Biasanya para penganut faham ini mengorbankan mahluk lain demi kepentingan badanya sendiri atas nama kesehatan dan gizi bahkan kadang-kadang hanya sekedar untuk sebuah kesenangan indria semata merupakan hal yang biasa-biasa saja.
Lalu apakah ini salah? Lagi-lagi jawabanya bisa ya dan bisa tidak, tentu akan dijawab tidak bagi yang masih menganut faham badan itu. Namun hal ini tidaklah terlalu penting untuk diperdebatkan karena hanya akan menguras energi sia-sia, namun yang paling baik barangkali mari direnungkan saja karena dari perenungan-perenungan itulah mudah-mudahan akan muncul jawabanya.
Tuhan telah menurunkan pengetahuan suci multidimensional Srimad Bhagavad Gita untuk mengatasi segala problematika hidup dan kehidupan umat manusia baik dimasa lalu, masa kini maupun dimasa yang akan datang.
Tentu sangat mungkin Srimad Bhagavad Gita adalah kitab suci yang paling banyak diminati dan dimiliki oleh penganut hindu di dimanapun dia berada jika dibandingkan dengan kepemilikan veda-veda yang lain seperti rig, yayur, atharva, sama veda dan kitab-kitab yang lain, bahkan diluar penganut hindu.
Namun sangat mungkin juga masih sedikit orang yang sudah tersadarkan olehnya, kenapa? karena mutiara-mutiara yang terkandung dalam Bhagavad Gita yang merupakan intisari ajaran dari veda-veda belum digali, belum dimaknai dan belum diterapkan secara utuh dalam kehidupan kesehariannya artinya ini masih setengah-setengah.
Sebagai contoh sederhana Sri Krsna yang maha berkarunia telah menasehati kita semua melalui sabda Beliau bahwa hendaknya pengetahuan rohani ini (bhagavad gita) dipelajari melalui garis-garis perguruan rohani (param-para) dan hal ini sudah diterapkan sejak masa yang silam ketika pengetahuan ini pertama kali diajarkan Beliau kepada Vivasvan (dewa matahari) kemudian Dewa Matahari mengajarkan pengetahuan rohani ini kepada Manu ayah leluhur manusia dan manu mengajarkannya kepada Ikswaku demikian seterusnya dan seterusnya sampai sekarang, ini artinya bahwa sangat sulit mendalami Bhagavad Gita tanpa melalui garis-garis perguruan rohani.
Ini adalah suatu kebenaran dan jika ada yang tidak sependapat dengan sabda ini maka secara langsung yang bersangkutan tidak sependapat dengan Tuhan Sri Krsna.
Srimad Bhagavad Gita mengajarkan kepada kita semua untuk membangkitkan kesadaran diri bahwa jati diri kita adalah sang roh atau atman yang merupakan percikan terkecil dari paramatman (Tuhan) itu sendiri yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Tuhan, bukan badan ini, ya sang roh yang berada di setiap mahluk hidup tidak pernah mati walau sang badan hancur jadi debu.
Jika inti sang roh yang bersemayam dalam semua ciptaan adalah tunggal maka kita sama dengan mahluk lain tidak ada bedanya. Yang berbeda adalah badan dan sekali lagi bukan sang diri tetapi sang badan.
Kita sama dengan mereka dan mereka sama dengan kita yang dalam ajaran adiluhung dan universal disebut dengan tatvamasi maka setiap kita melihat sesama dan mahluk lain, tetumbuhan dan lain-lain berarti secara pasti dan benar kita telah melihat Tuhan.
Dia yang melihat Aku dimana-mana dan melihat segalanya ada padaKu, Aku tak bisa lepas daripadanya dan dia tak bisa lepas daripadaKu.
Jika apa yang kita lihat kita saksikan kita rasakan dan sebagainya semata-mata adalah aspek ilahi maka Tuhan selalu ada pada kita dan kita ada pada Beliau.
Itulah kesadaran dimana semua planit beserta isinya ini saling berkaitan karena rohnya berasal dari inti yang satu, maka kebiasaan mengorbankan yang lain, menyakiti yang lain untuk kepentingan badan merupakan ketidak sesuaian dari ajaran Bhagavad Gita.
Jika kita cermati lagi sloka diawal maka proses pembelajaran, pendekatan, bhakti, pengabdian, pelayanan dan seterusnya menuju kebangkitan, kesempurnaan dan kesadaran diri mestinya terus diupayakan agar kita mampu melihat Tuhan dalam segala bentuk. Sehingga hubungan cinta kasih rohani selalu memayungi semua mahluk, dengan demikian kedamaian, ketentraman dan alam terjaga keberadaanya dengan baik. kalau sudah demikian kita tidak terlepas dari Beliau dan Beliau juga demikian adanya, maka kemanapun kita melangkah tidak akan pernah ragu apalagi takut karena Tuhan sudah berjanji Aku tidak bisa lepas daripadanya.
Semoga semua mahluk berbahagia
Om Namo Bhagavate Vasudeva ya
by: Vedantapati Dasa
center Lampung
yo mam pasyati sarvatra
sarvam ca mayi pasyati
tasyaham na pranasyami
sa ca me na pranasyati
Bhg.VI.30
Dia yang melihat Aku dimana-mana dan melihat segalanya ada padaKu, Aku tak bisa lepas daripadanya dan dia tak bisa lepas daripadaKu.
Wujud semesta Tuhan hanya dapat dilihat oleh orang-orang yang paling beruntung, dalam penjelmaanya, dialah Arjuna kenapa? karena Arjuna sendiri telah diberkati mata bathin, mata pengelihatan rohani oleh kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Krsna. Kejadian ini terjadi pada akhir dua para yuga di tempat yang suci tempat perziarahan para rsi-rsi agung, para dewa di medan perang kuruksetra kurang lebih 5.100 tahun yang silam.
Kenapa harus Arjuna dan bukan kakaknya Yudistira (Dharmawangsa) seorang titisan dharma yang tidak pernah berbuat kesalahan? Ya ini sesuatu yang sudah ada dalam rencana Tuhan dan tentu sesuai dengan karma wasana seorang Arjuna.
Disamping seorang ksatria perkasa yang hebat berbudi luhur beliau juga seorang murid yang paling cerdas, paling hormat, paling setia dan paling menyayangi saudara-saudaranya, kerabatnya, kakeknya, gurunya dan sebagainya dan yang paling menonjol dari seorang Arjuna adalah beliau tentu sebagai abdi yang agung dan murid lansung Sri Krsna. Bahkan rsi agung yang sekaligus juga kakek kesayangannya sebelum pecah perang sempat berucap dengan nada tanya kepada dewata kenapa aku Bhisma dan bukan Arjuna?
Nah sekarang kita ada dalam zaman yang berbeda, zaman kemerosotan tentu tidak mungkin dapat melihat Tuhan secara langsung bahkan untuk melihat para leluhur yang suci dan para dewa sekalipun tidaklah mungkin karena kesucian, pengabdian, bhakti dan penyerahan diri kita yang kian merosot disamping juga factor penurunan kualitas alam dan lingkungan yang semakin parah.
Kemudian apakah kita lalu jauh dari Tuhan bahkan sangat jauh? Jawabnya tentu bisa ya dan bisa tidak. Tuhan itu jauh ketika seseorang belum bangkit kesadarannya akan sang diri, menganggap dirinya adalah badanya atau yang biasa disebut dengan masih menganut faham badan. Biasanya para penganut faham ini mengorbankan mahluk lain demi kepentingan badanya sendiri atas nama kesehatan dan gizi bahkan kadang-kadang hanya sekedar untuk sebuah kesenangan indria semata merupakan hal yang biasa-biasa saja.
Lalu apakah ini salah? Lagi-lagi jawabanya bisa ya dan bisa tidak, tentu akan dijawab tidak bagi yang masih menganut faham badan itu. Namun hal ini tidaklah terlalu penting untuk diperdebatkan karena hanya akan menguras energi sia-sia, namun yang paling baik barangkali mari direnungkan saja karena dari perenungan-perenungan itulah mudah-mudahan akan muncul jawabanya.
Tuhan telah menurunkan pengetahuan suci multidimensional Srimad Bhagavad Gita untuk mengatasi segala problematika hidup dan kehidupan umat manusia baik dimasa lalu, masa kini maupun dimasa yang akan datang.
Tentu sangat mungkin Srimad Bhagavad Gita adalah kitab suci yang paling banyak diminati dan dimiliki oleh penganut hindu di dimanapun dia berada jika dibandingkan dengan kepemilikan veda-veda yang lain seperti rig, yayur, atharva, sama veda dan kitab-kitab yang lain, bahkan diluar penganut hindu.
Namun sangat mungkin juga masih sedikit orang yang sudah tersadarkan olehnya, kenapa? karena mutiara-mutiara yang terkandung dalam Bhagavad Gita yang merupakan intisari ajaran dari veda-veda belum digali, belum dimaknai dan belum diterapkan secara utuh dalam kehidupan kesehariannya artinya ini masih setengah-setengah.
Sebagai contoh sederhana Sri Krsna yang maha berkarunia telah menasehati kita semua melalui sabda Beliau bahwa hendaknya pengetahuan rohani ini (bhagavad gita) dipelajari melalui garis-garis perguruan rohani (param-para) dan hal ini sudah diterapkan sejak masa yang silam ketika pengetahuan ini pertama kali diajarkan Beliau kepada Vivasvan (dewa matahari) kemudian Dewa Matahari mengajarkan pengetahuan rohani ini kepada Manu ayah leluhur manusia dan manu mengajarkannya kepada Ikswaku demikian seterusnya dan seterusnya sampai sekarang, ini artinya bahwa sangat sulit mendalami Bhagavad Gita tanpa melalui garis-garis perguruan rohani.
Ini adalah suatu kebenaran dan jika ada yang tidak sependapat dengan sabda ini maka secara langsung yang bersangkutan tidak sependapat dengan Tuhan Sri Krsna.
Srimad Bhagavad Gita mengajarkan kepada kita semua untuk membangkitkan kesadaran diri bahwa jati diri kita adalah sang roh atau atman yang merupakan percikan terkecil dari paramatman (Tuhan) itu sendiri yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Tuhan, bukan badan ini, ya sang roh yang berada di setiap mahluk hidup tidak pernah mati walau sang badan hancur jadi debu.
Jika inti sang roh yang bersemayam dalam semua ciptaan adalah tunggal maka kita sama dengan mahluk lain tidak ada bedanya. Yang berbeda adalah badan dan sekali lagi bukan sang diri tetapi sang badan.
Kita sama dengan mereka dan mereka sama dengan kita yang dalam ajaran adiluhung dan universal disebut dengan tatvamasi maka setiap kita melihat sesama dan mahluk lain, tetumbuhan dan lain-lain berarti secara pasti dan benar kita telah melihat Tuhan.
Dia yang melihat Aku dimana-mana dan melihat segalanya ada padaKu, Aku tak bisa lepas daripadanya dan dia tak bisa lepas daripadaKu.
Jika apa yang kita lihat kita saksikan kita rasakan dan sebagainya semata-mata adalah aspek ilahi maka Tuhan selalu ada pada kita dan kita ada pada Beliau.
Itulah kesadaran dimana semua planit beserta isinya ini saling berkaitan karena rohnya berasal dari inti yang satu, maka kebiasaan mengorbankan yang lain, menyakiti yang lain untuk kepentingan badan merupakan ketidak sesuaian dari ajaran Bhagavad Gita.
Jika kita cermati lagi sloka diawal maka proses pembelajaran, pendekatan, bhakti, pengabdian, pelayanan dan seterusnya menuju kebangkitan, kesempurnaan dan kesadaran diri mestinya terus diupayakan agar kita mampu melihat Tuhan dalam segala bentuk. Sehingga hubungan cinta kasih rohani selalu memayungi semua mahluk, dengan demikian kedamaian, ketentraman dan alam terjaga keberadaanya dengan baik. kalau sudah demikian kita tidak terlepas dari Beliau dan Beliau juga demikian adanya, maka kemanapun kita melangkah tidak akan pernah ragu apalagi takut karena Tuhan sudah berjanji Aku tidak bisa lepas daripadanya.
Semoga semua mahluk berbahagia
Om Namo Bhagavate Vasudeva ya
bhagavad gita class
Melihat Tuhan dalam segala bentuk
by: Vedantapati Dasa
center Lampung
yo mam pasyati sarvatra
sarvam ca mayi pasyati
tasyaham na pranasyami
sa ca me na pranasyati
Bhg.VI.30
Dia yang melihat Aku dimana-mana dan melihat segalanya ada padaKu, Aku tak bisa lepas daripadanya dan dia tak bisa lepas daripadaKu.
Wujud semesta Tuhan hanya dapat dilihat oleh orang-orang yang paling beruntung, dalam penjelmaanya, dialah Arjuna kenapa? karena Arjuna sendiri telah diberkati mata bathin, mata pengelihatan rohani oleh kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Krsna. Kejadian ini terjadi pada akhir dua para yuga di tempat yang suci tempat perziarahan para rsi-rsi agung, para dewa di medan perang kuruksetra kurang lebih 5.100 tahun yang silam.
Kenapa harus Arjuna dan bukan kakaknya Yudistira (Dharmawangsa) seorang titisan dharma yang tidak pernah berbuat kesalahan? Ya ini sesuatu yang sudah ada dalam rencana Tuhan dan tentu sesuai dengan karma wasana seorang Arjuna.
Disamping seorang ksatria perkasa yang hebat berbudi luhur beliau juga seorang murid yang paling cerdas, paling hormat, paling setia dan paling menyayangi saudara-saudaranya, kerabatnya, kakeknya, gurunya dan sebagainya dan yang paling menonjol dari seorang Arjuna adalah beliau tentu sebagai abdi yang agung dan murid lansung Sri Krsna. Bahkan rsi agung yang sekaligus juga kakek kesayangannya sebelum pecah perang sempat berucap dengan nada tanya kepada dewata kenapa aku Bhisma dan bukan Arjuna?
Nah sekarang kita ada dalam zaman yang berbeda, zaman kemerosotan tentu tidak mungkin dapat melihat Tuhan secara langsung bahkan untuk melihat para leluhur yang suci dan para dewa sekalipun tidaklah mungkin karena kesucian, pengabdian, bhakti dan penyerahan diri kita yang kian merosot disamping juga factor penurunan kualitas alam dan lingkungan yang semakin parah.
Kemudian apakah kita lalu jauh dari Tuhan bahkan sangat jauh? Jawabnya tentu bisa ya dan bisa tidak. Tuhan itu jauh ketika seseorang belum bangkit kesadarannya akan sang diri, menganggap dirinya adalah badanya atau yang biasa disebut dengan masih menganut faham badan. Biasanya para penganut faham ini mengorbankan mahluk lain demi kepentingan badanya sendiri atas nama kesehatan dan gizi bahkan kadang-kadang hanya sekedar untuk sebuah kesenangan indria semata merupakan hal yang biasa-biasa saja.
Lalu apakah ini salah? Lagi-lagi jawabanya bisa ya dan bisa tidak, tentu akan dijawab tidak bagi yang masih menganut faham badan itu. Namun hal ini tidaklah terlalu penting untuk diperdebatkan karena hanya akan menguras energi sia-sia, namun yang paling baik barangkali mari direnungkan saja karena dari perenungan-perenungan itulah mudah-mudahan akan muncul jawabanya.
Tuhan telah menurunkan pengetahuan suci multidimensional Srimad Bhagavad Gita untuk mengatasi segala problematika hidup dan kehidupan umat manusia baik dimasa lalu, masa kini maupun dimasa yang akan datang.
Tentu sangat mungkin Srimad Bhagavad Gita adalah kitab suci yang paling banyak diminati dan dimiliki oleh penganut hindu di dimanapun dia berada jika dibandingkan dengan kepemilikan veda-veda yang lain seperti rig, yayur, atharva, sama veda dan kitab-kitab yang lain, bahkan diluar penganut hindu.
Namun sangat mungkin juga masih sedikit orang yang sudah tersadarkan olehnya, kenapa? karena mutiara-mutiara yang terkandung dalam Bhagavad Gita yang merupakan intisari ajaran dari veda-veda belum digali, belum dimaknai dan belum diterapkan secara utuh dalam kehidupan kesehariannya artinya ini masih setengah-setengah.
Sebagai contoh sederhana Sri Krsna yang maha berkarunia telah menasehati kita semua melalui sabda Beliau bahwa hendaknya pengetahuan rohani ini (bhagavad gita) dipelajari melalui garis-garis perguruan rohani (param-para) dan hal ini sudah diterapkan sejak masa yang silam ketika pengetahuan ini pertama kali diajarkan Beliau kepada Vivasvan (dewa matahari) kemudian Dewa Matahari mengajarkan pengetahuan rohani ini kepada Manu ayah leluhur manusia dan manu mengajarkannya kepada Ikswaku demikian seterusnya dan seterusnya sampai sekarang, ini artinya bahwa sangat sulit mendalami Bhagavad Gita tanpa melalui garis-garis perguruan rohani.
Ini adalah suatu kebenaran dan jika ada yang tidak sependapat dengan sabda ini maka secara langsung yang bersangkutan tidak sependapat dengan Tuhan Sri Krsna.
Srimad Bhagavad Gita mengajarkan kepada kita semua untuk membangkitkan kesadaran diri bahwa jati diri kita adalah sang roh atau atman yang merupakan percikan terkecil dari paramatman (Tuhan) itu sendiri yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Tuhan, bukan badan ini, ya sang roh yang berada di setiap mahluk hidup tidak pernah mati walau sang badan hancur jadi debu.
Jika inti sang roh yang bersemayam dalam semua ciptaan adalah tunggal maka kita sama dengan mahluk lain tidak ada bedanya. Yang berbeda adalah badan dan sekali lagi bukan sang diri tetapi sang badan.
Kita sama dengan mereka dan mereka sama dengan kita yang dalam ajaran adiluhung dan universal disebut dengan tatvamasi maka setiap kita melihat sesama dan mahluk lain, tetumbuhan dan lain-lain berarti secara pasti dan benar kita telah melihat Tuhan.
Dia yang melihat Aku dimana-mana dan melihat segalanya ada padaKu, Aku tak bisa lepas daripadanya dan dia tak bisa lepas daripadaKu.
Jika apa yang kita lihat kita saksikan kita rasakan dan sebagainya semata-mata adalah aspek ilahi maka Tuhan selalu ada pada kita dan kita ada pada Beliau.
Itulah kesadaran dimana semua planit beserta isinya ini saling berkaitan karena rohnya berasal dari inti yang satu, maka kebiasaan mengorbankan yang lain, menyakiti yang lain untuk kepentingan badan merupakan ketidak sesuaian dari ajaran Bhagavad Gita.
Jika kita cermati lagi sloka diawal maka proses pembelajaran, pendekatan, bhakti, pengabdian, pelayanan dan seterusnya menuju kebangkitan, kesempurnaan dan kesadaran diri mestinya terus diupayakan agar kita mampu melihat Tuhan dalam segala bentuk. Sehingga hubungan cinta kasih rohani selalu memayungi semua mahluk, dengan demikian kedamaian, ketentraman dan alam terjaga keberadaanya dengan baik. kalau sudah demikian kita tidak terlepas dari Beliau dan Beliau juga demikian adanya, maka kemanapun kita melangkah tidak akan pernah ragu apalagi takut karena Tuhan sudah berjanji Aku tidak bisa lepas daripadanya.
Semoga semua mahluk berbahagia
Om Namo Bhagavate Vasudeva ya
by: Vedantapati Dasa
center Lampung
yo mam pasyati sarvatra
sarvam ca mayi pasyati
tasyaham na pranasyami
sa ca me na pranasyati
Bhg.VI.30
Dia yang melihat Aku dimana-mana dan melihat segalanya ada padaKu, Aku tak bisa lepas daripadanya dan dia tak bisa lepas daripadaKu.
Wujud semesta Tuhan hanya dapat dilihat oleh orang-orang yang paling beruntung, dalam penjelmaanya, dialah Arjuna kenapa? karena Arjuna sendiri telah diberkati mata bathin, mata pengelihatan rohani oleh kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Krsna. Kejadian ini terjadi pada akhir dua para yuga di tempat yang suci tempat perziarahan para rsi-rsi agung, para dewa di medan perang kuruksetra kurang lebih 5.100 tahun yang silam.
Kenapa harus Arjuna dan bukan kakaknya Yudistira (Dharmawangsa) seorang titisan dharma yang tidak pernah berbuat kesalahan? Ya ini sesuatu yang sudah ada dalam rencana Tuhan dan tentu sesuai dengan karma wasana seorang Arjuna.
Disamping seorang ksatria perkasa yang hebat berbudi luhur beliau juga seorang murid yang paling cerdas, paling hormat, paling setia dan paling menyayangi saudara-saudaranya, kerabatnya, kakeknya, gurunya dan sebagainya dan yang paling menonjol dari seorang Arjuna adalah beliau tentu sebagai abdi yang agung dan murid lansung Sri Krsna. Bahkan rsi agung yang sekaligus juga kakek kesayangannya sebelum pecah perang sempat berucap dengan nada tanya kepada dewata kenapa aku Bhisma dan bukan Arjuna?
Nah sekarang kita ada dalam zaman yang berbeda, zaman kemerosotan tentu tidak mungkin dapat melihat Tuhan secara langsung bahkan untuk melihat para leluhur yang suci dan para dewa sekalipun tidaklah mungkin karena kesucian, pengabdian, bhakti dan penyerahan diri kita yang kian merosot disamping juga factor penurunan kualitas alam dan lingkungan yang semakin parah.
Kemudian apakah kita lalu jauh dari Tuhan bahkan sangat jauh? Jawabnya tentu bisa ya dan bisa tidak. Tuhan itu jauh ketika seseorang belum bangkit kesadarannya akan sang diri, menganggap dirinya adalah badanya atau yang biasa disebut dengan masih menganut faham badan. Biasanya para penganut faham ini mengorbankan mahluk lain demi kepentingan badanya sendiri atas nama kesehatan dan gizi bahkan kadang-kadang hanya sekedar untuk sebuah kesenangan indria semata merupakan hal yang biasa-biasa saja.
Lalu apakah ini salah? Lagi-lagi jawabanya bisa ya dan bisa tidak, tentu akan dijawab tidak bagi yang masih menganut faham badan itu. Namun hal ini tidaklah terlalu penting untuk diperdebatkan karena hanya akan menguras energi sia-sia, namun yang paling baik barangkali mari direnungkan saja karena dari perenungan-perenungan itulah mudah-mudahan akan muncul jawabanya.
Tuhan telah menurunkan pengetahuan suci multidimensional Srimad Bhagavad Gita untuk mengatasi segala problematika hidup dan kehidupan umat manusia baik dimasa lalu, masa kini maupun dimasa yang akan datang.
Tentu sangat mungkin Srimad Bhagavad Gita adalah kitab suci yang paling banyak diminati dan dimiliki oleh penganut hindu di dimanapun dia berada jika dibandingkan dengan kepemilikan veda-veda yang lain seperti rig, yayur, atharva, sama veda dan kitab-kitab yang lain, bahkan diluar penganut hindu.
Namun sangat mungkin juga masih sedikit orang yang sudah tersadarkan olehnya, kenapa? karena mutiara-mutiara yang terkandung dalam Bhagavad Gita yang merupakan intisari ajaran dari veda-veda belum digali, belum dimaknai dan belum diterapkan secara utuh dalam kehidupan kesehariannya artinya ini masih setengah-setengah.
Sebagai contoh sederhana Sri Krsna yang maha berkarunia telah menasehati kita semua melalui sabda Beliau bahwa hendaknya pengetahuan rohani ini (bhagavad gita) dipelajari melalui garis-garis perguruan rohani (param-para) dan hal ini sudah diterapkan sejak masa yang silam ketika pengetahuan ini pertama kali diajarkan Beliau kepada Vivasvan (dewa matahari) kemudian Dewa Matahari mengajarkan pengetahuan rohani ini kepada Manu ayah leluhur manusia dan manu mengajarkannya kepada Ikswaku demikian seterusnya dan seterusnya sampai sekarang, ini artinya bahwa sangat sulit mendalami Bhagavad Gita tanpa melalui garis-garis perguruan rohani.
Ini adalah suatu kebenaran dan jika ada yang tidak sependapat dengan sabda ini maka secara langsung yang bersangkutan tidak sependapat dengan Tuhan Sri Krsna.
Srimad Bhagavad Gita mengajarkan kepada kita semua untuk membangkitkan kesadaran diri bahwa jati diri kita adalah sang roh atau atman yang merupakan percikan terkecil dari paramatman (Tuhan) itu sendiri yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Tuhan, bukan badan ini, ya sang roh yang berada di setiap mahluk hidup tidak pernah mati walau sang badan hancur jadi debu.
Jika inti sang roh yang bersemayam dalam semua ciptaan adalah tunggal maka kita sama dengan mahluk lain tidak ada bedanya. Yang berbeda adalah badan dan sekali lagi bukan sang diri tetapi sang badan.
Kita sama dengan mereka dan mereka sama dengan kita yang dalam ajaran adiluhung dan universal disebut dengan tatvamasi maka setiap kita melihat sesama dan mahluk lain, tetumbuhan dan lain-lain berarti secara pasti dan benar kita telah melihat Tuhan.
Dia yang melihat Aku dimana-mana dan melihat segalanya ada padaKu, Aku tak bisa lepas daripadanya dan dia tak bisa lepas daripadaKu.
Jika apa yang kita lihat kita saksikan kita rasakan dan sebagainya semata-mata adalah aspek ilahi maka Tuhan selalu ada pada kita dan kita ada pada Beliau.
Itulah kesadaran dimana semua planit beserta isinya ini saling berkaitan karena rohnya berasal dari inti yang satu, maka kebiasaan mengorbankan yang lain, menyakiti yang lain untuk kepentingan badan merupakan ketidak sesuaian dari ajaran Bhagavad Gita.
Jika kita cermati lagi sloka diawal maka proses pembelajaran, pendekatan, bhakti, pengabdian, pelayanan dan seterusnya menuju kebangkitan, kesempurnaan dan kesadaran diri mestinya terus diupayakan agar kita mampu melihat Tuhan dalam segala bentuk. Sehingga hubungan cinta kasih rohani selalu memayungi semua mahluk, dengan demikian kedamaian, ketentraman dan alam terjaga keberadaanya dengan baik. kalau sudah demikian kita tidak terlepas dari Beliau dan Beliau juga demikian adanya, maka kemanapun kita melangkah tidak akan pernah ragu apalagi takut karena Tuhan sudah berjanji Aku tidak bisa lepas daripadanya.
Semoga semua mahluk berbahagia
Om Namo Bhagavate Vasudeva ya
Senin, 26 Oktober 2009
Sri Balarama
Siapakah Sri Balarama?
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sri Krishna, adalah sumber dari segala inkarnasi. Sri Balarama adalah penjelmaan kedua Beliau. Mereka adalah satu dan memiliki identitas yang sama. Hanya bentuk mereka saja yang berbeda. Balarama adalah ekspansi pertama dari Tuhan Sri Krishna, dan Beliau melayani Tuhan Sri Krishna dalam kegiatan rohaninya. Beliau adalah sumber dari seluruh dunia rohani dan adalah Adi Guru, yaitu guru kerohanian yang asli.
Beliau mengambil lima bentuk kepribadian untuk melayani Tuhan Sri Krishna. Beliau sendiri membantu lila/kegiatan Tuhan Sri Krishna, dan Beliau melaksanakan penciptaan dengan mengambil empat bentuk yang lain, yaitu yang dikenal dengan Catur Vyuha (berlengan empat), bentuk tersebut dikenal dengan nama Vasudeva, Sankarsana, Pradyumna dan Anirudha. Beliau melaksanakan Perintah Tuhan Sri Krishna dengan melaksanakan penciptaan dan dengan wujud sebagai Tuhan Ananta Sesa, Sri Balaram melayani Tuhan Sri Krishna dalam berbagai cara. Dalam semua wujud Beliau, Sri Balarama merasakan kebahagiaan rohani dalam melayani Tuhan Sri Krishna. Tak seorang pun dapat mendekati Tuhan Sri Krishna tanpa sebelumnya mendapatkan karunia dari Sri Baladeva/Sri Balarama.
Keturunan Dari Sri Balarama
Ketika Sri Krishna muncul di dunia material ini, Beliau muncul lengkap dengan rekan-rekannya dan perlengkapannya yaitu lima ribu tahun yang lalu ketika keturunan Tuhan Sri Krishna muncul di dunia material ini. Kemunculanya itu di dahului oleh Sri Baladeva, hanya karena Sri Baladeva memberikan karunianya menjadi keturunan Tuhan Sri Krishna. Demikianlah hubungan yang sangat intim antara Tuhan Sri Krishna dan Sri Baladeva.
Ketika Baladeva muncul sebagai anak ketujuh dalam kandungan ibu Devaki, dia dapat mengerti bahwa ini adalah anak yang agung dan ini membuat ibu Devaki prihatin dengan keamanannya. Walaupun Raja Kamsa dapat mengetahui kemampuannya dan dia menjadi takut, berpikir mungkin dia di tipu oleh ramalan bahwa dia akan dibunuh hanya oleh putra kedelapan dari ibu Devaki. Pada saat yang sama atas perintah Tuhan Sri Krishna kepada Yogamaya, tenaga dalam Beliau, untuk memindahkan bayi yang belum lahir itu ke dalam kandungan ibu Rohini, salah satu istri dari Vasudeva yang di sembunyikan dari Kamsa di rumah Nanda Maharaja di Gokula.
Dengan cara inilah Sri Balarama muncul di Gokul dibawah perlindungan dari Nanda Maharaja. Garga muni adalah pendeta dari keluarga Yadu, menyampaikan mengenai anaknya. Rohini menangis sesungguhnya beliau adalah istri dari Vasudeva. Pada saat upacara pemberian nama, Garga muni memberikan nama anak itu Rama yang berarti seseorang yang memberikan segala kepuasan. Dijelaskan juga anak itu sangat kuat,Garga muni memprediksikan bahwa Beliau dikenal juga dengan nama Balarama. Bala yang berarti kuat. Karena Sri Balarama terpaksa keluar dari kandungan ibu Devaki dibawa kedalam kandungan Rohini, Beliau juga dikenal dengan Sankarsana. Sebagai putra ibu Rohini beliau dikenal sebagai Rohini-putra, dan sebagai saudara tua Sri Krishna Beliau di pangil dengan Douji
Sri Balarama menikah dengan Revati
Di jaman Satya Yuga ada seorang raja yang bernama Raja Raivata dan mempunyai seorang putri bernama Revati beliau penuh kemewahan dan sangat sempurna.Tidak ada yang mampu bersanding dengan beliau. Raja membawanya menghadap Dewa Brahma dan mohon petunjuknya. Setelah menunggu beberapa saat ketika Raja bertemu dengan Dewa Brahma, Beliau terkejut menyadari bahwa dalam waktu yang sangat singkat beliau menghabiskan waktunya di Brahmaloka. Jutaan tahun sudah berlalu dibumi dan pada saat yang sama Dvapara Yuga berakhir. Dengan demikian Dewa Brahma menyampaikan bahwa pada saat sekarang ini Tuhan Sri Balarama lah yang paling berkualifikasi untuk menjadi suami dari Revati.
Bentuk dari Tuhan Sri Balarama.
Sri Balarama sangat kuat saat berusia 16 tahun. Beliau penuh dengan kemasyuran dan Beliau berkilau seperti Crystal. Beliau mengenakan pakaian biru dan dihiasi dengan garland dari bunga hutan. Beliau sangat tampan, rambut Beliau lembut gemulai. Telinga Beliau dihiasi dengan anting yang sangat indah, dan leher Beliau dihiasi dengan garland dari bunga dan untaian permata. Lengan Beliau dan kaki padma Beliau sangat menawan hati dihiasi dengan perhiasan-perhiasan Douji yang sangat anggun dan menarik. Lengan Beliau sangat kuat dan kaki padma Beliau dihiasi dengan gelang kaki dari permata yang terbaik.
Sri Balarama sangat menawan dan sangat tampan, di tambah dengan anting-anting yang menyentuh pipiNya. Wajah Beliau dihiasi dengan tilaka, dada Beliau lebar dihiasi dengan garland dari Gunja. Suara Beliau sangat dalam dan lengan Beliau sangat panjang menyentuh pahaNya.
Kemegahan rohani Tuhan Sri Balarama seperti bentuk gerhana jutaan tahun dari kilauan bulan yang baru muncul, keharuman dan kekuatan Beliau mengganggu banyak musuh dan raksasa.Walaupun Beliau mengetahui kekuatan supernatural dari Tuhan Krishna, namun Beliau selalu mencintai dan tidak pernah meningggalkan Sri Krishna sendiri di hutan walaupun sesaat saja. Sri Balarama adalah kesayangan Tuhan Sri Krishna, dan Beliau adalah sumber dari segala nyanyian rohani.
Karunia Sri Balarama
Sri Balarama menunjukkan contoh mengenai bagaimana bersikap dalam pelayanan pada Tuhan Sri Krishna. Beliau muncul sebagai Laksmana, dengan Sri Rama dan selajutnya sebagai Sri NityaNanda prabhu dengan Sri Caitanya Mahaprabhu. Beliau adalah guru kerohanian yang asli, dan siapapun ingin maju dalam kerohanian harus mendapat karunia dari Tuhan Sri Balarama.
Jai Sri Balarama Ki jai………
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sri Krishna, adalah sumber dari segala inkarnasi. Sri Balarama adalah penjelmaan kedua Beliau. Mereka adalah satu dan memiliki identitas yang sama. Hanya bentuk mereka saja yang berbeda. Balarama adalah ekspansi pertama dari Tuhan Sri Krishna, dan Beliau melayani Tuhan Sri Krishna dalam kegiatan rohaninya. Beliau adalah sumber dari seluruh dunia rohani dan adalah Adi Guru, yaitu guru kerohanian yang asli.
Beliau mengambil lima bentuk kepribadian untuk melayani Tuhan Sri Krishna. Beliau sendiri membantu lila/kegiatan Tuhan Sri Krishna, dan Beliau melaksanakan penciptaan dengan mengambil empat bentuk yang lain, yaitu yang dikenal dengan Catur Vyuha (berlengan empat), bentuk tersebut dikenal dengan nama Vasudeva, Sankarsana, Pradyumna dan Anirudha. Beliau melaksanakan Perintah Tuhan Sri Krishna dengan melaksanakan penciptaan dan dengan wujud sebagai Tuhan Ananta Sesa, Sri Balaram melayani Tuhan Sri Krishna dalam berbagai cara. Dalam semua wujud Beliau, Sri Balarama merasakan kebahagiaan rohani dalam melayani Tuhan Sri Krishna. Tak seorang pun dapat mendekati Tuhan Sri Krishna tanpa sebelumnya mendapatkan karunia dari Sri Baladeva/Sri Balarama.
Keturunan Dari Sri Balarama
Ketika Sri Krishna muncul di dunia material ini, Beliau muncul lengkap dengan rekan-rekannya dan perlengkapannya yaitu lima ribu tahun yang lalu ketika keturunan Tuhan Sri Krishna muncul di dunia material ini. Kemunculanya itu di dahului oleh Sri Baladeva, hanya karena Sri Baladeva memberikan karunianya menjadi keturunan Tuhan Sri Krishna. Demikianlah hubungan yang sangat intim antara Tuhan Sri Krishna dan Sri Baladeva.
Ketika Baladeva muncul sebagai anak ketujuh dalam kandungan ibu Devaki, dia dapat mengerti bahwa ini adalah anak yang agung dan ini membuat ibu Devaki prihatin dengan keamanannya. Walaupun Raja Kamsa dapat mengetahui kemampuannya dan dia menjadi takut, berpikir mungkin dia di tipu oleh ramalan bahwa dia akan dibunuh hanya oleh putra kedelapan dari ibu Devaki. Pada saat yang sama atas perintah Tuhan Sri Krishna kepada Yogamaya, tenaga dalam Beliau, untuk memindahkan bayi yang belum lahir itu ke dalam kandungan ibu Rohini, salah satu istri dari Vasudeva yang di sembunyikan dari Kamsa di rumah Nanda Maharaja di Gokula.
Dengan cara inilah Sri Balarama muncul di Gokul dibawah perlindungan dari Nanda Maharaja. Garga muni adalah pendeta dari keluarga Yadu, menyampaikan mengenai anaknya. Rohini menangis sesungguhnya beliau adalah istri dari Vasudeva. Pada saat upacara pemberian nama, Garga muni memberikan nama anak itu Rama yang berarti seseorang yang memberikan segala kepuasan. Dijelaskan juga anak itu sangat kuat,Garga muni memprediksikan bahwa Beliau dikenal juga dengan nama Balarama. Bala yang berarti kuat. Karena Sri Balarama terpaksa keluar dari kandungan ibu Devaki dibawa kedalam kandungan Rohini, Beliau juga dikenal dengan Sankarsana. Sebagai putra ibu Rohini beliau dikenal sebagai Rohini-putra, dan sebagai saudara tua Sri Krishna Beliau di pangil dengan Douji
Sri Balarama menikah dengan Revati
Di jaman Satya Yuga ada seorang raja yang bernama Raja Raivata dan mempunyai seorang putri bernama Revati beliau penuh kemewahan dan sangat sempurna.Tidak ada yang mampu bersanding dengan beliau. Raja membawanya menghadap Dewa Brahma dan mohon petunjuknya. Setelah menunggu beberapa saat ketika Raja bertemu dengan Dewa Brahma, Beliau terkejut menyadari bahwa dalam waktu yang sangat singkat beliau menghabiskan waktunya di Brahmaloka. Jutaan tahun sudah berlalu dibumi dan pada saat yang sama Dvapara Yuga berakhir. Dengan demikian Dewa Brahma menyampaikan bahwa pada saat sekarang ini Tuhan Sri Balarama lah yang paling berkualifikasi untuk menjadi suami dari Revati.
Bentuk dari Tuhan Sri Balarama.
Sri Balarama sangat kuat saat berusia 16 tahun. Beliau penuh dengan kemasyuran dan Beliau berkilau seperti Crystal. Beliau mengenakan pakaian biru dan dihiasi dengan garland dari bunga hutan. Beliau sangat tampan, rambut Beliau lembut gemulai. Telinga Beliau dihiasi dengan anting yang sangat indah, dan leher Beliau dihiasi dengan garland dari bunga dan untaian permata. Lengan Beliau dan kaki padma Beliau sangat menawan hati dihiasi dengan perhiasan-perhiasan Douji yang sangat anggun dan menarik. Lengan Beliau sangat kuat dan kaki padma Beliau dihiasi dengan gelang kaki dari permata yang terbaik.
Sri Balarama sangat menawan dan sangat tampan, di tambah dengan anting-anting yang menyentuh pipiNya. Wajah Beliau dihiasi dengan tilaka, dada Beliau lebar dihiasi dengan garland dari Gunja. Suara Beliau sangat dalam dan lengan Beliau sangat panjang menyentuh pahaNya.
Kemegahan rohani Tuhan Sri Balarama seperti bentuk gerhana jutaan tahun dari kilauan bulan yang baru muncul, keharuman dan kekuatan Beliau mengganggu banyak musuh dan raksasa.Walaupun Beliau mengetahui kekuatan supernatural dari Tuhan Krishna, namun Beliau selalu mencintai dan tidak pernah meningggalkan Sri Krishna sendiri di hutan walaupun sesaat saja. Sri Balarama adalah kesayangan Tuhan Sri Krishna, dan Beliau adalah sumber dari segala nyanyian rohani.
Karunia Sri Balarama
Sri Balarama menunjukkan contoh mengenai bagaimana bersikap dalam pelayanan pada Tuhan Sri Krishna. Beliau muncul sebagai Laksmana, dengan Sri Rama dan selajutnya sebagai Sri NityaNanda prabhu dengan Sri Caitanya Mahaprabhu. Beliau adalah guru kerohanian yang asli, dan siapapun ingin maju dalam kerohanian harus mendapat karunia dari Tuhan Sri Balarama.
Jai Sri Balarama Ki jai………
Srimad Bhagavatam class
Srimad Bhagavatam skanda 7 Bab 2 ayat 10
Tavad yata bhuvan yuyam
Brahma ksatra samedhitam
Sudayadhvam tapo yajna
Svadhyaya vrata daninah
Terjemahan:
Sementara aku sibuk dengan bisnis membunuh Tuhan Sri Wisnu,Turun Ke planet bumi yang mana berkembang karena budaya kebrahmanaan orang orang seperti ini sibuk dalam budaya kebrahmanaan dan pemerintahan ksatria orang –orang seperti ini sibuk dalam pertapaan, yadnya, pengetahuan Weda, mengikuti aturan secara teratur dan berdana punia.Menghancurkan semua orang yang sibuk seperti itu.
Penjelasan:
Tujuan utama Hiranyakasipu adalah mengganggu para dewa. Tujuan utama dari Hiranyakasipu adalah menggangu para dewa, dan rencana yang pertama membunuh Tuhan Sri Wisnu, dengan demikian dengan terbunuhnya Tuhan Sri Wisnu secara otomatis Para Dewa akan menjadi lemah dan mati . Rencana yang lain adalah meporak-porandakan tempat2 yang ada di bumi ini , kedapaian dan pertapaan dari tempat2 di bumi ini dan tempat2 yang lain yang terpeliharaTuhan Sri Wisnu menjelaskan dalam bhagavad gita 4.13 catur varnyam maya srstam guna karma vibhagasah sesuai dengan tiga sifat alam dan pekerjaan , empat kelompk manusia di ciptakan. Di semua jenis planet ada berbagai jeni tempat, namun Tuhan menganjurkan khusus menunjuk pada planet Bumi ini yang di tempat oleh manusia yanga secara khusus. Masyarakat di bagi menjadi empat warna brahmana, ksatria, vaisya dan sudra.
Sebelum Tuhan sri wisnu lahir ke planet bumi ini , di mengerti bahwa planet bumi ini di atur oleh para brahmana dan ksatria Kewajiban seorang brahmana adalah mencitakan kedamaian, mengontrol diri, toleransi, kejujuran, suci , dan kesederhanaan. Dan selajutnya menganjurkan pada raja, mengikuti perintah para brahamana. Atau kesatria bagaimana cara memerintah Negara.Mengikuti perintah par brahmnana para krstria sibuk ,para ksartia seharusnya menyibukan masyarakat untuk melakukan pertapaan , yadnya , mempelajari weda,dan mengikuti aturan dan peraturan yang di tentukan oleh kitab suci weda, Mereka juga harus mengatur dana punia yang diberikan brahmana sanyasai dan kepada pura-pura,/tempat suci , ini adalh aturan ke Tuhanan tentang budaya kebrahmaan .Orang cenderung mempersembahkan yadnya, karena tanpa yadnya yang dipersembahkan hujan tidak akan cukup yang mana akan merusakan pertanian. Dengan memperkenalkan budaya kebrahmaan ,pemerintah/ksatria seharusnya menyibukan masyarakat, melaksanakan yadnya, pertapaan mempelajari weda dan memberikan dana punia,demikialah orang2 dapat menerima kebutuhan hidup nya dan tidak ada gangguan di masyarakat, dalam hal ini Tuhan Sri Krsna menyatakan dalam Bhagavad Gita (3.12)
“Untuk memenuhi kebutuhan hidup , para dewa dipuaskan dengan berbagai yadnya dengan melaksanakan, memberikan semua kebutuhan kepada semua umat manusia, namun mereka yang menikmati hadiah ini tanpa mempersembahkan pada para dewa sebagai timbal balik tentu adalah pencuri.”
Para dewa dikuasakan untuk mensuplai atau sebagai agen diberi kuasa untuk berbuat atas nama Tuhan Sri Wisnu. Dengan demikian mereka dipuaskan dengan melaksanakan berbagai jenis yadnya.
Dalam weda ada berbagai jenis yadnya untuk berbagai jenis Dewa .Namun akhirnya yadnya itu dipersembahkan kepada Tuhan Sri Wsnu,bagi orang yang tidak mengerti apa kepribadian Tuhan Yang Maha Esa itu , yadnya untuk para dewa dianjurkan.Memuja para berbagai Dewa juga dalam basis yang sama, yaitu sesuai dengan kualitasnya yang berbeda-beda.Bagi mereka yang berada dalam sifat kebaikan memuja Sri Wisnu dianjurkan.Bagi orang2 biasa dikenal dengan panca Mahayajna dianjurkan.Akan tetapi orang harusnya tau bahwa semua kebutuhan itu di suplai oleh agen2 yaitu para dewa, tak seorangpun dapat merancang dan mempertimbangkan.Contoh semua makanan seperti biji-bijian, sayu, susu dan Gula bagi sifat kebaikan , makanan lain seperti daging tak satupun tak bisa dirancang oleh manusia. Contoh Lain, panas sinar air dan udara yang menjadi kebutuhan hidup dan satupun bisa dirancang oleh manusia. Tanpa hal itu tak seorang pun dapat hidup, dengan demikian kita tergantung atas suplai dari Tuhan.bahkan untuk kebutuhan 2 hidup kitamemerlukan begitu banyak, seperti logam dan berbagai hal2 yang penting lainya , kita seharusnya membuat kegunaan yang tepat untuk menjaga diri kitamantap dan sehat untuk melaksanakan keinsapan diri mengarah pada tujuan yang tertinggi untuk pembebasan dari ikatan dunia material ini.Tujuan krehidupan ini dicapai oleh pelaksanann yajna jika kita melupakan tujuan kehidupan manusi dan hanya menggunakan untuk kenikmatan indria,semakin terikat dalam keadaan material.tentu kita kan menjadi pencuri dan tentu kita akan dikum oleh hukum lama.Masyarakat pencuri tidak akajn pernah bahagia karena mereka tidak memiliki tujuan hidup, mereka hanya diarahkan untuk menikmati kenikmatan material, tak satupun dari mereka memiliki pengetahuan bagaimana melaksanakan yadnya.Akan tetapi Tuhan Sri Caitanya Mahaprabhu telah menetapkan yadnya yang termudah yaitu Sankirtan yadnya yang dilaksanakan dengan mudah oleh setiap orang yang menerima kesadaran krsna.Rencana Hiranyakasipu untuk membunuh penduduk Bumi ini supaya yadnya itu dihentikan,dengan demikian para dewa menjadi bingung.apakah mati secara otomatis ketika Tuhan Sri Wisnu Yajnesvara telah dibunuh ini adalah rencana para raksasa seperti Hiranyakasipu yang ahli dalam kegiatan seperti itu.
Tavad yata bhuvan yuyam
Brahma ksatra samedhitam
Sudayadhvam tapo yajna
Svadhyaya vrata daninah
Terjemahan:
Sementara aku sibuk dengan bisnis membunuh Tuhan Sri Wisnu,Turun Ke planet bumi yang mana berkembang karena budaya kebrahmanaan orang orang seperti ini sibuk dalam budaya kebrahmanaan dan pemerintahan ksatria orang –orang seperti ini sibuk dalam pertapaan, yadnya, pengetahuan Weda, mengikuti aturan secara teratur dan berdana punia.Menghancurkan semua orang yang sibuk seperti itu.
Penjelasan:
Tujuan utama Hiranyakasipu adalah mengganggu para dewa. Tujuan utama dari Hiranyakasipu adalah menggangu para dewa, dan rencana yang pertama membunuh Tuhan Sri Wisnu, dengan demikian dengan terbunuhnya Tuhan Sri Wisnu secara otomatis Para Dewa akan menjadi lemah dan mati . Rencana yang lain adalah meporak-porandakan tempat2 yang ada di bumi ini , kedapaian dan pertapaan dari tempat2 di bumi ini dan tempat2 yang lain yang terpeliharaTuhan Sri Wisnu menjelaskan dalam bhagavad gita 4.13 catur varnyam maya srstam guna karma vibhagasah sesuai dengan tiga sifat alam dan pekerjaan , empat kelompk manusia di ciptakan. Di semua jenis planet ada berbagai jeni tempat, namun Tuhan menganjurkan khusus menunjuk pada planet Bumi ini yang di tempat oleh manusia yanga secara khusus. Masyarakat di bagi menjadi empat warna brahmana, ksatria, vaisya dan sudra.
Sebelum Tuhan sri wisnu lahir ke planet bumi ini , di mengerti bahwa planet bumi ini di atur oleh para brahmana dan ksatria Kewajiban seorang brahmana adalah mencitakan kedamaian, mengontrol diri, toleransi, kejujuran, suci , dan kesederhanaan. Dan selajutnya menganjurkan pada raja, mengikuti perintah para brahamana. Atau kesatria bagaimana cara memerintah Negara.Mengikuti perintah par brahmnana para krstria sibuk ,para ksartia seharusnya menyibukan masyarakat untuk melakukan pertapaan , yadnya , mempelajari weda,dan mengikuti aturan dan peraturan yang di tentukan oleh kitab suci weda, Mereka juga harus mengatur dana punia yang diberikan brahmana sanyasai dan kepada pura-pura,/tempat suci , ini adalh aturan ke Tuhanan tentang budaya kebrahmaan .Orang cenderung mempersembahkan yadnya, karena tanpa yadnya yang dipersembahkan hujan tidak akan cukup yang mana akan merusakan pertanian. Dengan memperkenalkan budaya kebrahmaan ,pemerintah/ksatria seharusnya menyibukan masyarakat, melaksanakan yadnya, pertapaan mempelajari weda dan memberikan dana punia,demikialah orang2 dapat menerima kebutuhan hidup nya dan tidak ada gangguan di masyarakat, dalam hal ini Tuhan Sri Krsna menyatakan dalam Bhagavad Gita (3.12)
“Untuk memenuhi kebutuhan hidup , para dewa dipuaskan dengan berbagai yadnya dengan melaksanakan, memberikan semua kebutuhan kepada semua umat manusia, namun mereka yang menikmati hadiah ini tanpa mempersembahkan pada para dewa sebagai timbal balik tentu adalah pencuri.”
Para dewa dikuasakan untuk mensuplai atau sebagai agen diberi kuasa untuk berbuat atas nama Tuhan Sri Wisnu. Dengan demikian mereka dipuaskan dengan melaksanakan berbagai jenis yadnya.
Dalam weda ada berbagai jenis yadnya untuk berbagai jenis Dewa .Namun akhirnya yadnya itu dipersembahkan kepada Tuhan Sri Wsnu,bagi orang yang tidak mengerti apa kepribadian Tuhan Yang Maha Esa itu , yadnya untuk para dewa dianjurkan.Memuja para berbagai Dewa juga dalam basis yang sama, yaitu sesuai dengan kualitasnya yang berbeda-beda.Bagi mereka yang berada dalam sifat kebaikan memuja Sri Wisnu dianjurkan.Bagi orang2 biasa dikenal dengan panca Mahayajna dianjurkan.Akan tetapi orang harusnya tau bahwa semua kebutuhan itu di suplai oleh agen2 yaitu para dewa, tak seorangpun dapat merancang dan mempertimbangkan.Contoh semua makanan seperti biji-bijian, sayu, susu dan Gula bagi sifat kebaikan , makanan lain seperti daging tak satupun tak bisa dirancang oleh manusia. Contoh Lain, panas sinar air dan udara yang menjadi kebutuhan hidup dan satupun bisa dirancang oleh manusia. Tanpa hal itu tak seorang pun dapat hidup, dengan demikian kita tergantung atas suplai dari Tuhan.bahkan untuk kebutuhan 2 hidup kitamemerlukan begitu banyak, seperti logam dan berbagai hal2 yang penting lainya , kita seharusnya membuat kegunaan yang tepat untuk menjaga diri kitamantap dan sehat untuk melaksanakan keinsapan diri mengarah pada tujuan yang tertinggi untuk pembebasan dari ikatan dunia material ini.Tujuan krehidupan ini dicapai oleh pelaksanann yajna jika kita melupakan tujuan kehidupan manusi dan hanya menggunakan untuk kenikmatan indria,semakin terikat dalam keadaan material.tentu kita kan menjadi pencuri dan tentu kita akan dikum oleh hukum lama.Masyarakat pencuri tidak akajn pernah bahagia karena mereka tidak memiliki tujuan hidup, mereka hanya diarahkan untuk menikmati kenikmatan material, tak satupun dari mereka memiliki pengetahuan bagaimana melaksanakan yadnya.Akan tetapi Tuhan Sri Caitanya Mahaprabhu telah menetapkan yadnya yang termudah yaitu Sankirtan yadnya yang dilaksanakan dengan mudah oleh setiap orang yang menerima kesadaran krsna.Rencana Hiranyakasipu untuk membunuh penduduk Bumi ini supaya yadnya itu dihentikan,dengan demikian para dewa menjadi bingung.apakah mati secara otomatis ketika Tuhan Sri Wisnu Yajnesvara telah dibunuh ini adalah rencana para raksasa seperti Hiranyakasipu yang ahli dalam kegiatan seperti itu.
Sabtu, 22 Agustus 2009
SRI KRSNA NAMASTAKAM
SRI KRSNA NAMASTAKAM
KEAGUNGAN NAMA SUCI SRI KRSNA
HAMA MANTRA: HARE KRSNA HARE KRSNA KRSNA KRSNA HARE HARE HARE RAMA HARE RAMA RAMA RAMA HARE HARE
Ayat 1
O Hari nama yang saya cintai nama suci Krishna menurut semua upanisad, Engkau identik bentuk rohani Sri Krishna, menurut semua upanisad, Para kepribadian upanisad memuji sinar yang keluar dari kaki padma-Mu. Dengan kata lain, nama suci yang hamba cintai, semua kepribadian Veda berlindung pada kaki padma-Mu menyanyikan kemuliaan rohani-Mu dengan doa-doa pilihan. Dan para yogi, rsi dan semua roh yang mencapai pembebasan menyembah kaki padma-Mu. Oleh karena itu hamba menyerahkan diri sepenuhnya pada kaki padma-Mu
Ayat 2
O Krishna nama yang hamba cintai, nama suci Krishna. Engkau dimuliakan secara kekal oleh roh-roh yang telah insaf akan dirinya. Hanya untuk memikat kesadaran roh-roh yang terikat diseluruh alam semesta material atas karunia-Mu yang tiada sebabnya, Engkau terwujud dalam bentuk yang didengar berupa getaran suara rohsni. Karunia-Mu begitu agung sehingga ketika seseorang mengucapkan-Mu tanpa sengaja secara kebetulan atau tanpa perhatian, bahkan sekali saja, engkau menghancurkan tak terhingga reaksi kegiatan berdosa yang telah mereka kumpulkan dari banyak kelahiran. Nama suci Krishna yang hamba cintai segala pemujian kepadamu
Ayat 3
O nama suci Krishna yang hamba cintai, Engkau lebih cemerlang dari matahari, Engkau begitu bermurah hati , sehingga jika seseorang mengucapkan-Mu karena rasa takut atau dalam tingkatan namabhasa (tingkat tidak sempurna dibawah tingkat tanpa kesalahan) engkau menghancurkan kebodohan dan melepaskan ikatan mereka terhadap kehidupan duniawi yang terikat dan berangsur-angsur memberkati roh-roh yang terikat seperti itu yang tanpa pengetahuan yang rohani, dengan pengetahuan rohani tentang pengabdian suci pada Tuhan Sri Krishna. O Nama Suci yang hamba cintai, siapakah insan dialam semesta ini dapat memuji sifat-sifat rohani anda, bahkan diantara roh-roh mulia yang telah insaf akan dirinya sekalipun? Segala pemujian pada-Mu!
Ayat4
Dengan meditasi yang tidak pernah menyimpang pada Brahman yang tidak bersifat pribadi, seseorang tidak dapat menghancurkan reaksi perbuatan yang berdosa yang dilakukan masa lampau dan reaksi perbuatan saleh yang berada diluar pelepasan ikatan terhadap kenikmatan material yang dilakukan pada kehidupan ini, tapi reaksi-reaksi kegiatan berdosa dan saleh tersebut berasal dari waktu yang tidak dapat diingat. Akan tetapi nama suci yang hamba cintai, dengan menggetarkan lidah, dengan kata lain hanya dengan mengucapkan-mu reaksi-reaksi karma ini dihancurkan.
Ayat 5
Pembunuh Agrasura yang hamba cintai! Putra ibu Yasoda yang hamba cintai! Putra Nanda Maharaja yang hamba cintai! Tuhan yang bermata bagaikan bunga padma yang hamba cintai! Kekasih para Gopi yang hamba cintai ! Penguasa Vrindavana yang hamba cintai! Tuhan yang penuh karunia! Sri Krisna yang hamba cintai! O nama suci dalam bentuk kepribadian-kepribadian ini dan dalam bentuk-bentuk lainnya yang jumlahnya tidak terhitung. Engkau mengujudkan getaran suara rohani di dunia ini untuk menyelamatkan roh-roh yang terikat dari ikatan kelahiran dan kematian yang dialami berulang kali dalam kehidupan material ini, hal ini terjadi hanya karena karunia-Mu yang tiada sebabnya dan yang tidak dapat dipahami! Nama suci yang hamba cintai, semoga keterikatan spontan untuk mengucapkan-Mu meningkat tak tebatas atas karunia-Mu yang tiada sebabnya pada hamba
Ayat 6
Nama suci tercinta, engkau terwujud dalam dua bentuk rohani atau Svarupa. Satu bentuk adalah bentuk pribadi kebahagiaan rohani-Mu sebagai kepribadian yang paling utama, objek pemujian dalam getaran suara rohani dan dalam bentuk yang lain adalah Bentuk-Mu sebagai nama suci seperti Krishna, Govinda dan nama-nama rohani lainnya yang menunjukkan atau menguraikan bentuk atau kegiatan rohani-Mu yang membahagiakan. Engkau satu dan sama dalam kedua bentuk rohani ini. Diantara kedua-Nya hamba menganggap bahwa bentukmu yang dapat didengar sebagai nama suci separti Krishna, Govinda dan yang lainnya lebih berkarunia dari bentuk pribadimu yang dapat dilihat sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sedemikian rupa, jika seseorang memuja bentuk-Mu sebagai arca dan berbuat kesalahan kemudian dia berlindung pada bentuk rohani-Mu sebagai nama suci Krishna, Engkau atas karunia-Mu yang tiada sebabnya menyucikan orang itu dari segala kesalahan dan dia dapat merasakan minuman kekekalan dari lautan kebahagiaan rohani yang tidak terbatas.
Ayat 7
Oh nama suci yang hamba cintai! O yang identik dengan bentuk Krishna dalam suara yang hamba cintai! Para penyembah yang berlindung pada kaki padma-Mu dengan cara mengucapkan-Mu bahkan akan dibebaskan dari kehancuran karena berbuat kesalahan pada nama suci (nama aparadha) atas karunia-Mu yang tiada sebabnya Engkau terwujud sebagai bentuk pribadi yang paling utama yang dikonsentrasikan dalam kebahagian Rohani dan suatu festival sehari-hari bagi Gokula(Vrindavana dhama). Engkau adalah bentuk kemuliaan rohani yang lengkap dan kebahagiaan yang kekal dan melalui bentuk itu Engkau mengwujudkan pertukaran cinta kiasih rohani denagn para penyembah-Mu. Oleh karena itu, nama suci Krishna yang
AYAT 8
Narada-vinojjivana sudhormi-niryasa-madhuri pura
Tvam Krishna nama sphure me rasane sada
O nama suci Krishna yang hamba cintai! Engkau adalah jiwa dan raga bagi vina devarshi Narada muni.Engkau adalah gelombang abadi dari minuman kekealan rohani .Hamba bersujud pada kakipadma –Mu dan mohon karunia-Mu yang tiada sebabnya agar hamba selalu mantap dalam pengabdian –Mu sehingga Engkau akan selalu menari tampa lelah pada lidahku;berkahilah hamba selalu tekun mengucapkan –Mu tampa henti .
PENJELASAN
Disini dikatan bahwa jiwa dan raga vina milik davarshi Narada Muni.roh mulia yang telah mencapai pembebasan ,adalah Pengucapan nama suci .Narada Muni mengembara keseluruh alam semesta bagaikan seorang antariksawan rohani. Beliau tidak memerlukan nitrogen atau oksigen cair manapun juga. Vinanya tidak marah-marah seperti para penentang nama suci Tuhan. Beliau dapat mengembara keseluruh alam semesta hanya dengan mengucapkan nama suci Krishna dan Beliau digerakkan kemana-mana oleh kekuatan rohani-Nya Narada Muni selalu mengucapkan nama suci. Dasu Ratnakar menjadi roh mulia yang telah dibebaskan hanya dengan mengucapkan nama suci Rama dan menjadi Valmiki. Ada banyak contoh Prahlad selalu mengucapkan nama suci Krishna, dank arena perlindungan dari nama suci Krisna itu, ayahnya yaitu Hiranyakasipu tidak dapat berbuat apa-apa padanya. Hiranyakasipu bertanya pada Prahlada,”Darimana kamu dapat kekuatan, bagaimana mungkian aku yang dapat menaklukkan setiap orang tidak dapat menaklukkanmu”? Prahlada menjawab.”Aku mendapatkan kekuatan di tempat ayah mendapatkan kekuatan. Setiap orang mendapatkan kekuatan ditempat yang sama. Tempat itu adalah sumber kekuatan yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Perbedaannya adalah aku mengetahui darimana aku mendapatkan kekuatanku, tetapi ayah tidak mau menerima bahwa ayah mendapat kekuatan dari sumber kekuatan itu.
Pada yuga-yuga terdahulu, pengucapan nama suci ini tidak diizinkan kecuali berahmana yang ketat mengikuti aturan dan peraturan kitab-kitab suci weda. Karena nama suci sama dengan Krishna, kalau kesalahan ditimbulkan maka hal itu akan menimbulkan bahaya yang besar. Karena takut berbuat kesalahan maka orang-orang tidak berani mengucapkan-Nya. Jadi mengucapkan nama suci adalah suatu proses yang sangat ketat. Nama suci hanya diucapkan sambil mandi di sungai suci seperti Gangga, Kaveri atau Narmada. Tetapi pengetahuan yang sejati adalah dengan mengucapkan nama suci Krishna secara berulang-ulang seseorang dapat dibebaskan dari berbagai kesalahan.
Nama suci Krishna lebih berkarunia daripada nama suci Visnu lainnya. Dikatakan mengucapkan seribu kali nama suci Visnu sama dengan mengucapkan satu kali nama Rama. Dan mengucapkan tiga ribu nama suci Visnu sama dengan mengucapkan satu kali nama suci Krishna. Karunia Sri Caitanya Mahaprabhu adalah jika kita mengucapkan nama Bliau (Sri Caitanya Mahaprabhu) terlebih dahulu dan baru mengucapkan Hare Krishna, atas karunia Bliau, kita akan lebih mudah menghindari kesalahan-kesalahan terhadap nama suci dan dalam waktu yang singkat kita akan mencapai kesempurnaan yang normalnya hanya dicapai setelah beryuga-yuga.
Pada suatu hari ada argumentasi antara Haridas Thakura dan seorang berhmana di Bengal. Haridas Thakura diundang oleh Balarama Acarya ke rumah tuan tanah Hiranya Majumdar dan saudaranya Govinda Majumdar. Setiap malam semua brahmana pandit dan warga yang terhormat mengadakan dharma sabha secara teratur di suatu ruangan dirumah Hiranya majumdar. Tuan tanh ini sangat kaya sekali sehingga dia banyak pajak 1.200.000 keping uang emas pada raja. Bisa dibayangkan berapa jumlah kekayaannya. Sekarang berapa nilai 1.200.000 keping uang emas. Banyak pajaknya saja segitu, coba bayangkan berapa banyak yang di simpan.
Haridas Thakura diterima dengan sangat hormat oleh Majumdar bersaudara. Malam itu para Paaaandit mendiskusikan tentang nama suci, satu orang berkata,”ya, dengan mengucapkan nama suci kalian akan masuk surga, kalian akan mendapatkan karma yang baik,segala sesuatu,” Yang lainnya berkata,” bukan! Dengan mengucapkan nama suci kalian akan mencapai mukti,” Akhirnya Haridas Thakura berkata,” semua hal ini adalah efek samping dari pengucapan nama suci. Hal-hal seperti ini mudah didapatkan hanya dengan mengucapkan nama suci. Seseorang bias mencapai mukti bahkan dengan mengucapkan nama suci secara kebetulan. Sebenarnya hal itu tidak masuk perhitungan. Dengan mengucapkan nama suci Krishna sebenarnya kalian dapt menangkap Krishna di hatimu. Kalian akan mendapatkan cinta kasih rohani pada Krishna. Bliau akan berhutang padamu. Beliau akan terikat padamu, sebagai seorang penyembah,”.
Kerika mereka mendengar penjelasan ini, ada seorang berahmana yang menjadi pimpinan pemungut pajak berdiri dan berkata,”omong kosong! Para yogi bermeditasi berjuta-juta kali kelahiran untuk mencapai mukti (pembebasan). Mereka harus melakukan pertapaan, mempelajari veda-veda dan Vedanta selama beribu-ribu kelahiran, dan dia mengatakan hanya dengan mengucapkan nama suci kalian akan mencapai mukti (pembebasan) ini? Bagaimana kalian, para berahmana dan pandit, dapat mendengar orang fanatic ini, yang mengatakan hal-hal seperti itu? Seharusnya dia diam saja! Kemudian Haridas Thakura mulai mengutip banyak sloka dari kitab suci Veda dan berkata,”ini bukan versi menurut saya. Dalam kitab-kitab suci veda ada banyak contoh seperti Ajamila,’ Beliau mengutip berbagai jenis seloka yang mengatakan hanya dengan mengucapkan nama suci Krishna seseorang akan mencapai mukti,” bukan saya yang mengatakannya, kitab-kitab suci veda yang mengatakan demikian,” Brahmana itu berkata,” kalau seseorang tidak mencapai mukti dengan mengucapkan nama suci secara kebetulan atau tanpa sengaja maka aku akan memotong hidungmu,” Haridas Thakura setuju,”saya akan memotong hidungku kalau dengan mengucapkan nama suci secara kebetulan atau tanpa disengaja dan perhatian atau tidak sempurna tidak akan memberikan mukti,”
Semua brahmana marah pada pemungut pajak itu,” tidak, tidak,,, ada apa ini? Kamu telah berbuat kesalahan pada tamu kita. Beliau adalah nama acarya yang mulia,” mereka mohon pada Haridas Thakura,” Mohon maafkanlah kami atas tindakannya janganlah menanggapi kesalahannya,” Haridas Thakura menjawab,” saya tidak menanggapi kesalahan apapun yang dia lakukan. Dia hanyalah seorang mayavadi, Dia tidak memahami kemuliaan Krishna dan nama suci-Nya oleh karena itu ia mengatakan semua ini, kesalahannya Cuma dia tidak tahu tentang sesuatu yang lebih baik,” Tuan tanah itu dating dan mohon pada Haridas Thakura,” maafkanlah kami atas kesalahan ini, mohon maafkanlah kami atas kejadian yang tideak menyenangkan ini,”
Tak lama setelah kejadian tersebut. Pimpinan pemungut pajak itu dipecat dari pekerjaannya, Pemungut pajak itu tampan sekali, jari-jemari kaki dan tangannya indah, hidung mancung, warna kulit yang bagus dan tingginya serasi dengan besar tubuhnya. Tapi hanya dalam tiga hari dia terserang penyakit lepra dan hidungnua lepas. Orang-orang merasa heran melihatnya, bagaimana cara penyakit lepranya berkembang didepan mata mereka. Dalam keadaan normal, perlu waktu paling tidak 6 bulan untuk berkembagnya penyakit lepra. Tapi dalam kasus ini, pemungut pajak itu terserang penyakit lepra yang terus berkembang sehingga jari jemari kaki dan tangannya serta hidungnya lepas setelah ia mengutuk Haridas Thakura,” hidungmu akan lepas jika kamu tidak mencapai pembebasan dengan mengucapkan nama suciTuhan,” Dia mengeluarkan kutukan ini dan sekarang berbalik mengenainya. Haridas Thakura merasa sangat sedih melihat keadaan seperti itu. Beliau tidak ingin tinggal disana lebih lama lagi. Tapi setelah kejadian itu tak seorangpun heran kenapa ia terserang penyakit lepra.
Hal ini hanya segelintir dari kemuliaan nama suci Tuhan Yang Maha Esa yang tidak terbatas. Kalian telah menerima proses yang rahasia ini , tentu saja, kita mengatakan pada orang-orang untuk mengucapkan Hare Krishna, tapi mereka tidak tahu apa manfaatnya, kalau kita mulai menjelaskan kemuliaan nama suci tuhan, mereka berkata ,”Bagaimana hal itu bias benar?” Maka tindakan itu adalah salah satu kesalahan terhadap nama suci tuhan begitu luas. Ketika Haridas thakura mulai mennjelaskan kemuliaan nama suci Tuhan Orang-orang tidak beriman berkata,” Omong kosong apa yang kamu katakana ini,” mereka tidak mengetahui bahwa dengan metode pranayama akan memerlukan waktu yang lama sekali untuk mencapai mukti (pembebasan) tetapi ketika kalian mengucapkan nama Beliau dapat segera membebaskanmu dari penjara secara normal, kalian harus berada di penjara sesuai dengan hukuman yang telah dijatuhkan setelah itu baru kalian dikeluarkan tapi jika gubenur berkata,” izinkanlah saya keluar dari penjara ini,” satu-satunya alas an mengapa kita berada dipenjara ini adalah karena kita melupakan Krishna. Oleh karena itu ketika kita mulai mengucapkan nama suci-Nya dan ingat pada-Nya maka Krishna akan bersabda,”Mengapa para penyembahku tinggal disini? Kalian keluarlah dari penjara ini!,” inilah karunia khusus bagi kita, kita dapat mengucapkan nama suci Krishna
KEAGUNGAN NAMA SUCI SRI KRSNA
HAMA MANTRA: HARE KRSNA HARE KRSNA KRSNA KRSNA HARE HARE HARE RAMA HARE RAMA RAMA RAMA HARE HARE
Ayat 1
O Hari nama yang saya cintai nama suci Krishna menurut semua upanisad, Engkau identik bentuk rohani Sri Krishna, menurut semua upanisad, Para kepribadian upanisad memuji sinar yang keluar dari kaki padma-Mu. Dengan kata lain, nama suci yang hamba cintai, semua kepribadian Veda berlindung pada kaki padma-Mu menyanyikan kemuliaan rohani-Mu dengan doa-doa pilihan. Dan para yogi, rsi dan semua roh yang mencapai pembebasan menyembah kaki padma-Mu. Oleh karena itu hamba menyerahkan diri sepenuhnya pada kaki padma-Mu
Ayat 2
O Krishna nama yang hamba cintai, nama suci Krishna. Engkau dimuliakan secara kekal oleh roh-roh yang telah insaf akan dirinya. Hanya untuk memikat kesadaran roh-roh yang terikat diseluruh alam semesta material atas karunia-Mu yang tiada sebabnya, Engkau terwujud dalam bentuk yang didengar berupa getaran suara rohsni. Karunia-Mu begitu agung sehingga ketika seseorang mengucapkan-Mu tanpa sengaja secara kebetulan atau tanpa perhatian, bahkan sekali saja, engkau menghancurkan tak terhingga reaksi kegiatan berdosa yang telah mereka kumpulkan dari banyak kelahiran. Nama suci Krishna yang hamba cintai segala pemujian kepadamu
Ayat 3
O nama suci Krishna yang hamba cintai, Engkau lebih cemerlang dari matahari, Engkau begitu bermurah hati , sehingga jika seseorang mengucapkan-Mu karena rasa takut atau dalam tingkatan namabhasa (tingkat tidak sempurna dibawah tingkat tanpa kesalahan) engkau menghancurkan kebodohan dan melepaskan ikatan mereka terhadap kehidupan duniawi yang terikat dan berangsur-angsur memberkati roh-roh yang terikat seperti itu yang tanpa pengetahuan yang rohani, dengan pengetahuan rohani tentang pengabdian suci pada Tuhan Sri Krishna. O Nama Suci yang hamba cintai, siapakah insan dialam semesta ini dapat memuji sifat-sifat rohani anda, bahkan diantara roh-roh mulia yang telah insaf akan dirinya sekalipun? Segala pemujian pada-Mu!
Ayat4
Dengan meditasi yang tidak pernah menyimpang pada Brahman yang tidak bersifat pribadi, seseorang tidak dapat menghancurkan reaksi perbuatan yang berdosa yang dilakukan masa lampau dan reaksi perbuatan saleh yang berada diluar pelepasan ikatan terhadap kenikmatan material yang dilakukan pada kehidupan ini, tapi reaksi-reaksi kegiatan berdosa dan saleh tersebut berasal dari waktu yang tidak dapat diingat. Akan tetapi nama suci yang hamba cintai, dengan menggetarkan lidah, dengan kata lain hanya dengan mengucapkan-mu reaksi-reaksi karma ini dihancurkan.
Ayat 5
Pembunuh Agrasura yang hamba cintai! Putra ibu Yasoda yang hamba cintai! Putra Nanda Maharaja yang hamba cintai! Tuhan yang bermata bagaikan bunga padma yang hamba cintai! Kekasih para Gopi yang hamba cintai ! Penguasa Vrindavana yang hamba cintai! Tuhan yang penuh karunia! Sri Krisna yang hamba cintai! O nama suci dalam bentuk kepribadian-kepribadian ini dan dalam bentuk-bentuk lainnya yang jumlahnya tidak terhitung. Engkau mengujudkan getaran suara rohani di dunia ini untuk menyelamatkan roh-roh yang terikat dari ikatan kelahiran dan kematian yang dialami berulang kali dalam kehidupan material ini, hal ini terjadi hanya karena karunia-Mu yang tiada sebabnya dan yang tidak dapat dipahami! Nama suci yang hamba cintai, semoga keterikatan spontan untuk mengucapkan-Mu meningkat tak tebatas atas karunia-Mu yang tiada sebabnya pada hamba
Ayat 6
Nama suci tercinta, engkau terwujud dalam dua bentuk rohani atau Svarupa. Satu bentuk adalah bentuk pribadi kebahagiaan rohani-Mu sebagai kepribadian yang paling utama, objek pemujian dalam getaran suara rohani dan dalam bentuk yang lain adalah Bentuk-Mu sebagai nama suci seperti Krishna, Govinda dan nama-nama rohani lainnya yang menunjukkan atau menguraikan bentuk atau kegiatan rohani-Mu yang membahagiakan. Engkau satu dan sama dalam kedua bentuk rohani ini. Diantara kedua-Nya hamba menganggap bahwa bentukmu yang dapat didengar sebagai nama suci separti Krishna, Govinda dan yang lainnya lebih berkarunia dari bentuk pribadimu yang dapat dilihat sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sedemikian rupa, jika seseorang memuja bentuk-Mu sebagai arca dan berbuat kesalahan kemudian dia berlindung pada bentuk rohani-Mu sebagai nama suci Krishna, Engkau atas karunia-Mu yang tiada sebabnya menyucikan orang itu dari segala kesalahan dan dia dapat merasakan minuman kekekalan dari lautan kebahagiaan rohani yang tidak terbatas.
Ayat 7
Oh nama suci yang hamba cintai! O yang identik dengan bentuk Krishna dalam suara yang hamba cintai! Para penyembah yang berlindung pada kaki padma-Mu dengan cara mengucapkan-Mu bahkan akan dibebaskan dari kehancuran karena berbuat kesalahan pada nama suci (nama aparadha) atas karunia-Mu yang tiada sebabnya Engkau terwujud sebagai bentuk pribadi yang paling utama yang dikonsentrasikan dalam kebahagian Rohani dan suatu festival sehari-hari bagi Gokula(Vrindavana dhama). Engkau adalah bentuk kemuliaan rohani yang lengkap dan kebahagiaan yang kekal dan melalui bentuk itu Engkau mengwujudkan pertukaran cinta kiasih rohani denagn para penyembah-Mu. Oleh karena itu, nama suci Krishna yang
AYAT 8
Narada-vinojjivana sudhormi-niryasa-madhuri pura
Tvam Krishna nama sphure me rasane sada
O nama suci Krishna yang hamba cintai! Engkau adalah jiwa dan raga bagi vina devarshi Narada muni.Engkau adalah gelombang abadi dari minuman kekealan rohani .Hamba bersujud pada kakipadma –Mu dan mohon karunia-Mu yang tiada sebabnya agar hamba selalu mantap dalam pengabdian –Mu sehingga Engkau akan selalu menari tampa lelah pada lidahku;berkahilah hamba selalu tekun mengucapkan –Mu tampa henti .
PENJELASAN
Disini dikatan bahwa jiwa dan raga vina milik davarshi Narada Muni.roh mulia yang telah mencapai pembebasan ,adalah Pengucapan nama suci .Narada Muni mengembara keseluruh alam semesta bagaikan seorang antariksawan rohani. Beliau tidak memerlukan nitrogen atau oksigen cair manapun juga. Vinanya tidak marah-marah seperti para penentang nama suci Tuhan. Beliau dapat mengembara keseluruh alam semesta hanya dengan mengucapkan nama suci Krishna dan Beliau digerakkan kemana-mana oleh kekuatan rohani-Nya Narada Muni selalu mengucapkan nama suci. Dasu Ratnakar menjadi roh mulia yang telah dibebaskan hanya dengan mengucapkan nama suci Rama dan menjadi Valmiki. Ada banyak contoh Prahlad selalu mengucapkan nama suci Krishna, dank arena perlindungan dari nama suci Krisna itu, ayahnya yaitu Hiranyakasipu tidak dapat berbuat apa-apa padanya. Hiranyakasipu bertanya pada Prahlada,”Darimana kamu dapat kekuatan, bagaimana mungkian aku yang dapat menaklukkan setiap orang tidak dapat menaklukkanmu”? Prahlada menjawab.”Aku mendapatkan kekuatan di tempat ayah mendapatkan kekuatan. Setiap orang mendapatkan kekuatan ditempat yang sama. Tempat itu adalah sumber kekuatan yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Perbedaannya adalah aku mengetahui darimana aku mendapatkan kekuatanku, tetapi ayah tidak mau menerima bahwa ayah mendapat kekuatan dari sumber kekuatan itu.
Pada yuga-yuga terdahulu, pengucapan nama suci ini tidak diizinkan kecuali berahmana yang ketat mengikuti aturan dan peraturan kitab-kitab suci weda. Karena nama suci sama dengan Krishna, kalau kesalahan ditimbulkan maka hal itu akan menimbulkan bahaya yang besar. Karena takut berbuat kesalahan maka orang-orang tidak berani mengucapkan-Nya. Jadi mengucapkan nama suci adalah suatu proses yang sangat ketat. Nama suci hanya diucapkan sambil mandi di sungai suci seperti Gangga, Kaveri atau Narmada. Tetapi pengetahuan yang sejati adalah dengan mengucapkan nama suci Krishna secara berulang-ulang seseorang dapat dibebaskan dari berbagai kesalahan.
Nama suci Krishna lebih berkarunia daripada nama suci Visnu lainnya. Dikatakan mengucapkan seribu kali nama suci Visnu sama dengan mengucapkan satu kali nama Rama. Dan mengucapkan tiga ribu nama suci Visnu sama dengan mengucapkan satu kali nama suci Krishna. Karunia Sri Caitanya Mahaprabhu adalah jika kita mengucapkan nama Bliau (Sri Caitanya Mahaprabhu) terlebih dahulu dan baru mengucapkan Hare Krishna, atas karunia Bliau, kita akan lebih mudah menghindari kesalahan-kesalahan terhadap nama suci dan dalam waktu yang singkat kita akan mencapai kesempurnaan yang normalnya hanya dicapai setelah beryuga-yuga.
Pada suatu hari ada argumentasi antara Haridas Thakura dan seorang berhmana di Bengal. Haridas Thakura diundang oleh Balarama Acarya ke rumah tuan tanah Hiranya Majumdar dan saudaranya Govinda Majumdar. Setiap malam semua brahmana pandit dan warga yang terhormat mengadakan dharma sabha secara teratur di suatu ruangan dirumah Hiranya majumdar. Tuan tanh ini sangat kaya sekali sehingga dia banyak pajak 1.200.000 keping uang emas pada raja. Bisa dibayangkan berapa jumlah kekayaannya. Sekarang berapa nilai 1.200.000 keping uang emas. Banyak pajaknya saja segitu, coba bayangkan berapa banyak yang di simpan.
Haridas Thakura diterima dengan sangat hormat oleh Majumdar bersaudara. Malam itu para Paaaandit mendiskusikan tentang nama suci, satu orang berkata,”ya, dengan mengucapkan nama suci kalian akan masuk surga, kalian akan mendapatkan karma yang baik,segala sesuatu,” Yang lainnya berkata,” bukan! Dengan mengucapkan nama suci kalian akan mencapai mukti,” Akhirnya Haridas Thakura berkata,” semua hal ini adalah efek samping dari pengucapan nama suci. Hal-hal seperti ini mudah didapatkan hanya dengan mengucapkan nama suci. Seseorang bias mencapai mukti bahkan dengan mengucapkan nama suci secara kebetulan. Sebenarnya hal itu tidak masuk perhitungan. Dengan mengucapkan nama suci Krishna sebenarnya kalian dapt menangkap Krishna di hatimu. Kalian akan mendapatkan cinta kasih rohani pada Krishna. Bliau akan berhutang padamu. Beliau akan terikat padamu, sebagai seorang penyembah,”.
Kerika mereka mendengar penjelasan ini, ada seorang berahmana yang menjadi pimpinan pemungut pajak berdiri dan berkata,”omong kosong! Para yogi bermeditasi berjuta-juta kali kelahiran untuk mencapai mukti (pembebasan). Mereka harus melakukan pertapaan, mempelajari veda-veda dan Vedanta selama beribu-ribu kelahiran, dan dia mengatakan hanya dengan mengucapkan nama suci kalian akan mencapai mukti (pembebasan) ini? Bagaimana kalian, para berahmana dan pandit, dapat mendengar orang fanatic ini, yang mengatakan hal-hal seperti itu? Seharusnya dia diam saja! Kemudian Haridas Thakura mulai mengutip banyak sloka dari kitab suci Veda dan berkata,”ini bukan versi menurut saya. Dalam kitab-kitab suci veda ada banyak contoh seperti Ajamila,’ Beliau mengutip berbagai jenis seloka yang mengatakan hanya dengan mengucapkan nama suci Krishna seseorang akan mencapai mukti,” bukan saya yang mengatakannya, kitab-kitab suci veda yang mengatakan demikian,” Brahmana itu berkata,” kalau seseorang tidak mencapai mukti dengan mengucapkan nama suci secara kebetulan atau tanpa sengaja maka aku akan memotong hidungmu,” Haridas Thakura setuju,”saya akan memotong hidungku kalau dengan mengucapkan nama suci secara kebetulan atau tanpa disengaja dan perhatian atau tidak sempurna tidak akan memberikan mukti,”
Semua brahmana marah pada pemungut pajak itu,” tidak, tidak,,, ada apa ini? Kamu telah berbuat kesalahan pada tamu kita. Beliau adalah nama acarya yang mulia,” mereka mohon pada Haridas Thakura,” Mohon maafkanlah kami atas tindakannya janganlah menanggapi kesalahannya,” Haridas Thakura menjawab,” saya tidak menanggapi kesalahan apapun yang dia lakukan. Dia hanyalah seorang mayavadi, Dia tidak memahami kemuliaan Krishna dan nama suci-Nya oleh karena itu ia mengatakan semua ini, kesalahannya Cuma dia tidak tahu tentang sesuatu yang lebih baik,” Tuan tanah itu dating dan mohon pada Haridas Thakura,” maafkanlah kami atas kesalahan ini, mohon maafkanlah kami atas kejadian yang tideak menyenangkan ini,”
Tak lama setelah kejadian tersebut. Pimpinan pemungut pajak itu dipecat dari pekerjaannya, Pemungut pajak itu tampan sekali, jari-jemari kaki dan tangannya indah, hidung mancung, warna kulit yang bagus dan tingginya serasi dengan besar tubuhnya. Tapi hanya dalam tiga hari dia terserang penyakit lepra dan hidungnua lepas. Orang-orang merasa heran melihatnya, bagaimana cara penyakit lepranya berkembang didepan mata mereka. Dalam keadaan normal, perlu waktu paling tidak 6 bulan untuk berkembagnya penyakit lepra. Tapi dalam kasus ini, pemungut pajak itu terserang penyakit lepra yang terus berkembang sehingga jari jemari kaki dan tangannya serta hidungnya lepas setelah ia mengutuk Haridas Thakura,” hidungmu akan lepas jika kamu tidak mencapai pembebasan dengan mengucapkan nama suciTuhan,” Dia mengeluarkan kutukan ini dan sekarang berbalik mengenainya. Haridas Thakura merasa sangat sedih melihat keadaan seperti itu. Beliau tidak ingin tinggal disana lebih lama lagi. Tapi setelah kejadian itu tak seorangpun heran kenapa ia terserang penyakit lepra.
Hal ini hanya segelintir dari kemuliaan nama suci Tuhan Yang Maha Esa yang tidak terbatas. Kalian telah menerima proses yang rahasia ini , tentu saja, kita mengatakan pada orang-orang untuk mengucapkan Hare Krishna, tapi mereka tidak tahu apa manfaatnya, kalau kita mulai menjelaskan kemuliaan nama suci tuhan, mereka berkata ,”Bagaimana hal itu bias benar?” Maka tindakan itu adalah salah satu kesalahan terhadap nama suci tuhan begitu luas. Ketika Haridas thakura mulai mennjelaskan kemuliaan nama suci Tuhan Orang-orang tidak beriman berkata,” Omong kosong apa yang kamu katakana ini,” mereka tidak mengetahui bahwa dengan metode pranayama akan memerlukan waktu yang lama sekali untuk mencapai mukti (pembebasan) tetapi ketika kalian mengucapkan nama Beliau dapat segera membebaskanmu dari penjara secara normal, kalian harus berada di penjara sesuai dengan hukuman yang telah dijatuhkan setelah itu baru kalian dikeluarkan tapi jika gubenur berkata,” izinkanlah saya keluar dari penjara ini,” satu-satunya alas an mengapa kita berada dipenjara ini adalah karena kita melupakan Krishna. Oleh karena itu ketika kita mulai mengucapkan nama suci-Nya dan ingat pada-Nya maka Krishna akan bersabda,”Mengapa para penyembahku tinggal disini? Kalian keluarlah dari penjara ini!,” inilah karunia khusus bagi kita, kita dapat mengucapkan nama suci Krishna
Langganan:
Postingan (Atom)