Selasa, 25 Januari 2011

SRIMAD BHAGAVAD GITA ,Pergi dan tak kembali

Pergi dan tak kembali

na tad bhasayate suryo
na sasanko na pavakah
yad gatva na nivartante
tad dhama paramam mama
Bhg. 15.6
Tempat itu tidak disinari oleh matahari, bulan maupun api, ke tempat itulah seseorang akan pergi dan tidak kembali, itulah tempatKu yang tertinggi.
 
Seperti itu Krsna memberi gambaran kepada putra Kunti tentang tempat kediaman Beliau yang tertinggi di kerajaan rohani, dimana tempat itu bukan saja tidak ada tetapi tidak perlu penerangan baik oleh matahari, bintang, bulan, api dan sebagainya. Tetapi bukan berarti disana penuh dengan kegelapan, kekosongan, kesunyian dan sebagainya. Tempat tinggal Tuhan Sri Krsna Goloka Vrindavana adalah planit rohani yang senantiasa bercahaya, dan semua cahahaya yang ada di planit material ini adalah pantulan dari cahaya planit rohani, disana tempat tinggal Tuhan Sri Krsna dengan para pelayan setia Beliau seperti para Gopi, para Laksmi, Surabi dan sebagainya. Disanalah tempat kebahagiaan rohani yang paling hakiki sebagai tujuan hidup tertinggi semua kehidupan.
Tuhan dengan sifat maha kasihNya tentu ingin menyelamatkan dan selalu mengarahkan semua anak-anakNya untuk bisa kembali pulang ke tempat tinggal Beliau yang kekal itu.
Untuk itulah kita sebagai anak-anak Tuhan sama seperti kita sebagai anak-anak dari orang tua kita tidak boleh bandel, tidak boleh melawan perintah, tidak boleh bertindak atas kemauan sendiri dan seterusnya.
Sebagai anak sudah semestinyalah kita patuh dan menuruti kemauannya karena semua orang tua pasti mengarahkan anak-anaknya menuju kebaikan, apalagi kepada ayah kita yang sejati Tuhan Yang Maha Kuasa. Untuk bisa mencapai Tuhan di Goloka Vrindavana tentu bukanlah hal yang gampang, melalui proses yang sangat panjang, mengalami ribuan bahkan jutaan kali penjelmaan, mengalami banyak sekali proses penggantian badan material, dalam sastra disebutkan ada 8.400.000 jenis kehidupan di alam semesta ini. Mungkin kita dalam penjelmaan sebelumnya pernah menjadi pohon, pernah menjadi cacing, pernah menjadi virus, pernah menjadi burung, pernah menjadi ikan dan sebagainya yang semua itu tidak pernah kita mampu mengingatnya, Sri Bhagavan bersabda: banyak kelahiranKu dimasa lalu demikian juga kelahiranmu Arjuna, semuanya ini Aku mengetahuinya tetapi engkau sendiri tidak wahai Arjuna (bhg. iv.5).
Dan sangat beruntung sekali pada penjelmaan sekarang ini lahir menjadi manusia yang mempunyai kesempatan paling besar untuk bisa kembali pulang ke kerajaan rohani Tuhan jika dibandingkan dengan mahluk lain. Maka dari itu sangat disayangkan jika kesempatan emas ini disia-siakan begitu saja, jika Tuhan mengarahkan semua anak-anakNya kembali pulang ke dunia rohani maka usahakanlah untuk bisa pulang kesana, karena Tuhan sudah menyediakan sarana untuk memudahkan manusia mencapai tujuan itu ditengah-tengah kekuatan maya yang teramat sangat kuat mencengkram manusia pada era kaliyuga ini. Salah satu sarana itu dan merupakan yang paling gampang, paling murah, paling aman dan tentu paling tinggi kualitasnya adalah nama smaranam memuji nama Beliau, mengagungkan nama Beliau, menyebut nama Beliau, memanggil nama Beliau bisa dalam bentuk japa maupun sankirtanam, diantara maharsi Aku adalah Bhrgu, diantara ucapan suci Aku adalah Omkara, diantara yajna Aku adalah japa, diantara benda-benda yang tidak bergerak Aku adalah Himalaya demikian Sri Krsna (bhg. x.25). Dengan demikian maka mengidungkan, menyanyikan, mengumandangkan, mengucapkan nama suci Krsna harus mendapatkan porsi lebih bahkan porsi yang paling utama diantara aktifitas rohani yang lain dalam mengarungi kaliyuga ini menuju proses dan upaya penyelamatkan kehidupan
Di dalam Brhan-naradiya purana (38.126) disebutkan: harer nama harer nama harer nama eva kevalam kalau nasty eva nasty eva nasty eva gatir anyata yang artinya pada zaman kali (kaliyuga) tidak ada cara lain, tidak ada cara lain, tidak ada cara lain untuk mencapai kehidupan spiritual selain mengucapkan, menyanyikan/menggetarkan nama suci nama suci nama suci Sri Hari,  Sri Hari adalah nama lain dari Sri Krsna atau Sri Visnu.
Ini kesempatan yang sangat baik dan harus disyukuri oleh umat manusia khususnya para penganut weda pada era kemerosotan ini untuk mulai menekuni aktifitas kerohanian melalui sankirtanam ini, ini tentu tidak sama dengan kebiasaan kita selama ini dalam melantunkan kidung-kidung suci seperti warga sari, kekawin, geguritan dan sebagainya. Namasankirtanam lebih menekankan pada aspek pengulangan nama suci Tuhan.
Tentu memerlukan waktu panjang dan sosialisasi yang baik kepada masyarakat kita dari para tokoh-tokoh hindu nusantara tentunya agar aktifitas sankirtanam ini pelan-pelan dapat diterima oleh umat dan betul-betul dirasakan sebagai suatu kebutuhan rohani yang mendasar karena memang jelas sumbernya dari kitab suci, sehingga setiap melaksanakan upacara yadnya apapun bentuknya tidak terlepas dari aktifitas sankirtanam disamping kekidungan yang sudah berjalan dengan baik selama ini. Ini juga moment yang baik untuk menghilangkan kesan yang kuat di masyarakat selama ini bahwa sankirtanam adalah miliknya kelompok sampradaya tertentu sehingga diluar itu dianggap kurang pantas atau nyeleneh atau tidak sesuai dengan budaya lokal, padahal sankirtanam adalah tradisi weda yang memang bersumber dari kitab suci weda dan apapun yang bersumber dari weda pasti tidak bertentangan dengan yang lain.  
Sebenarnya kita mempunyai moment yang baik untuk mengenalkan dan mensosialisasikan sankirtanam ini seperti even-even besar sekelas utsawa dharma gita itu, jika menggetarkan sloka-sloka atau mantram-mantram weda saja kita lombakan apalagi menggetarkan atau menyanyikan nama-nama suci Tuhan, pada saat upacara pujawali, perayaan hari-hari suci dan sebagainya atau bisa disebarkan dalam bentuk kaset, atau dalam mimbar-mimbar penyiaran baik di tv, radio dan sebagainya sehingga getaran-getaran suara rohani semakin akrab ditelinga umat kita. Nah dengan sankirtanam yang juga biasa disebut dengan sankirtanam maha yagya, dan juga dengan aktifitas berjapa sebenarnya ini proses pemurnian dan pensuci jiwa, mengikis reaksi-reaksi dosa yang barangkali sudah tebal melekat pada diri kita, sehingga memudahkan sang diri (roh) dalam proses pendakian menuju tempat Tuhan yang tertinggi yang tidak disinari oleh matahari, bulan maupun api dan tidak akan kembali lagi seperti dalam sloka diawal.
Semoga Krsna masih memberikan waktu kepada kita semua untuk dapat melaksanakan bhaktiyoga dalam mempersiapkan diri pulang ke tempat Beliau dan tak akan pernah kembali lagi.
 
Om Namo Bhagavate Vasudeva ya
 

SRIMAD BHAGAVAD GITA , Krishna katha

Krishna katha
 
pitasi lokasya caracarasya
tvam asya pujyas ca gurur gariyan
na ttvat-samo sty abhyadhikah kuto nyo
loka-traye py apratima-prabhava
Bhg.11.43
Engkau adalah Bapa dari dunia yang bergerak dan yang tak bergerak, Engkau adalah Guru Agung yang dipuja dunia ini, tak ada keberadaan lain yang menyamaiMu di ketiga dunia, sehingga bagaimana mungkin ada yang dapat mengungguliMu wahai keberadaan dengan kekuasaan tak tertandingi.
 
Demikian satu pernyataan yang bernada hormat, bhakti, jujur dari sebuah pengakuan tulus seorang Arjuna kepada Tuhan Sri Krsna tentang kemahakuasaan Beliau. Beliau adalah Bapa, Beliau adalah Guru dan Beliau juga adalah Kekuasaan.
Apakah masih ada yang meragukan dari pernyataan putra Kunti ini? Tentu tidak karena itu adalah weda dan weda tidak perlu pembuktian seperti pengetahuan material, cukup sederhana hanya dengan menerima saja sebagai sebuah kebenaran yang mutlak seperti halnya para rsi-rsi agung yang menerima pengetahuan itu dengan tunduk hati.
Bapa disini dapat diartikan sebagai ayah karena Beliau bersabda semua mahluk lahir dari kandungan Maha Brahma dan Aku adalah pemberi benihnya, ini artinya semua mahluk adalah anak-anak Vasudeva Krsna oleh karena itu semua mahluk sejatinya adalah saudara (vasudeva kutumbakam), maka sudah semestinya prilaku ahimsa tidak menyakiti apalagi membunuh mahluk lain dengan dalih apapun diterapkan dalam kehidupan ini.
Beliau juga adalah Guru yang Agung seperti yang terdapat dalam salah satu mantram weda Gurur Brahmaa Gurur Vishnu Gurur Devo Maheshwarah Guru Saakshaata Parabrahma Tasmai Shri Guruve Namah, disini jelas disebutkan bahwa Beliau adalah guru yang tertinggi (Parabrahma), dengan mantra ini kita diingatkan bagaimana pentingnya peranan seorang guru dalam kehidupan manusia, tetapi zaman kali (kaliyuga) kualitas manusia sudah sangat merosot dan bertabyat sangat munafik sekali maka sangatlah sulit kita berguru langsung kepada Beliau seperti halnya Arjuna karena kita tidak mempunyai kualifikasi seperti itu.
Tetapi karena Tuhan Sri Krsna maha pemurah dan sangat berkarunia sekali maka Beliau menurunkan wakil-wakil Beliau ke dunia material ini pada setiap zaman dalam wujud guru-guru kerohanian, para acarya, para swami, para sadu dan sebagainya, jadi seorang guru kerohanian jelas bukanlah manusia pada umumnya. Mengenai hal ini Beliau juga bersabda Cobalah mempelajari kebenaran dengan cara mendekati seorang guru kerohanian. Bertanya kepada beliau dengan tunduk hati dan mengabdikan diri kepada beliau Orang yang sudah insyaf akan dirinya dapat memberikan pengetahuan kepadamu karena mereka sudah melihat kebenaran itu,  ini artinya mau-tidak mau, suka-tidak suka konsep parampara harus kita ikuti dengan tunduk hati dan berusaha untuk dapat memuaskan guru kerohanian melalui pelayanan suci.
Berikutnya Beliau adalah penguasa tertinggi baik aspek penciptaan pemeliharaan dan peleburan seperti pernyataan Arjuna dengan penuh hormat O Yang Mahabesar, lebih tinggi dari pada Brahma, anda adalah Pencipta yang asli. Karena itu, bukankah seyogyanya mereka bersujud dengan hormat kepada Anda? O Kepribadian yang tidak terhingga, Tuhan yang disembah oleh semua dewa, Pelindung alam semesta! Anda adalah sumber yang tidak dapat dikalahkan, sebab segala sebab, yang melampaui manifestasi alam material ini.
Dan tentu masih banyak sekali kitab-kitab weda yang menjelaskan tentang kemahakuasaan Beliau.
 
Berbicara tentang kemahakuasaan Krsna yang bersumber baik dari veda Srimad Bhagavad Gita, Srimad Bhagavatam dan purana-purana yang lain tentu tidak akan ada habisnya dan semakin dibicarakan semakin menumbuh kembangkan rasa bhakti kepadaNya menuju cinta-kasih rohani atau Krsnaprema. Berbicara Krsna atau Krsnakata akan melibatkan banyak sekali pihak-pihak dan obyek yang berhubungan dengan Beliau yang mampu mengembangkan rohani menuju sebuah kemajuan tentunya karena Krsna sendiri tidak terlepas dari semua itu seperti Balarama, Srimati Radharani, ibu Yasoda, Nanda Maharad, Udava, Vasudeva, ibu Devaki, bukit Govardana, sungai Yamuna, Mathura, hutan Tulasi atau Vrindavan, sapi-sapi, para Gopi, termasuk juga raja Kamsa yang jahat karena beliau memang terlibat dalam lila Beliau pada waktu Beliau masih kanak-kanak. Begitu juga ketika Krsna Dewasa saat menjelang dan berlangsungnya bharatayuda banyak sekali pihak-pihak yang terlibat dalam lila Beliau dalam mengemban misi menegakkan prinsip-prinsip dharma dari setiap rongrongan diantaranya tentu  sang penerima wejangan Bhagavad Gita Arjuna pemanah ulung murid terbaik Drona, cucu tersayang Bhisma sang mahajana, keturunan terbaik wangsa Kuru, ada Drupadi putri Drupada Maharad yang diselamatkan Krsna ketika hendak ditelanjangi Dusasana adik Duryodana di arena perjudian Hastinapura dan seterusnya.   
Kapanpun dan dimanapun Krsna dibicarakan (Krsnakata) pasti kebagahagiaan rohani akan terjadi pada pelakunya karena sesungguhnya Krsna ada disana, maka tidak ada pilihan lain dan tidak ada pilihan lain lagi selain gunakanlah waktu dan kesempatan yang dimiliki dengan sebaik-baiknya dengan selalu berpikir tentang Tuhan, berbicara tentang Tuhan, menyanyi tentang Tuhan, berkarya demi Tuhan dan seterusnya, pasti akan berdampak luar biasa pada kehidupan manusia yang jauh lebih baik daripada kehidupan sebelumnya, hal ini tidak perlu disangsikan. Lakukanlah semua aktifitas dengan gembira dengan hati yang selalu diliputi oleh bait-bait indah nama suci Tuhan Hare Krsna Hare Krsna Krsna Krsna Hare Hare Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare  maka  karunia itu akan dirasakan oleh pelakunya bagaikan Arjuna. seperti pernyataan Sanjaya yang menyaksikan langsung perang dasyat (bharatayuda) di medan Kuruksetra walau dari kamar Dristarastra karena beliau diberikan kekuatan mata rohani yang luar biasa oleh Vyasadeva, dimana beliau mengatakan dimanapun ada Krsna, penguasa semua ahli kebatinan, dan di manapun ada Arjuna, pemanah yang paling utama, di sana pasti ada kekayaan, kejayaan, kekuatan luar biasa dan moralitas. Itulah pendapat saya.
 
Om Namo Bhagavate Vasudeva ya
 

Weda Sang Penyelamat

Weda Sang Penyelamat


sarvasya caham hrdi sannivisto

mattah smrtir jnanam apohanam ca

vedais ca sarvair aham eva vedyo

vedanta-krd veda-vid eva caham

Bhg. 15.15

Aku berdiam dalam hati semua, ingatan dan ilmu pengetahuan, hilangnya ingatan datangnya dari Aku, sesungguhnya Akulah yang harus diketahui oleh semua kitab veda, Akulah pencipta Vedanta dan Aku pula yang mengetahui veda.


Kata Aku disini tentulah Krsna, dan semua pasti tahu bahwa yang bersabda dalam Bhagavad Gita itu adalah Krsna, namun akan terasa agak aneh jika ternyata masih belum banyak yang mengakui dengan tunduk hati bahwa Krsna itu adalah kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Dan masih banyak juga masyarakat hindu yang belajar ataupun mendalami Bhagavad Gita tetapi bukan Krsna sebagai tujuannya, ini barangkali yang perlu diperbaiki.

Padahal tujuan akhir dari sebuah kehidupan adalah mencapai Tuhan, dan untuk mencapai Tuhan maka tidak ada pilihan lain kecuali ada upaya yang sungguh-sungguh untuk mencariNya. Dan untuk mencariNya tentu harus ada tuntunan dari kitab suci, guru kerohanian dan pergaulan dengan para sadu (guru, sadu, sastra).

Tetapi orang yang bodoh dan tidak percaya yang ragu-ragu tentang kitab-kitab suci yang diwahyukan, tidak akan mencapai kesadaran terhadap Tuhan Yang Maha Esa; melainkan mereka jatuh. Tidak ada kebahagian bagi orang yang ragu-ragu, baik di dunia ini maupun dalam penjelmaan yang akan datang (Bhg. 4.40).

Dimana lagi kita bisa menemukan sabda Tuhan setegas dan sejelas itu, lalu pertanyaannya adalah apakah masih ada yang ragu-ragu tentang Krsna?, siapa itu Krsna?, apakah Krsna itu Tuhan? dan sebagainya. Sementara disisi yang lain tidak ada keraguan sedikitpun tentang Bhagavad Gita bahkan mengakui itu adalah kitab suci veda (pancamoveda). Disinilah perlunya kecerdasan dan kearifan dalam bersikap karena Beliau sudah tegas bersabda baik pengetahuan, ingatan maupun hilangnya ingatan bersumber dari Beliau dan dalam sloka yang lain dengan tegas Beliau bersabda akan memberikan kecerdasan yang cukup bagi siapa saja yang sudah rindu untuk melaksanakan bhakti kepada Beliau. dan Krsna juga bersabda Aku hanya bisa didekati dengan cara bhakti oleh orang-orang yang tunduk hati dan tidak iri kepadaKu.

Jika masih ada keraguan maka mendekatlah kepada seorang guru kerohanian dan bertanyalah dengan tunduk hati kepada beliau karena beliau sudah melihat kebenaran itu. Sistim ini sudah berjalan sejak zaman purba dan akan terus ada sepanjang ada kehidupan di planet ini, karena sistim ini dirancang sendiri oleh Sri Krsna. Beliau menurunkan ajaran rahasia ini pertama kali kepada raja planet matahari Vivasvan, kemudian Vivasvan menurunkannya kepada leluhur manusia Manu dan Manu menurunkannya kepada raja pertama masyarakat manusia Ikswaku Maharaj dan seterusnya.

Banyak kitab-kitab weda menjelaskan bahwa Krsna itu adalah kepribadian Tuhan maka dari itu amanat-amanat veda itu perlu disampaikan kepada umat manusia agar manusia menjadi tahu serta sadar akan dirinya dan Tuhan, dan diselamatkan dalam mengarungi perjalanan hidupnya, itulah kesadaran Krsna atau kesadaran Tuhan.

Tuhan sebenarnya mempunyai misi yang suci yaitu menyelamatkan roh-roh yang jatuh seperti kita dan untuk misi itulah melalui Vyasadeva Beliau menurunkan ajaran veda ke dunia material ini untuk dipedomani dan diterapkan dalam kehidupan sebagai jembatan emas menyeberangkan sang roh dari planet material ke planet rohani yang kekal di kerajaan Tuhan. Karena demikian pentingnya veda maka pahamilah veda sesuai sloka diawal, terapkanlah prinsip-prinsip veda dalam setiap langkah kehidupan jangan ragu apalagi malu-malu dan jangan pernah takut mengakui dan meyakini Krsna itu adalah kepribadian Tuhan Yang tertinggi. Dalam kitab-kitab veda banyak dijelaskan tentang Kemaha Kuasaan Krsna seperti dalam Srimad Bhagavatam skanda 4 bab 24 sloka 28 dijelaskan sebagai berikut:

yah param ramhasah sajsat

tri-gunaj jiva-samjnitat

bhagavantam vasudevayam

prapannah sa priyo hi me

Deva Shiva melanjutkan: siapapun yang menyerahkan diri kepada kepribadian Tuhan Yang Tertinggi Krishna (Vasudeva) pengontrol segala sesuatu baik alam material maupun mahkluk hidup dialah sebenarnya sangat terkasih bagiku


Dalam kitab suci veda bagian moksa dharma Krsna bersabda:

prajapatim ca rudram capy

aham eva srjami vai

tam himam navijanito

mama maya vimohitam

Para Leluhur, Shiva dan lain-lainnya diciptakan oleh-Ku. Walaupun mereka tidak mengetahui bahwa mereka diciptakan oleh-Ku. Karena mereka dikhayalkan oleh tenaga-Ku yang menyebabkan khayalan


Dalam Bhagavad Gita 10.8 Krsna bersabda:

aham sarvasya prabhavo

mattah sarvam pravartate

iti matva bhajante mam

buddha bhava-samanvitah

Aku adalah sumber segala dunia rohani dan segala dunia material. Segala sesuatu berasal dari-Ku. Orang bijaksana yang mengetahui kenyataan ini secara sempurna menekuni bhakti kepada-Ku dan menyembah-Ku dengan sepenuh hatinya.
Hanya dengan tiga bukti diatas saja dari banyak sekali penjelasan-penjelasan veda yang menjelaskan tentang Krsna atau Vasudeva dan tak terhitung nama Beliau yang lain mestinya sudah cukup untuk meyakinkan diri kita bahwa Krsna itu adalah Kepribadian Tuhan Yang Tertinggi.

Mudah-mudahan kita semua setiap mendengar kata Krsna setiap mengucapkan kata Krsna mampu menggetarkan rohani kita mampu membangkitkan semangat cintakasih dan bhakti kepadaNya.

Om Namo Bhagavate Vasudeva Ya

BHAGAVAD GITA , Sebuah Kekuatan

Sebuah Kekuatan

Oleh: vedanta pati dasa



avajananti mam mudha

manusim tanum asritam

param bhavam ajananto

mama bhuta-mahesvaram

Bhg. 9.11

Karena Aku berada dalam tubuh manusia, mereka yang tolol tidak menghiraukan Aku, tidak mengetahui prakrti-Ku yang lebih tinggi sebagai Penguasa Agung dari segala yang ada.



Demikian sabda Tuhan mengingatkan umat manusia akan kekuatan rahasia dan luar biasa besar yang ada dalam diri manusia dan semua mahluk hidup. Dengan sabda itu manusia diharapkan mampu menangkap sinyal-sinyal kekuatan yang rohani tersebut dan menjadi insaf akan kekuatan itu. Sinyal-sinyal itu bisa kita tangkap hanya dengan bhakti yoga melalui tuntunan kitab suci dan orang-orang suci yang pada akhirnya manusia sampai pada tingkatan dimana ia menyadari akan hakekat dirinya.

Pada umumnya karena ketidak tahuan akan identitasnya yang sejatilah manusia tidak menyadari akan kekuatannya, jika manusia tidak pernah menyadari akan kekuatannya maka itu sama saja dengan memelihara dan menumbuhkembangkan penderitaannya. Untuk itu maka penting sekali pemahaman akan sabda-sabda Tuhan yang tersusun dalam Srimad Bhagavad Gita yang merupakan kesimpulan-kesimpulan dari semua kitab suci veda tentu melalui seorang guru kerohanian yang bonafide dari garis-garis perguruan guru-guru rohani yang jelas yang bermula dari Krsna itu sendiri kemudian diturunkan kepada Dewa Brahma, lalu dari Dewa Brahma ajaran itu diturunkan kepada putraNya Narada Muni kemudian dari Narada Muni kepada muridnya Vyasa Dewa dan seterusnya dan seterusnya sampai sekarang.

Selama tidak ada pemahaman yang baik tentang Tuhan dan tujuan hidupnya, maka selama itu pula penderitaan material akan menyertai disetiap penjelmaanya ini semata-mata karena keterikatannya. Sesukses-suksesnya orang adalah orang yang mampu memutus lingkaran kelahiran dan kematian itu melalui pemutusan ikatan.

Kehidupan kaliyuga yang menjadikan manusia mendewakan kekayaan material dan sangat terikat sekali kepadanya, terus-menerus memperluas jaringan kesempatan untuk menggapainya tentu dengan berbagai cara dan upaya yang terkadang menyimpang dari prinsip dharma melebihi kebutuhan hidupnya dan ini justru mempersempit ruang untuk menekuni bhakti rohani dan ini akan berujung pada penderitaan itu.

Hal ini sebenarnya dengan mudah dapat dibuktikan disekitar kita dimana sangatlah tidak banyak masyarakat manusia yang tertarik kepada kitab sucinya, padahal kitab suci itulah satu-satunya tuntunan dalam menekuni bhakti rohani melalui seorang guru kerohanian dan para sadu (guru, sadu dan sastra). Dan dalam skanda purana juga disebutkan bahwa siapapun yang menyimpan, siapapun yang membaca, siapapun yang mendengar dan siapapun yang bersujud kepada kitab suci maka sesungguhnya ia dipandang sangat mulia dalam masyarakat manusia dan Tuhan pasti akan senang kepada orang itu serta para dewapun akan hormat kepadanya. Demikianlah keutamaan kitab suci weda.

Lalu pertanyaannya adalah mengapa kitab suci itu tidak begitu menarik dan diminati oleh sebagian besar masyarakat manusia termasuk kitab suci weda? Pertanyaan ini tentu agak sulit dijawab tetapi barangkali karena mereka merasa sudah cukup puas dan nyaman dengan kebiasaan-kebiasaan yang sudah ada selama ini, atau barangkali karena dirasakan sulit membacanya dan memahami sebuah kitab suci, atau karena memang belum punya kitab suci dan seterusnya, padahal Krsna berjanji akan memberikan kecerdasan yang cukup kepada siapapun yang berusaha memahami sabda-sabda Beliau dengan tunduk hati dan bhakti yang tulus.

Nah yang pasti kitab suci itu akan sulit difahami kalau tidak ada tuntunan dari seorang guru kerohanian, karena jika dipelajari dan difahami sendiri maka besar sekali kemungkinan kesalahannya karena pasti ditafsirkan sendiri sesuai dengan pemahaman yang terbatas itu dan ini yang berbahaya.

Maka Sri Krsna menegaskan hendaknya pengetahuan rohani ini dipelajari melalui garis-garis perguruan (parampara). Ini adalah amanat sebuah kitab suci yang justru tidak diikuti sebagaimana mestinya oleh sebagian besar para penganutnya, hal ini juga dibuktikan dengan ketidak tarikan dari mayoritas masyarakat kita untuk mendekati seorang guru kerohanian, para sadu, acarya dan sebagainya.

Tentu ada aturan dan tata cara bagaimana sesorang berguru kepada seorang guru kerohanian melalui garis-garis perguruan (parampara), pertama mereka harus menyerahkan diri dengan tunduk hati kepada sang guru untuk menerima pelajaran dari sang guru dan selalu melakukan pergaulan dengan para sadu (sadu sanga), kemudian menjalani proses diksa yang diawali dengan harenama diksa ini artinya yang bersangkutan diterima sebagai murid didepan api suci (homa yagya), tahapan selanjutnya adalah diksa brahmana (dwijati) tentu hal ini sangat bergantung dari kemajuan rohani dari sang murid yang bersangkutan dan sang gurunyalah yang paling tahu hal itu dan seterusnya dan seterusnya.

Kembali lagi ke sabda diawal dimana Tuhan Sri Krsna yang maha suci dan maha berkarunia berada dalam tubuh manusia dan semua mahluk hidup, maka tubuh itupun mutlak harus dibersihkan dan disucikan dari segala bentuk kekotoran, karena dengan ketidak sucian diri kita tidak akan mungkin bisa menginsafi keberadaan Beliau sebagai Penguasa Agung dari segala yang ada .

Lalu timbul pertanyaan berikutnya bagaimana proses penyucian itu dilakukan. Dalam sastra disebutkan ada empat pilar dharma yang mesti diperhatikan, dijaga dan dikawal dengan ketat selama kehidupan ini berlangsung untuk menopang kesucian itu, diantaranya; yang pertama adalah tidak menyakiti mahluk apapun dengan alasan apapun karena Beliau sendiri ada didalam mahluk itu, hal ini bisa dipraktekkan dalam keseharian kita sebagai mahluk tertinggi dengan prilaku cinta-kasih termasuk prilaku vegetarian atau tidak makan ikan, daging dan telur.

Yang kedua tidak melakukan hubungan suami-istri diluar ikatan wiwaha samskara, yang ketiga tidak berjudi dengan alasan apapun dan yang ke empat tidak minum minuman keras dan mabuk-mabukan termasuk juga tidak merokok. Ke empat prinsip itulah yang harus ditegakkan demi sebuah proses penyucian diri itu. Tentu masih banyak lagi persyaratan dan aturan-aturan lain yang harus diikuti dalam proses menekuni bhakti itu, sehingga terkesan berat padahal sebenarnya tidaklah demikian. Yang penting ada keseriusan dan ketekunan serta tunduk hati kepada guru kerohanian, melayani beliau dengan tulus dan sebagainya maka karunia Tuhan pasti akan turun melalui beliau, dan jika ini yang terjadi pasti kehidupan akan dirasakan semakin bermakna dan kita akan mempunyaki kekuatan.



Om Namo Bhagavate Vasu Deva Ya