Sabtu, 25 September 2010

Keutamaan Srimad Bhagavad Gita

Keutamaan Srimad Bhagavad Gita

Oleh: vedanta pati dasa



Sri bhagavan uvaca:

param bhuyah pravaksyami

jnananam jnanam uttamam

yaj jnatva munayah sarve

param siddhim ito gatah

Bhg. I4.1



Sri Bhagavan bersabda:

Saya akan jelaskan lagi tentang ilmu pengetahuan utama yang terbaik dari semua ilmu pengetahuan, dimana dengan mengetahuinya para muni semua bebas dari dunia ini mencapai kesempurnaan tertinggi.



Disini Krsna menjelaskan lagi kepada Arjuna putra Kunti tentang keutamaan dari Srimad Bhagavad Gita, dimana Beliau mengatakan yang terbaik diantara semua ilmu pengetahuan.

Jika Tuhan sendiri mengatakan ini yang terbaik maka sudah barang tentu baik saja tidaklah cukup.

Krsna juga menjelaskan bahwa para muni atau resi-resi agung setelah mengetahui pengetahuan rahasia ini mencapai tingkat kesempurnaan tertinggi. Kesempurnaan tertinggi disini tentunya mencapai Krsnaloka yaitu kerajaan Tuhan yang kekal penuh kebahagiaan rohani dan bebas dari segala penderitaan material, namun tidaklah menunggal dengan Tuhan tetapi tetap sebagai abdi dan pelayan Tuhan disana, itulah tujuan hidup yang tertinggi.

Tetapi pada zaman kali nampaknya prilaku manusia sudah mulai bergeser dari kedudukan dasarnya dan sudah menjadi hal yang biasa jika pada sebagian besar manusia masa kini lebih mengejar kekayaan material ketimbang pendakian rohani, maksudnya menumpuk kekayaan materi hanya untuk kepuasan indriya semata dan tidak menggunakan kekayaannya itu untuk menunjang aktifitas rohaninya bahkan terkesan alergi jika berbicara rohani.

Prilaku seperti ini tentu akan menggiring sang roh menuju penderitaan yang berkepanjangan setelah dia meninggalkan badan kasarnya, bahkan dilahirkan kembali kedunia material yang penuh dengan penderitaan ini dimana siklus lahir penyakit usia tua dan kematian terus menerus terjadi dan selama yang bersangkutan diliputi oleh kemelekatan duniawi maka selama itupula penderitaan itu akan terjadi bahkan bisa bertambah merosot.

Untuk itulah mari kita saling mencerahi dan saling menyemangati dan saling mengingatkan satu sama lain, untuk menumbuh kembangkann kesadaran diri yang baik untuk tunduk hati mendekat ke wilayah-wilayah filsafat wedanta melalui sang guru kerohanian yang bonafide tentunya agar hidup yang singkat di dunia material ini benar-benar dapat kita manfaatkan untuk mempersiapkan diri (sang roh) menuju planit rohani yang kekal.

Lalu pertanyaanya kenapa harus kepada seorang guru kerohanian? ya karena tanpa seorang guru kerohanian sangatlah sulit memahami pengetahuan rahasia itu.

Kita sekolah saja untuk mempelajari ilmu-ilmu material perlu seorang guru atau dosen apalagi itu pelajaran rohani, dan pelajaran rohani itu sulit dimengerti jika tidak diajarkan oleh seorang guru kerohanian. Krsna sendiri bersabda hendaknya engkau pelajari ilmu pengetahuan ini melalui garis-garis perguruan guru-guru rohani dan bertanyalah dengan tunduk hati kepada beliau karena beliau sudah melihat kebenaran itu, ini artinya tanpa melalui seorang guru kerohanian sangatlah sulit, kita jadinya menapsirkan sendiri dan itu adalah sebuah kesalahan atau aparad.

Sesuai sabda Tuhan diatas sudah semestinya tidak ada keraguan sedikitpun dari kita dan siapapun untuk mendalami filsafat Bhagavad Gita sebagai tuntunan dan acuan dalam menghadapi hidup dan problema kehidupan pada zaman kemerosotan ini karena kesimpulan-kesimpulan weda semua ada disana.

Namun harus diakui bahwa dalam mendalami dan menyampaikan ajaran Bhagavad Gita tentu ada tantangannya dan tantangan itu sesungguhnya juga berasal dari Krsna itu sendiri.

Seperti halnya masih terjadi pemahaman yang sedikit berbeda diantara kita sesama penganut weda terutama menyangkut Krsna. Siapa itu Krsna, siapa itu dewa seperti Brahma, Wisnu, Shiva dan lain-lain, lalu siapa itu leluhur dan seterusnya. Walaupun semua orang setuju bahwa Bhagavad Gita adalah pancamo weda, tetapi banyak juga yang merasa tidak begitu nyaman mengakui bahwa Krsna yang bersabda disana adalah Kepribadian Tuhan.

Vyasadeva sendiri sang penyusun weda menjelaskan sebutan Beliau dengan Sri Bhagavan, seperti sloka diawal yaitu Sri Bhagavan uvaca yang secara luas artinya adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda, adapun maksud dari Sri Bhagavan itu tiada lain adalah Sri Krsna itu sendiri.

Kalau boleh berandai-andai jika suatu saat persepsi kita sudah bisa sama maka pada saat itulah barangkali proses penyebaran ajaran Bhagavad Gita yang merupakan sarana menuju kejayaan itu akan dapat berjalan dengan baik. Dan jika itu yang terjadi pasti akan membawa dampak ataupun akan terjadi perubahan yang signifikan tentang prilaku hidup umat manusia.

Untuk itulah kewajiban dari para penyembah-penyembah murni atau orang-orang yang sudah melihat tentang kebenaran itu untuk terus-menerus tanpa henti melaksanakan misi Tuhan Sri Krsna untuk menyelamatkan roh-roh yang jatuh seperti kita melalui pendekatan cinta kasih kepada semua mahluk. Hal ini sudah dilakukan sejak lima ratus tahun yang lalu oleh Sri Caitanya Maha Prabu dan kemudian diteruskan oleh murid-murid Beliau ke seluruh dunia sampai sekarang dan seterusnya.

Nah kembali lagi kita ke sloka di awal jika Tuhan saja sudah menyatakan bahwa ajaran bhagavad gita adalah yang utama dan yang terbaik diantara ajaran yang lainya seperti pernyataan seorang acarya agung yang pernah lahir di bumi ini dan beliau adalah seorang shivasidanta bahkan beliau adalah Shiva itu sendiri yang turun kedunia yaitu Adi Sankaracarya dimana beliau mengatakan seharusnya hanya ada satu kitab suci yaitu bhagavad gita dan hanya ada satu Tuhan yaitu Sri Krsna, maka harapan kita semua sebagai masyarakat adalah tentu akan terus-menerus mengupayakan untuk memasyarakatkan ajaran maha sempurna bhagavad gita itu kepada semuanya dengan harapan semoga kita semuanya mampu mencapai tujuan hidupnya yang tertinggi yaitu mencapai kesempurnaan hidup di kerajaan Tuhan.



Om namo bhagavate vasudeva ya

Selasa, 14 September 2010

Kewajiban diatas Perasaan

atha cet tvam imam dharmyam

sangramam na karisyasi,

tatah sva-dharmam kirtim ca

hitva papam avapsyasi

Bhg.2.33

Akhirnya bila engkau tidak berperang sebagaimana kewajiban dengan meninggalkan kewajiban dan kehormatan, maka penderitaanlah yang engkau peroleh.



Demikian peringatan yang disabdakan Krsna kepada Arjuna dalam medan perang kurukstra, sehubungan dengan keraguan dan keengganan Arjuna untuk berperang melawan musuh-musuhnya yang notabenen adalah gurunya, kakeknya, sepupunya, kerabatnya dan sebagainya.

Sabda Krsna diatas juga mengingatkan kepada kita semua bahwa jika kewajiban ditinggalkan dengan alasan apapun maka penderitaan sudahlah pasti menguasai kita, oleh karena itu lakukanlah apapun yang menjadi kewajiban dan tanggungjawab kita tanpa keraguan.

Dan kewajiban apapun yang dilakukan maka lakukanlah semata-mata demi kewajiban itu sendiri.

Berperanglah demi perang itu sendiri, bekerjalah demi kerja itu sendiri tanpa motif yang lain. Tentu semuanya harus dilandasi oleh pengabdian dan semangat bhakti yang baik kepada Tuhan yang Maha Esa. Jika demikian adanya maka semuanya menjadi baik, menjadi rohani dan yang namanya rohani sudah pasti steril dari napsu material, angkara murka, loba, tamak, serakah, sewenang-wenang dan lain-lain sifat-sifat asurik, karena apa yang disebutkan terakhir itulah penyebab utama dari kehancuran dan kemerosotan kehidupan dunia saat ini.



Dewasa ini beberapa teman merasakan semangat dan daya juang generasi muda hindu cendrung melemah, pemalu, minder dan tidak percaya diri menghadapi era persaingan yang memang ketat disegala aspek kehidupan termasuk aspek beragama. Padahal salah satu kewajiban para penganut weda adalah menyampaikan ajaran itu kepada umat manusia dan mengajak orang lain untuk mendalami weda, maka jika ada yang bertanya apakah hindu itu agama misionaris? jawabanya sangat tegas ya. Seperti Srila Prabupada dimana dunia mengakui beliau adalah seorang misionaris besar yang mampu membawa ajaran weda ke Amerika, Eropa dan belahan dunia yang lain. Nah kita minimal harus berani menyampaikan filsafat-filsafat Vedanta kepada orang lain dimanapun kita berada, jangan baru melihat orang lain piawai berbicara tentang agama lalu kita merasa minder sendiri, melihat yang lain sepertinya hebat berteori lalu merasa diri kecil, dalam pertemuan-pertuman apapun maunya duduk di belakang dan seterusnya.



Oleh karena itu maka pengetahuan rohani melalui kitab-kitab weda harus diberikan kepada generasi muda kita sejak dini, itulah kewajiban semua orang sebagai bentuk tanggungjawab kita bersama. Arjuna pun menjadi sirna kesedihannya, keraguannya dan sebaliknya menjadi semangat untuk berperang melaksanakan kewajibannya sebagai seorang ksatria setelah menerima pengetahuan rohani dari Krsna.

Ini satu bukti bahwa pengetahuan rohani mampu menjadikan manusia bebas dari rasa takut, bebas dari rasa sedih, bebas dari rasa ragu, bebas dari rasa iri, bebas dari rasa rendah diri, bebas dari kebodohan, dan sebaliknya menjadikan manusia kuat, cerdas dan spiritual



Padahal kewajiban itu yang paling utama jauh diatas perasaan, dan hanya dengan pengetahuan rohanilah manusia mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik. Apakah dia seorang brahmana, apakah dia ksatria, apakah dia waisya atau sudra, dengan pengetahuan rohani dia akan tulus melaksanakan kewajibannya demi sebuah pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Walau seandainya engkau paling berdosa diantara manusia yang memikul dosa dengan perahu ilmu pengetahuan ini (pengetahuan rohani) lautan dosa akan engkau seberangi demikian Tuhan Yang Maha Esa Krsna bersabda (Bhg. 4.36).

Dengan demikian maka tidak terlalu berlebihan jika mengatakan bahwa ajaran weda sangatlah mendesak untuk diberikan kepada generasi muda kita agar mereka menjadi mengerti dan menyadari tugas dan kewajibannya.



Om namo bhagavate vasu deva ya