Sabtu, 22 Agustus 2009

SRI KRSNA NAMASTAKAM

SRI KRSNA NAMASTAKAM
KEAGUNGAN NAMA SUCI SRI KRSNA
HAMA MANTRA: HARE KRSNA HARE KRSNA KRSNA KRSNA HARE HARE HARE RAMA HARE RAMA RAMA RAMA HARE HARE

Ayat 1
O Hari nama yang saya cintai nama suci Krishna menurut semua upanisad, Engkau identik bentuk rohani Sri Krishna, menurut semua upanisad, Para kepribadian upanisad memuji sinar yang keluar dari kaki padma-Mu. Dengan kata lain, nama suci yang hamba cintai, semua kepribadian Veda berlindung pada kaki padma-Mu menyanyikan kemuliaan rohani-Mu dengan doa-doa pilihan. Dan para yogi, rsi dan semua roh yang mencapai pembebasan menyembah kaki padma-Mu. Oleh karena itu hamba menyerahkan diri sepenuhnya pada kaki padma-Mu

Ayat 2
O Krishna nama yang hamba cintai, nama suci Krishna. Engkau dimuliakan secara kekal oleh roh-roh yang telah insaf akan dirinya. Hanya untuk memikat kesadaran roh-roh yang terikat diseluruh alam semesta material atas karunia-Mu yang tiada sebabnya, Engkau terwujud dalam bentuk yang didengar berupa getaran suara rohsni. Karunia-Mu begitu agung sehingga ketika seseorang mengucapkan-Mu tanpa sengaja secara kebetulan atau tanpa perhatian, bahkan sekali saja, engkau menghancurkan tak terhingga reaksi kegiatan berdosa yang telah mereka kumpulkan dari banyak kelahiran. Nama suci Krishna yang hamba cintai segala pemujian kepadamu

Ayat 3
O nama suci Krishna yang hamba cintai, Engkau lebih cemerlang dari matahari, Engkau begitu bermurah hati , sehingga jika seseorang mengucapkan-Mu karena rasa takut atau dalam tingkatan namabhasa (tingkat tidak sempurna dibawah tingkat tanpa kesalahan) engkau menghancurkan kebodohan dan melepaskan ikatan mereka terhadap kehidupan duniawi yang terikat dan berangsur-angsur memberkati roh-roh yang terikat seperti itu yang tanpa pengetahuan yang rohani, dengan pengetahuan rohani tentang pengabdian suci pada Tuhan Sri Krishna. O Nama Suci yang hamba cintai, siapakah insan dialam semesta ini dapat memuji sifat-sifat rohani anda, bahkan diantara roh-roh mulia yang telah insaf akan dirinya sekalipun? Segala pemujian pada-Mu!

Ayat4
Dengan meditasi yang tidak pernah menyimpang pada Brahman yang tidak bersifat pribadi, seseorang tidak dapat menghancurkan reaksi perbuatan yang berdosa yang dilakukan masa lampau dan reaksi perbuatan saleh yang berada diluar pelepasan ikatan terhadap kenikmatan material yang dilakukan pada kehidupan ini, tapi reaksi-reaksi kegiatan berdosa dan saleh tersebut berasal dari waktu yang tidak dapat diingat. Akan tetapi nama suci yang hamba cintai, dengan menggetarkan lidah, dengan kata lain hanya dengan mengucapkan-mu reaksi-reaksi karma ini dihancurkan.

Ayat 5
Pembunuh Agrasura yang hamba cintai! Putra ibu Yasoda yang hamba cintai! Putra Nanda Maharaja yang hamba cintai! Tuhan yang bermata bagaikan bunga padma yang hamba cintai! Kekasih para Gopi yang hamba cintai ! Penguasa Vrindavana yang hamba cintai! Tuhan yang penuh karunia! Sri Krisna yang hamba cintai! O nama suci dalam bentuk kepribadian-kepribadian ini dan dalam bentuk-bentuk lainnya yang jumlahnya tidak terhitung. Engkau mengujudkan getaran suara rohani di dunia ini untuk menyelamatkan roh-roh yang terikat dari ikatan kelahiran dan kematian yang dialami berulang kali dalam kehidupan material ini, hal ini terjadi hanya karena karunia-Mu yang tiada sebabnya dan yang tidak dapat dipahami! Nama suci yang hamba cintai, semoga keterikatan spontan untuk mengucapkan-Mu meningkat tak tebatas atas karunia-Mu yang tiada sebabnya pada hamba

Ayat 6
Nama suci tercinta, engkau terwujud dalam dua bentuk rohani atau Svarupa. Satu bentuk adalah bentuk pribadi kebahagiaan rohani-Mu sebagai kepribadian yang paling utama, objek pemujian dalam getaran suara rohani dan dalam bentuk yang lain adalah Bentuk-Mu sebagai nama suci seperti Krishna, Govinda dan nama-nama rohani lainnya yang menunjukkan atau menguraikan bentuk atau kegiatan rohani-Mu yang membahagiakan. Engkau satu dan sama dalam kedua bentuk rohani ini. Diantara kedua-Nya hamba menganggap bahwa bentukmu yang dapat didengar sebagai nama suci separti Krishna, Govinda dan yang lainnya lebih berkarunia dari bentuk pribadimu yang dapat dilihat sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sedemikian rupa, jika seseorang memuja bentuk-Mu sebagai arca dan berbuat kesalahan kemudian dia berlindung pada bentuk rohani-Mu sebagai nama suci Krishna, Engkau atas karunia-Mu yang tiada sebabnya menyucikan orang itu dari segala kesalahan dan dia dapat merasakan minuman kekekalan dari lautan kebahagiaan rohani yang tidak terbatas.

Ayat 7
Oh nama suci yang hamba cintai! O yang identik dengan bentuk Krishna dalam suara yang hamba cintai! Para penyembah yang berlindung pada kaki padma-Mu dengan cara mengucapkan-Mu bahkan akan dibebaskan dari kehancuran karena berbuat kesalahan pada nama suci (nama aparadha) atas karunia-Mu yang tiada sebabnya Engkau terwujud sebagai bentuk pribadi yang paling utama yang dikonsentrasikan dalam kebahagian Rohani dan suatu festival sehari-hari bagi Gokula(Vrindavana dhama). Engkau adalah bentuk kemuliaan rohani yang lengkap dan kebahagiaan yang kekal dan melalui bentuk itu Engkau mengwujudkan pertukaran cinta kiasih rohani denagn para penyembah-Mu. Oleh karena itu, nama suci Krishna yang
AYAT 8

Narada-vinojjivana sudhormi-niryasa-madhuri pura
Tvam Krishna nama sphure me rasane sada

O nama suci Krishna yang hamba cintai! Engkau adalah jiwa dan raga bagi vina devarshi Narada muni.Engkau adalah gelombang abadi dari minuman kekealan rohani .Hamba bersujud pada kakipadma –Mu dan mohon karunia-Mu yang tiada sebabnya agar hamba selalu mantap dalam pengabdian –Mu sehingga Engkau akan selalu menari tampa lelah pada lidahku;berkahilah hamba selalu tekun mengucapkan –Mu tampa henti .

PENJELASAN
Disini dikatan bahwa jiwa dan raga vina milik davarshi Narada Muni.roh mulia yang telah mencapai pembebasan ,adalah Pengucapan nama suci .Narada Muni mengembara keseluruh alam semesta bagaikan seorang antariksawan rohani. Beliau tidak memerlukan nitrogen atau oksigen cair manapun juga. Vinanya tidak marah-marah seperti para penentang nama suci Tuhan. Beliau dapat mengembara keseluruh alam semesta hanya dengan mengucapkan nama suci Krishna dan Beliau digerakkan kemana-mana oleh kekuatan rohani-Nya Narada Muni selalu mengucapkan nama suci. Dasu Ratnakar menjadi roh mulia yang telah dibebaskan hanya dengan mengucapkan nama suci Rama dan menjadi Valmiki. Ada banyak contoh Prahlad selalu mengucapkan nama suci Krishna, dank arena perlindungan dari nama suci Krisna itu, ayahnya yaitu Hiranyakasipu tidak dapat berbuat apa-apa padanya. Hiranyakasipu bertanya pada Prahlada,”Darimana kamu dapat kekuatan, bagaimana mungkian aku yang dapat menaklukkan setiap orang tidak dapat menaklukkanmu”? Prahlada menjawab.”Aku mendapatkan kekuatan di tempat ayah mendapatkan kekuatan. Setiap orang mendapatkan kekuatan ditempat yang sama. Tempat itu adalah sumber kekuatan yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Perbedaannya adalah aku mengetahui darimana aku mendapatkan kekuatanku, tetapi ayah tidak mau menerima bahwa ayah mendapat kekuatan dari sumber kekuatan itu.
Pada yuga-yuga terdahulu, pengucapan nama suci ini tidak diizinkan kecuali berahmana yang ketat mengikuti aturan dan peraturan kitab-kitab suci weda. Karena nama suci sama dengan Krishna, kalau kesalahan ditimbulkan maka hal itu akan menimbulkan bahaya yang besar. Karena takut berbuat kesalahan maka orang-orang tidak berani mengucapkan-Nya. Jadi mengucapkan nama suci adalah suatu proses yang sangat ketat. Nama suci hanya diucapkan sambil mandi di sungai suci seperti Gangga, Kaveri atau Narmada. Tetapi pengetahuan yang sejati adalah dengan mengucapkan nama suci Krishna secara berulang-ulang seseorang dapat dibebaskan dari berbagai kesalahan.
Nama suci Krishna lebih berkarunia daripada nama suci Visnu lainnya. Dikatakan mengucapkan seribu kali nama suci Visnu sama dengan mengucapkan satu kali nama Rama. Dan mengucapkan tiga ribu nama suci Visnu sama dengan mengucapkan satu kali nama suci Krishna. Karunia Sri Caitanya Mahaprabhu adalah jika kita mengucapkan nama Bliau (Sri Caitanya Mahaprabhu) terlebih dahulu dan baru mengucapkan Hare Krishna, atas karunia Bliau, kita akan lebih mudah menghindari kesalahan-kesalahan terhadap nama suci dan dalam waktu yang singkat kita akan mencapai kesempurnaan yang normalnya hanya dicapai setelah beryuga-yuga.
Pada suatu hari ada argumentasi antara Haridas Thakura dan seorang berhmana di Bengal. Haridas Thakura diundang oleh Balarama Acarya ke rumah tuan tanah Hiranya Majumdar dan saudaranya Govinda Majumdar. Setiap malam semua brahmana pandit dan warga yang terhormat mengadakan dharma sabha secara teratur di suatu ruangan dirumah Hiranya majumdar. Tuan tanh ini sangat kaya sekali sehingga dia banyak pajak 1.200.000 keping uang emas pada raja. Bisa dibayangkan berapa jumlah kekayaannya. Sekarang berapa nilai 1.200.000 keping uang emas. Banyak pajaknya saja segitu, coba bayangkan berapa banyak yang di simpan.
Haridas Thakura diterima dengan sangat hormat oleh Majumdar bersaudara. Malam itu para Paaaandit mendiskusikan tentang nama suci, satu orang berkata,”ya, dengan mengucapkan nama suci kalian akan masuk surga, kalian akan mendapatkan karma yang baik,segala sesuatu,” Yang lainnya berkata,” bukan! Dengan mengucapkan nama suci kalian akan mencapai mukti,” Akhirnya Haridas Thakura berkata,” semua hal ini adalah efek samping dari pengucapan nama suci. Hal-hal seperti ini mudah didapatkan hanya dengan mengucapkan nama suci. Seseorang bias mencapai mukti bahkan dengan mengucapkan nama suci secara kebetulan. Sebenarnya hal itu tidak masuk perhitungan. Dengan mengucapkan nama suci Krishna sebenarnya kalian dapt menangkap Krishna di hatimu. Kalian akan mendapatkan cinta kasih rohani pada Krishna. Bliau akan berhutang padamu. Beliau akan terikat padamu, sebagai seorang penyembah,”.
Kerika mereka mendengar penjelasan ini, ada seorang berahmana yang menjadi pimpinan pemungut pajak berdiri dan berkata,”omong kosong! Para yogi bermeditasi berjuta-juta kali kelahiran untuk mencapai mukti (pembebasan). Mereka harus melakukan pertapaan, mempelajari veda-veda dan Vedanta selama beribu-ribu kelahiran, dan dia mengatakan hanya dengan mengucapkan nama suci kalian akan mencapai mukti (pembebasan) ini? Bagaimana kalian, para berahmana dan pandit, dapat mendengar orang fanatic ini, yang mengatakan hal-hal seperti itu? Seharusnya dia diam saja! Kemudian Haridas Thakura mulai mengutip banyak sloka dari kitab suci Veda dan berkata,”ini bukan versi menurut saya. Dalam kitab-kitab suci veda ada banyak contoh seperti Ajamila,’ Beliau mengutip berbagai jenis seloka yang mengatakan hanya dengan mengucapkan nama suci Krishna seseorang akan mencapai mukti,” bukan saya yang mengatakannya, kitab-kitab suci veda yang mengatakan demikian,” Brahmana itu berkata,” kalau seseorang tidak mencapai mukti dengan mengucapkan nama suci secara kebetulan atau tanpa sengaja maka aku akan memotong hidungmu,” Haridas Thakura setuju,”saya akan memotong hidungku kalau dengan mengucapkan nama suci secara kebetulan atau tanpa disengaja dan perhatian atau tidak sempurna tidak akan memberikan mukti,”
Semua brahmana marah pada pemungut pajak itu,” tidak, tidak,,, ada apa ini? Kamu telah berbuat kesalahan pada tamu kita. Beliau adalah nama acarya yang mulia,” mereka mohon pada Haridas Thakura,” Mohon maafkanlah kami atas tindakannya janganlah menanggapi kesalahannya,” Haridas Thakura menjawab,” saya tidak menanggapi kesalahan apapun yang dia lakukan. Dia hanyalah seorang mayavadi, Dia tidak memahami kemuliaan Krishna dan nama suci-Nya oleh karena itu ia mengatakan semua ini, kesalahannya Cuma dia tidak tahu tentang sesuatu yang lebih baik,” Tuan tanah itu dating dan mohon pada Haridas Thakura,” maafkanlah kami atas kesalahan ini, mohon maafkanlah kami atas kejadian yang tideak menyenangkan ini,”
Tak lama setelah kejadian tersebut. Pimpinan pemungut pajak itu dipecat dari pekerjaannya, Pemungut pajak itu tampan sekali, jari-jemari kaki dan tangannya indah, hidung mancung, warna kulit yang bagus dan tingginya serasi dengan besar tubuhnya. Tapi hanya dalam tiga hari dia terserang penyakit lepra dan hidungnua lepas. Orang-orang merasa heran melihatnya, bagaimana cara penyakit lepranya berkembang didepan mata mereka. Dalam keadaan normal, perlu waktu paling tidak 6 bulan untuk berkembagnya penyakit lepra. Tapi dalam kasus ini, pemungut pajak itu terserang penyakit lepra yang terus berkembang sehingga jari jemari kaki dan tangannya serta hidungnya lepas setelah ia mengutuk Haridas Thakura,” hidungmu akan lepas jika kamu tidak mencapai pembebasan dengan mengucapkan nama suciTuhan,” Dia mengeluarkan kutukan ini dan sekarang berbalik mengenainya. Haridas Thakura merasa sangat sedih melihat keadaan seperti itu. Beliau tidak ingin tinggal disana lebih lama lagi. Tapi setelah kejadian itu tak seorangpun heran kenapa ia terserang penyakit lepra.
Hal ini hanya segelintir dari kemuliaan nama suci Tuhan Yang Maha Esa yang tidak terbatas. Kalian telah menerima proses yang rahasia ini , tentu saja, kita mengatakan pada orang-orang untuk mengucapkan Hare Krishna, tapi mereka tidak tahu apa manfaatnya, kalau kita mulai menjelaskan kemuliaan nama suci tuhan, mereka berkata ,”Bagaimana hal itu bias benar?” Maka tindakan itu adalah salah satu kesalahan terhadap nama suci tuhan begitu luas. Ketika Haridas thakura mulai mennjelaskan kemuliaan nama suci Tuhan Orang-orang tidak beriman berkata,” Omong kosong apa yang kamu katakana ini,” mereka tidak mengetahui bahwa dengan metode pranayama akan memerlukan waktu yang lama sekali untuk mencapai mukti (pembebasan) tetapi ketika kalian mengucapkan nama Beliau dapat segera membebaskanmu dari penjara secara normal, kalian harus berada di penjara sesuai dengan hukuman yang telah dijatuhkan setelah itu baru kalian dikeluarkan tapi jika gubenur berkata,” izinkanlah saya keluar dari penjara ini,” satu-satunya alas an mengapa kita berada dipenjara ini adalah karena kita melupakan Krishna. Oleh karena itu ketika kita mulai mengucapkan nama suci-Nya dan ingat pada-Nya maka Krishna akan bersabda,”Mengapa para penyembahku tinggal disini? Kalian keluarlah dari penjara ini!,” inilah karunia khusus bagi kita, kita dapat mengucapkan nama suci Krishna

jai......Sri Balarama jiu ki................

Siapakah Sri Balarama?

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sri Krishna, adalah sumber dari segala inkarnasi. Sri Balarama adalah penjelmaan kedua Beliau. Mereka adalah satu dan memiliki identitas yang sama. Hanya bentuk mereka saja yang berbeda. Balarama adalah ekspansi pertama dari Tuhan Sri Krishna, dan Beliau melayani Tuhan Sri Krishna dalam kegiatan rohaninya. Beliau adalah sumber dari seluruh dunia rohani dan adalah Adi Guru, yaitu guru kerohanian yang asli.
Beliau mengambil lima bentuk kepribadian untuk melayani Tuhan Sri Krishna. Beliau sendiri membantu lila/kegiatan Tuhan Sri Krishna, dan Beliau melaksanakan penciptaan dengan mengambil empat bentuk yang lain, yaitu yang dikenal dengan Catur Vyuha (berlengan empat), bentuk tersebut dikenal dengan nama Vasudeva, Sankarsana, Pradyumna dan Anirudha. Beliau melaksanakan Perintah Tuhan Sri Krishna dengan melaksanakan penciptaan dan dengan wujud sebagai Tuhan Ananta Sesa, Sri Balaram melayani Tuhan Sri Krishna dalam berbagai cara. Dalam semua wujud Beliau, Sri Balarama merasakan kebahagiaan rohani dalam melayani Tuhan Sri Krishna. Tak seorang pun dapat mendekati Tuhan Sri Krishna tanpa sebelumnya mendapatkan karunia dari Sri Baladeva/Sri Balarama.

Keturunan Dari Sri Balarama

Ketika Sri Krishna muncul di dunia material ini, Beliau muncul lengkap dengan rekan-rekannya dan perlengkapannya yaitu lima ribu tahun yang lalu ketika keturunan Tuhan Sri Krishna muncul di dunia material ini. Kemunculanya itu di dahului oleh Sri Baladeva, hanya karena Sri Baladeva memberikan karunianya menjadi keturunan Tuhan Sri Krishna. Demikianlah hubungan yang sangat intim antara Tuhan Sri Krishna dan Sri Baladeva.
Ketika Baladeva muncul sebagai anak ketujuh dalam kandungan ibu Devaki, dia dapat mengerti bahwa ini adalah anak yang agung dan ini membuat ibu Devaki prihatin dengan keamanannya. Walaupun Raja Kamsa dapat mengetahui kemampuannya dan dia menjadi takut, berpikir mungkin dia di tipu oleh ramalan bahwa dia akan dibunuh hanya oleh putra kedelapan dari ibu Devaki. Pada saat yang sama atas perintah Tuhan Sri Krishna kepada Yogamaya, tenaga dalam Beliau, untuk memindahkan bayi yang belum lahir itu ke dalam kandungan ibu Rohini, salah satu istri dari Vasudeva yang di sembunyikan dari Kamsa di rumah Nanda Maharaja di Gokula.
Dengan cara inilah Sri Balarama muncul di Gokul dibawah perlindungan dari Nanda Maharaja. Garga muni adalah pendeta dari keluarga Yadu, menyampaikan mengenai anaknya. Rohini menangis sesungguhnya beliau adalah istri dari Vasudeva. Pada saat upacara pemberian nama, Garga muni memberikan nama anak itu Rama yang berarti seseorang yang memberikan segala kepuasan. Dijelaskan juga anak itu sangat kuat,Garga muni memprediksikan bahwa Beliau dikenal juga dengan nama Balarama. Bala yang berarti kuat. Karena Sri Balarama terpaksa keluar dari kandungan ibu Devaki dibawa kedalam kandungan Rohini, Beliau juga dikenal dengan Sankarsana. Sebagai putra ibu Rohini beliau dikenal sebagai Rohini-putra, dan sebagai saudara tua Sri Krishna Beliau di pangil dengan Douji
Sri Balarama menikah dengan Revati

Di jaman Satya Yuga ada seorang raja yang bernama Raja Raivata dan mempunyai seorang putri bernama Revati beliau penuh kemewahan dan sangat sempurna.Tidak ada yang mampu bersanding dengan beliau. Raja membawanya menghadap Dewa Brahma dan mohon petunjuknya. Setelah menunggu beberapa saat ketika Raja bertemu dengan Dewa Brahma, Beliau terkejut menyadari bahwa dalam waktu yang sangat singkat beliau menghabiskan waktunya di Brahmaloka. Jutaan tahun sudah berlalu dibumi dan pada saat yang sama Dvapara Yuga berakhir. Dengan demikian Dewa Brahma menyampaikan bahwa pada saat sekarang ini Tuhan Sri Balarama lah yang paling berkualifikasi untuk menjadi suami dari Revati.

Bentuk dari Tuhan Sri Balarama.

Sri Balarama sangat kuat saat berusia 16 tahun. Beliau penuh dengan kemasyuran dan Beliau berkilau seperti Crystal. Beliau mengenakan pakaian biru dan dihiasi dengan garland dari bunga hutan. Beliau sangat tampan, rambut Beliau lembut gemulai. Telinga Beliau dihiasi dengan anting yang sangat indah, dan leher Beliau dihiasi dengan garland dari bunga dan untaian permata. Lengan Beliau dan kaki padma Beliau sangat menawan hati dihiasi dengan perhiasan-perhiasan Douji yang sangat anggun dan menarik. Lengan Beliau sangat kuat dan kaki padma Beliau dihiasi dengan gelang kaki dari permata yang terbaik.
Sri Balarama sangat menawan dan sangat tampan, di tambah dengan anting-anting yang menyentuh pipiNya. Wajah Beliau dihiasi dengan tilaka, dada Beliau lebar dihiasi dengan garland dari Gunja. Suara Beliau sangat dalam dan lengan Beliau sangat panjang menyentuh pahaNya.
Kemegahan rohani Tuhan Sri Balarama seperti bentuk gerhana jutaan tahun dari kilauan bulan yang baru muncul, keharuman dan kekuatan Beliau mengganggu banyak musuh dan raksasa.Walaupun Beliau mengetahui kekuatan supernatural dari Tuhan Krishna, namun Beliau selalu mencintai dan tidak pernah meningggalkan Sri Krishna sendiri di hutan walaupun sesaat saja. Sri Balarama adalah kesayangan Tuhan Sri Krishna, dan Beliau adalah sumber dari segala nyanyian rohani.

Karunia Sri Balarama

Sri Balarama menunjukkan contoh mengenai bagaimana bersikap dalam pelayanan pada Tuhan Sri Krishna. Beliau muncul sebagai Laksmana, dengan Sri Rama dan selajutnya sebagai Sri NityaNanda prabhu dengan Sri Caitanya Mahaprabhu. Beliau adalah guru kerohanian yang asli, dan siapapun ingin maju dalam kerohanian harus mendapat karunia dari Tuhan Sri Balarama.
Jai Sri Balarama Ki jai………

Selasa, 11 Agustus 2009

Tuhan Sang Juru Selamat II
Oleh: i wayan wisanta(Vedanta Pati Dasa)
murid dari His HolyGrace Ida Vaisnava Pandita Damodara Pandit dasa

tesam aham samuddharta
mrtyu-samsara-sagarat
bhavami na carat partha
mayy avesita-cetasam
Bhg.XII.7
Bagi mereka yang pikiranya tertuju terus-menerus kepadaKu, wahai Partha (Arjuna) Aku segera menjadi penyelamat mereka dari lautan penderitaan mahluk fana

Demikian janji Tuhan kepada umat manusia yang beliau sabdakan dalam Srimad Bhagavad Gita, indikasi yang bisa kita tangkap dari sloka ini bahwa dunia maya ini sesungguhnya adalah tempatnya penderitaan, jika tidak demikian halnya maka Tuhan mungkin tidak sampai menyabdakan hal itu.
Masih kuat dalam ingatan saya ada syair sederhana yang sangat akrab di telinga kita terutama bagi yang lahir dan besar di Bali terutama yang lahir dibawah tahun delapan puluhan karena bagi yang lahir ditahun sembilan puluhan keatas barangkali tidak seberapa akrab terkecuali bagi mereka yang memang menekuninya, adapun syairnya adalah seperti berikut:
Idupe mondong sengsare,
Mangkin idup besok mati
Memanjakin keranjang padang
Peteng-lemah ia puponin
dan seterusnya………

Yang artinya kurang-lebih:
Hidup di dunia material ini sesungguhnya penuh dengan penderitaan memikul beban yang kian sarat. Sekarang hidup besok lusa jika sudah waktunya tiba tidak akan terhindar dari yang namanya kematian itu. Melayani keinginan, napsu atau indria yang sedemikian kuat tiada henti-hentinya bagaikan keranjang rumput yang setiap hari harus kita layani dengan mengisi rumput didalamya untuk pakan sang ternak, siang-malam menjadi budak dari sang napsu rajas dan tamas.

Nah sedemikian menderitanya kehidupan di dunia ini maka setiap bayi yang lahir dari rahim ibunya ditandai dengan tangisan karena dia tahu dunia ini penuh dengan kesengsaraan lahir, penyakit, usia tua dan kematian.

Demikianlah sepenggal bait geguritan Tamtam yang dikemas sangat indah dalam bentuk pupuh sinom oleh para leluhur kita dimasa silam, bukan saja sebagai karya sastra yang bernilai seni tinggi tetapi sekaligus mengandung ajaran rohani yang dalam sebagai sesuluh (cermin) dalam meniti hidup dan kehidupanya, karena didalamnya sarat dengan pesan-pesan dharma, terkandung nilai-nilai kesucian, kejujuran, kesetiaan, kesederhanaan dan seterusnya.
Nah kita sebagai parisentananya atau generasi penerusnya harus berani pula mengatakan dengan sejujurnya bahwa karya sastra ini masih relevan kita jadikan salah satu petunjuk atau penuntun jalan dalam kita menyusuri lorong-lorong perjalanan rohani kita baik sekarang maupun dimasa-masa yang akan datang.
Dengan demikian secara benar dan wajar kita telah memberikan penghormatan, penghargaan dan penilaian yang tinggi kepada para leluhur kita, walaupun sesungguhnya beliau-beliau itu sebagai maha kawi sangat tidak mengharapkan hal itu.

Jika kita cermati lalu kita hubungkan dengan sabda Krsna diawal tentu kedua-duanya sesungguhnya saling berhubungan satu sama lain dimana Tuhan berjanji akan menyelamatkan orang-orang dari penderitaan duniawi. Namun kenyataannya dimasyarakat masa kini ternyata sebagian besar orang kebingungan dan tidak tahu bagaimana caranya membebaskan diri dari penderitaan itu. walaupun banyak tempat ibadah dibangun bahkan dengan megah, melaksanakan ritual-ritual keagamaan dengan meriah cendrung mahal dan yang sudah pasti adalah salah satu identitas dirinya adalah beragama.
Ternyata pembangunan tempat ibadah, melaksanakan ritual dan menyandang identitas manusia beragama tidaklah serta merta mengangkat manusia atau menyelamatkan manusia dari penderitaan. Ada sisi lain yang harus diupayakan secara terus-menerus sesuai sabda diatas dimana hanya orang-orang yang pikiranya terus-menerus tertuju kepaNya sajalah yang diselamatkan dari penderitaan itu.

Dalam kehidupan ini seharusnya ada satu keputusan maha penting yang harus kita ambil sebagai satu-satunya keputusan tertinggi diantara keputusan-keputusan yang lain dalam hidup ini yaitu keputusan untuk menekuni bhakti rohani kepada Tuhan, inilah keputusan yang tertinggi dalam kehidupan manusia, tidak ada lagi keputusan yang lebih tinggi daripada itu. Nah keputusan-keputusan yang lain yang telah dan akan diambil hanyalah sebagai pendunkung keputusan teringgi itu.
Misalnya keputusan untuk bekerja dimana saja dan sebagai apa saja, keputusan untuk berusaha atau berwiraswasta, ini adalah semata-mata keputusan untuk mendukung proses bhakti kita kepada Tuhan. Keputusan untuk sekolah atau kuliah meningkatkan kecerdasan intelektual dalam rangka mencerdaskan rohani menunjang proses bhakti kepada Tuhan.

Selama ini ada kesan dibalik-balik dimana orang kebanyakan berpikir membangun ekonomi terlebih dahulu baru membangun rohani dan ini sering kebablasan artinya setelah mereka sukses secara materi lalu proses pembangunan rohaninya terabaikan dan ujung-ujungnya yang terjadi adalah kemerosotan dan kehancuran karena mereka tidak tahu untuk apa semua ini sebagai akibat dari rohani yang kian kering.
Kemudian banyak juga yang berpikir bahwa sebaiknya pembangunan rohani dimulai pada saat usia menginjak tua, pemikiran semacam ini tentu kurang tepat karena proses bhakti rohani mestinya harus sudah dimulai sejak usia dini. Sebab jika setelah usia tua baru dimulai maka phisik kita tentu tidak menunjang lagi untuk melaksanakan aktifitas yang dibutuhkan dalam menekuni proses bhakti itu dan kematian itu sudahlah pasti tidak memandang usia, jika belum sempat menekuni bhakti kepada Tuhan tiba-tiba dewa yama datang menjemput maka sia-sialah kehidupan ini.

Maka jika keputusan tertinggi itu sudah diputuskan sejak dini maka proses pembiasaan diri untuk selalu berpikir tentang Tuhan akan lebih mudah dilakukan, sebaiknya hal ini dilakukan melalui guru-guru kerohanian atau sering-sering bergaul dengan para sadu atau sadu sanga agar pikiran kita selalu mampu tertuju selalu padaNya. Jika demikian maka Tuhan akan menyelamatkan kita dari lautan penderitaan dunia maya ini.
Semoga semua mahluk berbahagia

Om Namo Bhagavate Vasudeva ya

Sabtu, 08 Agustus 2009

Pencerahan mimbar agama Hindu di Lampung

Melalui Kerja Mencapai Tuhan
Oleh: i wayan wisanta
(Vedanta Pati Dasa)
Murid dari His HolyGrace Ida Vaisnava Pandita Damodara Pandit Dasa

sri bhagavan uvaca:
samyasah karma-yogas ca
nihsryasa-karav ubhau
tayos tu karma-samnyasat
karma-yogo visisyate
Bhg.V-3

Sri Bhagavan bersabda:
Melakukan sanyasa dan menjalankan yoga keduanya membawa kebahagiaan tertinggi tetapi diantara keduanya ini, melakukan karma yoga lebih baik daripada meninggalkan kegiatan kerja.

Generasi muda hindu yang berbahagia, mencermati sloka diatas maka sudah semestinya kita berpijak dari sloka ini untuk mengarahkan diri dalam menjalani karma yaitu melaksanakan swadharma kita masing-masing di era dunia yang penuh dengan kompetisi disegala aspek kehidupan ini dalam proses membangun diri, membangun keluarga, membangun masyarakat, bangsa dan negara kita, melalui aktifitas kerja atau berkarya nyata.
Peradaban modern menuntut manusia dimanapun dia berada untuk selalu mampu memacu dirinya lebih banyak berkarya dan berkarya, menumbuh kembangkan semangat dan kreatifitas yang tinggi.
Karena tanpa memenuhi kualifikasi seperti itu maka manusia lambat laun pasti akan hancur tergilas oleh sang zaman itu sendiri, sekali lagi ini adalah sebuah tuntutan dan juga tantangan yang berat.
Kembali lagi ke sloka diatas dimana diantara dua pilihan yaitu sanyasa dan karma yoga Sri Krsna lebih merekomendasikan jalan karma yogalah yang lebih baik dibandingkan yang lain, terutama untuk mengarungi lautan samsara pada kaliyuga ini.
Dan ini membuktikan bahwa ajaran veda mampu menjangkau masa lampau masa sekarang dan juga masa yang akan datang bersifat sanathanadharma yaitu kebenaran yang tiada akhir.
Dan ini juga membuktikan bahwa veda mampu menjawab setiap tantangan yang ada disetiap zaman, maka dari itu jangan pernah menjauh dari veda apalagi melupakannya karena siapapun yang meninggalkan ajaran veda pasti hidupnya tidak akan pernah mencapai kesempurnaan dan kebahagiaan yang sejati, itu yang disabdakan Sri Krsna dalam Srimad Bhagavad Gita pada sloka yang lain.
Nah berpijak dari sabda Tuhan diawal tentu kegiatan kerja lebih diutamakan daripada yang lain, bekerja yang dimaksud adalah melaksanakan segala kegiatan untuk meraih kesejahteraan materi dan rohani secara seimbang atau meraih kekayaan materi untuk menunjang kegiatan rohani..
Bekerja dalam kesadaran Krsna adalah bekerja yang bersifat rohani, landasanya tentu ketulusan dan keiklasan. Jika pekerjaan itu bersifat rohani maka segala hasilnya dikembalikan kepada Sang Pencipta dalam bentuk persembahan bhakti, maka hasil akhirnya pastilah kebahagiaan yang sejati, inilah yag disebut proses bhakti kepada Tuhan melalui kegiatan kerja.

Jika bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani atau material saja maka itu sebenarnya kegiatan yang sia-sia, hampir tiada bedanya dengan mahluk lain yang mempunyai sifat-sifat alami seperti makan, tidur, berketurunan dan membela diri.
Jika itu yang dilakukan manusia lalu apa bedanya dengan se-ekor kambing! maka tidak sesuai lagi dengan predikat manusia sebagai mahluk yang teringgi. Jika bekerja hanya untuk mencari harta dengan kata lain hidup ini orientasinya hanya uang saja sehingga banyak sekali mempunyai deposito di bank sampai kebingungan sendiri untuk menggunakannya itu juga sama sia-sianya.
Lebih banyak berkarya tentu lebih banyak pula yang bisa dihasilkan dari karya itu sendiri baik bersifat material maupun non material.
Jika lebih banyak yang bisa didapatkan dari kerja itu semestinya lebih baik, namun jauh lebih baik lagi dan lebih bermakna daripada itu jika apa yang didapatkan mampu kita gunakan untuk mendukung aktifitas rohani dan nikmati secukupnya saja untuk sang diri sesuai kebutuhan.
Hal inilah yang mesti diupayakan oleh setiap manusia di dunia ini, bekerja keras penuh disiplin untuk kesejahteraan umat manusia (lokasangraha). Bekerja dalam kesadaran Tuhan atau bekerja yang bersifat rohani tentu sangat memperhatikan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dengan segala peradabanya, mengutamakan kelestarian alam dan lingkungan, menghormati hak hidup mahluk lain yang notabene adalah saudaranya sendiri sesama anak-anak Tuhan.
Damai berdampingan dengan harmonis saling menghormati dan saling menjaga kelangsungan hidup satu sama lain, maka semuanya menjadi rohani atau dirohanikan.

Itulah misi kita dilahirkan kedunia material yang penuh dengan penderitaan ini, artinya kita semua mempunyai misi yang sama, saya kira semua teman setuju hal ini.
Jika misi kita sama maka logikanya dalam proses pencapaiannya pasti lebih mudah daripada jika misi kita berbeda satu sama lain. Namun faktanya berkata lain walaupun misinya sama tetapi kita masing-masing memiliki tiga sifat alam yang tidak sama kadarnya antara satu dengan yang lainnya yaitu satvam rajas dan tamas maka misi ini akan banyak hambatannya.
Namun hambatan-hambatan itu pasti bisa kita minimalisir dengan membangkitkan kesadaran terlebih dahulu melalui pendekatan ke wilayah-wilayah tatwa melalui pendalaman filsafat Vedanta, itulah jawabanya. Karena filsafat Vedanta berujung pada bhakti, kerendahan hati serta penyerahan diri kepada Tuhan.

Kesimpulannya: baik sebagai sanyasa maupun memilih kegiatan kerja dalam kesadaran Tuhan (karma yoga) sama nilainya yaitu sama-sama mampu mencapai kerajaan Tuhan di Goloka Vrindavana, namun Krsna sekali lagi lebih merekomendasikan untuk melaksanakan karma yoga pada kaliyuga ini.

Om Namo Bhagavate Vasudevaya






Kewajiban Setiap Warga Negara Menurut Perspektif Hindu
Oleh: i wayan wisanta
(Vedanti Pati Dasa)
catur-varnyam maya srstam
guna-karma-vibhagasah
tasya kartaram api mam
viddhy akartaram avyayam
Bhg.4.13

Catur varna adalah ciptaan-Ku, menurut pembagian kualitas dan kerja ,
tetapi ketahuilah bahwa walaupun Aku penciptanya,
Aku tak berbuat dan merubah diri-Ku.

Demikian sabda Tuhan dalam Srimad Bhagavad Gita.
Mencermati sabda diatas sangat jelas, tegas dan gamblang bahwa Tuhan sendiri yang menciptakan catur warna itu, yaitu empat swadharma atau kewajiban dalam tatanan masyarakat manusia berdasarkan kualitas dan kerja, bukan berdasarkan keturunan, kekayaan dan sebagainya. Adapun empat warna itu terdiri dari Brahmana, Ksatriya, Waisya dan Sudra.
Empat warna itulah swadharma atau kewajiban manusia dalam menjalani hidup dan kehidupan di dunia material ini berdasarkan karmanya.
Tugas utama atau swadharma seorang brahmana adalah mencerdasakan secara rohani umat manusia dari kegelapan menuju pencerahan guna tercapainya kebahagiaan abadi berdasarkan prinsip-prinsip dharma.
Sedangkan tugas utama atau swadharma seorang ksatria adalah menjalankan roda pemerintahan dengan baik, adil, jujur, bijaksana, melindungi serta mengayomi masyarakat dari berbagai bentuk ancaman gangguan dan bahaya agar kesejahteraan, ketenangan dan ketentraman masyarakat dapat diwujudkan.
Lalu tugas utama atau swadharma seorang waisya adalah membangun dan mengembangkan perekonomian dengan kejujuran, keadilan berlandaskan cinta-kasih demi tercapainya suatu masyarakat yang sejahtera (gemah ripah loh jinawi), dan yang terakhir adalah kewajiban utama atau swadharmanya kaum sudra adalah sebagai pekerja (karma yoga) misalnya sebagai karyawan dan pelayan dengan kerendahan, keiklasan dan ketulusan hati.

Itulah warna kehidupan berdasarkan disiplin ilmu masing-masing. Tuhan menciptakan warna sedemikian rupa agar kehidupan ini selalu berjalan dan bergulir sesuai dengan rencana Tuhan.
Lalu pertanyaanya adalah apakah warna yang satu lebih rendah derajat dan kedudukannya dari warna yang lain atau sebaliknya?, jawabanya sangat tegas TIDAK, hal ini dapat kita umpamakan seperti satu unit mesin dimana mesin itu terdiri dari beberapa sub system atau komponen seperti electrical system, hydraulic system, transmissi system dan seterusnya, jika salah satu dari system itu tidak ada atau tidak berfungsi dengan baik maka unit itu dipastikan tidak dapat beroperasi, demikian juga dengan warna jika salah satu dari catur warna itu tidak ada maka kepincangan tatanan kehidupan akan terjadi bahkan mungkin kekacauan.

Lalu pertanyaan berikutnya adalah apakah warna seseorang itu bisa berubah sewaktu-waktu?, jawabanya sama tegasnya yaitu BISA, misalnya sekarang seseorang berwarna ksatria sebagai pengawal keutuhan bangsa dan negara dari gangguan, ancaman pihak lain, lalu waisya sebagai pelaku ekonomi atau sudra sebagai karyawan atau pelayan suatu saat bisa menjadi seorang brahmana, ini sangat mungkin terjadi jika mereka sudah sanggup dan ada panggilan jiwa untuk mendalami pengetahuan rohani melalui guru-guru rohani didalam tradisi veda disebut dengan parampara, lalu mulai meninggalkan profesi sebelumnya secara baik dan perlahan-lahan, ini sudah banyak terjadi.
Demikian juga sebaliknya seseorang yang berwarna brahmana (maha rsi, pandita, acharya atau guru-guru suci dan sebagainya) satu saat bisa menjadi sudra jika mereka menyimpang dari swadharmanya sebagai seorang brahmana, demikianlah seterusnya semua bisa terjadi.
Jadi tidak ada yang lebih rendah atau lebih tinggi, lebih penting atau tidak penting karena jika salah satu tidak ada maka kehidupan ini tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Barangkali ada pertanyaan berikutnya kalau kita kembalikan ke diri kita masing-masing saya ini berwarna apa? jawabanya tegas apapun profesi kita sesuai dengan disiplin ilmu yang jumlahnya sangat-sangat banyak pasti sudah termasuk dalam salah satu dari keempat warna itu,
Misalnya saya seorang manajer disalah satu BUMN berarti warna saya adala waisya, nah jika saya sebagai seorang cleaning service di BUMN yang sama berarti warna saya adalah sudra, demikian juga jika saya seorang buruh tani berarti saya sudra, tapi jika saya sebagai pengusaha dibidang pertanian saya adalah waisya, nah bagaimana kalau saya seorang presiden warna saya apa? bingung kan? ya… tentu saja warna ksatria.
Di zaman-zaman sebelumnya memang pernah ada pemimpin Negara yang bergelar Raja Rsi karena disamping sebagai kepala Negara (waisya) dia juga sebagai brahmana atau seorang rohaniawan seperti maha raja Janaka dari negeri Videha.
Bagaimana kalau saya sebagai seorang dokter yang bertugas untuk mengobati orang atau hewan yang sakit? ya tentu saya berwarna sudra karena bertugas untuk memberikan pelayanan dan seterusnya.

Dalam skup yang lebih kecil misalnya untuk seorang grhasta (masa-masa membina rumah tangga) barangkali ke empat warna itu perlu kita akomodir dalam diri masing-masing sebagai seorang kepala rumah tangga artinya kita sebaiknya melaksanakan ke empat warna itu, misalnya kita sebagai seorang kepala rumah tangga maka pengetahuan rohani sebagai pengejawantahan dari warna brahmana sedikit-sedikit perlu kita kuasai karena kita dituntut mampu memberikan pemahaman rohani dan keteladanan kepada anak-istri kita sehingga diharapkan tercipta satu keluarga yang spiritual atau sukhinah mampu menegakkan prinsip-prinsip dharma dalam kehidupan ini, demikian juga warna ksatria sangat dibutuhkan karena sebagai kepala rumah tangga harus mampu memberikan rasa aman serta mampu mengayomi seluruh anggota keluarga agar tercipta ketenangan dan ketentraman lahir-bhatin, kemudian sebagai seorang kepala rumah tangga juga tentu dituntut harus memiliki warna waisya artinya harus mampu menjamin kebutuhan ekonomi demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup keluarga, dan yang tidak kalah penting sebagai kepala keluarga hendaknya mampu menerapkan warna sudra yaitu melayani atau sevam apakah itu melayani anak-anak, istri, orang tua dan seterusnya, jadi pelayanan itu teramat sangat penting dalam kehidupan ini.

Barangkali akan muncul pertanyaan berikutnya bagaimana dengan kasta atau tri wangsa yang masih kental di Bali apa ada hubunganya?
Masalah tri wangsa jelas tidak ada hubungannya dengan catur warna, tri wangsa adalah produk budaya atau tradisi local khususnya yang ada di Bali yang biasanya sangat kental dengan ciri-ciri pemberian nama didepannya seperti soroh ida bagus, anak agung, dewa, gusti, cokorde, wayan dan sebagainya yang biasanya ciri-ciri lainnya adalah yang satu merasa lebih tinggi dari soroh yang lain.
Sedangkan catur warna adalah produk dari kitab suci veda bersifat universal tatanan hidup masyarakat manusia di seluruh dunia.
Biarkan semua berjalan lestari tanpa harus dicampur aduk karena memang sesuatu yang berbeda.
Yang penting kehidupan ini tetap berjalan dengan damai harmonis dengan semangat persaudaraan


Hare Om Tat Sat