Selasa, 22 Desember 2009

Kenapa harus hijrah

Kenapa harus hijrah?
Oleh:Vedanta pati dasa

yah sastra-vidhim utsrjya
vartate kama-karatah,
na sa siddhim avapnoti
na sukham na param gatim
Bhg. 16.23

Ia yang meninggalkan ajaran kitab suci, berada dibawah pengaruh napsu keinginan, tak akan mencapai kesempurnaan, kebahagiaan dan tujuan tertinggi.

Demikian Tuhan yang maha berkarunia Sri Krsna memperingatkan kepada kita semua untuk selalu ingat dan selalu ingat akan betapa sia-sianya hidup kita yang singkat ini jika kita meninggalkan ajaran kitab suci.
Percaya atau tidak percaya, yakin atau tidak yakin sabda Tuhan tetap sebuah kebenaaran mutlak tak terbantahkan. Tidak perlu mencari dukungan untuk memperkuat kebenaran sabda itu, tidak perlu adu urat leher untuk mendebat kebenaran itu sekali lagi tidak perlu.
Dia tetap sebuah kebenaran mengalir apa adanya tanpa pengaruh apapun dan tak terkontaminasi oleh ruang dan waktu.
Jika diamati kehidupan bagi ia yang meninggalkan ajaran kitab suci dan bergeser ke agama lain sangat nampak bahwa ada satu kehidupan yang jauh dari keharmonisan, kebahagiaan, ketenangan serta jauh dari nuansa kehidupan yang spiritual ini sudah terbukti banyak sekali di masyarakat. Jika pendapat ini ternyata salah atau tidak sepenuhnya benar maka tentu veda itu juga keliru.
Sama halnya jika dalam veda kotoran dan kencing sapi itu suci maka hal itu benarlah adanya. Tentu boleh-boleh saja membantah hal ini berdasarkan pengetahuan yang dimiliki yang notabene sangat terbatas namun kembali lagi bahwa veda itu tidak pernah salah dan tidak akan pernah keliru, karena disabdakan langsung oleh Tuhan itu sendiri yang turun ke dunia ini menginjakkan kaki padmanNya yang suci di medan perang kuruksetra.
Ketika Krsna menyuruh Yudistira berbohong untuk mengatakan kepada Drona bahwa Aswatama telah mati terbunuh (Aswatama dalam hal ini adalah nama seekor gajah dan bukan Aswatama putra Drona) Yudistira orang yang tidak pernah berbohong sepanjang hidupnya tentu tidak dapat memahami pikiran Krsna itulah salah satu ciri keterbatasan yang dimiliki manusia.
Dalam satu kesempatan diskusi ada pertanyaan menarik dari salah satu mahasiswa stah Lampung bagaimana kalau orang non hindu yang beralih ke agama hindu? Apakah karena dia yang telah meninggalkan ajaran kitab sucinya juga akan tidak mencapai tujuan hidupnya yang tertinggi? Nah dalam agama lain kemungkinan hanya ada sorga dan neraka. Jika manusia berbuat saleh maka jaminannya adalah sorga dan sebaliknya jika menyimpang dari kebenaran maka neraka sudahlah pasti.
Tetapi didalam hindu ada banyak planit baik planit material maupun planit rohani apakah itu planit sorga, planit-planit neraka, brahma jyotir, kailasa, vaikunta, dan goloka vrndavan sebagai yang tertinggi. Manusia bebas menentukan sendiri tujuan hidupnya kelak untuk mengarah ke planit yang mana saja yang dikehendaki.
Jika umat non hindu surga sebagai tujuan hidupnya yang tertinggi maka dalam hindu goloka vrndavan yang posisinya jauh diatas planit sorga sebagai tujuan hidupnya yang tertinggi.
Tentu akan timbul pertanyaan berikutnya adalah apakah konsep sorga bagi umat lain sama dengan konsep sorganya umat hindu,……entahlah.
Yang jelas persamaan diantara keduanya adalah sama-sama menyediakan kenikmatan yang tiada tara identik dengan kenikmatan material. Di hindu planit sorga yang didiami oleh para dewa justru termasuk kedalam jenis planit material dimana penghuninya masih memelihara keterikatan, seperti tertarik dengan hal-hal duniawi seperti wanita cantik, masih bisa marah, dendam dan sifat-sifat duniawi lainnya.
Bagi orang-orang yang berbuat saleh selama kehidupannya di dunia material ini setelah rohnya meninggalkan badan kasarnnya bisa memasuki planit surga, disana dia akan menikmati sisa-sisa karma baiknya dimasa lalu dan pada saatnya nanti jika sisa-sisa karmanya habis maka dia akan turun lagi tidak kekal bahkan pada saatnya nanti ketika masa pralaya (peleburan) tiba maka planit sorga termasuk yang dileburkan.
Tujuan tertinggi agama hindu tentu bukan sorgaloka tetapi menuju planit rohani yang tertinggi yaitu Krsna loka yang disebut dengan goloka vrndavan, disana kehidupan diliputi dengan cinta kasih rohani bergaul dengan Tuhan Yang Maha Esa Krsna namun tetap sebagai seorang penyembah dan bukan menyatu.
Nah kalau kita kembali lagi ke pertanyaan mahasiswa diatas maka sudah sangat jelas bahwa jika penganut hindu pindah ke agama lain dengan alasan apapun (biasanya lebih banyak karena alasan-alasan duniawi seperti kecantikan/ketampanan, materi, jabatan dan lain-lain) maka dia tidak akan pernah mencapai kesempurnaan, kebahagiaan dan tujuan hidupnya yang tertinggi, sedangkan jika sebelumnya orang non hindu lalu masuk hindu melalui proses sudiwadani kemudian menekuni bhakti dengan baik melalui bimbingan seorang guru kerohanian yang dapat dipercaya maka dia akan mampu mencapai tujuan hidupnya yang tertinggi yaitu di kerajaan Tuhan Goloka Vrndavan, lagi-lagi ini adalah sabda Tuhan yang sudah pasti benar.
Maka dari itu jangan pernah meninggalkan ajaran veda bahkan berpikir untuk itu pun jangan, mari kita coba untuk mengerti hal ini dengan kejernihan dan ketundukan hati, namun mengerti saja tidaklah cukup harus diupayakan diikuti dengan sikap dan prilaku rendah hati lebih rendah dari rumput dan toleran bagaikan pohon serta bhakti yang tulus untuk menerima dan melaksanakan kebenaran itu dengan sejujur-jujurnya dan jangan pernah berdusta.
Kita diberikan kesempatan waktu yang singkat untuk menekuni bhakti kepada Tuhan dalam rangka mempersiapkan diri untuk pulang ke dunia rohani, jangan disia-siakan kesempatan emas ini untuk hal-hal yang tidak perlu.
Tumbuhkanlah keinginan yang kuat untuk memiliki kitab veda dan lebih jauh lagi tumbuhkan keinginan untuk mempelajarinya dan lebih jauh lagi kembangkan kesadaran untuk melaksanakan ajaran itu dalam bhakti keseharian kita.

Semoga semua mahluk berbahagia, semua mahluk mencapai kesempurnaan dan semua mahluk mencapai tujuan hidupnya yang tertinggi

Om namo bhagavate vasudeva ya

Tidak ada komentar: