Kamis, 18 Juni 2009

Rahasia keberhasilan dalam hidup rohani

Rahasia keberhasilan dalam hidup rohani:

ei tantra vakye ami draha visvasa dhan

“Saya dengan mantap percaya dengan sabda- sabda guru kerohanian saya.”

Penjelasan :

Seperti dijelaskan dalam kitab suci weda:

yasya deve para bhaktir
yatha deve thata gurau
tasyaite kathita hy arthah
prakasante mahat manah

“Hanya kepada roh-roh yang mulia yang percaya sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan guru kerohanian, maka segala arti pengetahuan Veda ini akan diperlihatkan dengan sendirinya”.

Dari penjelasan ayat Weda ini, sangat penting dan Sri Caitanya Mahaprabhu menjadikan contoh dalam bertingkah laku mempercayai kata-kata guru kerohanian Beliau. Beliau memperkenalkan gerakan sankirtan yadnya. Hanya gerakan kesadaran Krishna yang memulai mempercayai kata-kata guru kerohanian. Beliau berkeinginan mengajarkan kita percaya dengan kata-kata Beliau dan mencoba bagaimana caranya dengan keyakinan atau kepercayaan pada perintah-perintah guru kerohanian dan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, adalah kunci sukses. Sri Caitanya Mahaprabhu tidak pernah mengabaikan perintah dari guru kerohanian Beliau dan tidak berhenti mengajarkan kesadaran Krishna. Srila Bhaktisidhanta Saraswati Goswami pada saat berpulang memerintahkan kepada semua murid beliau untuk bekerja bersama-sama untuk mengajarkan misi Sri Caitanya Mahaprabhu ke seluruh dunia. Tetapi di kemudian hari seseorang murid yang bodoh mengabaikan perintahnya seperti halnya mereka ingin untuk menjadi pemimpin dari misi dan mereka bertengkar dalam pengadilan menolak perintah guru kerohanian dan seluruh misi menjadi gagal. Kita tidak menjadi sombong, karenanya bagaimanapun kebenaran harus dijelaskan. Kita percaya dengan kata-kata guru kerohanian kita dan mulai dengan tunduk hati dan penyerahan diri. Hanya dengan kekuatan rohani dari perintah otoritas yang tertinggi gerakan ini menjadi sukses.
(Cc Adi. 7,95-96 (Adi 2 pp 76-77).


mukam karoti vacalam
pangum langhayate girim
yat - krpa tam aham vande
sri gurun dina-tarinam

Artinya:
Saya menyampaikan sembah sujud saya pada Guru Kerohanian saya Juru selamat bagi seluruh jiwa yang jatuh, karunianya mengubah orang bisu menjadi berbicara dan membantu orang lumpuh bisa mendaki gunung.

Untuk bisa mengerti pengetahuan rohani, seseorang harus mempunyai keyakinan yang kuat pada kata-kata atau perintah dari guru kerohanian.


Terjemahan:

Prahlada Maharaja melanjutkan: “Temanku yang baik bila kamu bisa menempatkan keyakinanmu pada perintahku, hanya dengan keyakinan itu kamu juga akan mengerti pengetahuan rohani seperti halnya diriku, walaupun kamu hanya seorang anak kecil.”

Penjelasan :

Kata-kata yang disampaikan oleh Prahlada Maharaja sangatlah penting dalam hubungan dengan turunnya pengetahuan rohani dari garis perguruan parampara. Bahkan ketika Prahlada Maharaja masih bayi di dalam kandungan ibunya, beliau menjadi sangat yakin terhadap adanya kekuatan dari yang tertinggi karena dengan mendengarkan perintah Rsi Narada dan mengerti bagaimana mencapai kesempurnaan hidup dengan bhakti yoga. Hal ini sangat penting untuk mengerti pengetahuan rohani.

yasya deve para bhaktir
yatha deve thata gurau
tasyaite kathita hy arthah
prakasante mahat manah

“Hanya kepada roh-roh yang percaya sepenuhnya kepada Tuhan Sri Krishna dan guru kerohanian maka segala arti pengetahuan Veda akan diperlihatkan/terungkap dengan sendirinya”.
(svetasvatara upanisad G.23).

Itulah ajaran dari kitab suci Veda. Seseorang harus mempunyai keyakinan yang kuat pada kata-kata dari guru kerohanian dan juga mempunyai keyakinan yang sama pada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Maka pengetahuan yang sejati dari atma dan paramatma serta perbedaan antara badan dan sang roh akan dengan sendirinya terungkap. Ini adalah atma tatwa atau pengetahuan rohani akan terungkap sampai di dalam hati penyembah karena berlindung pada kaki padma seorang mahajana seperti Prahlada Maharaja.




Seorang murid harus mantap bahwa guru kerohaniannya adalah bebas dari kritikan .


Damodara pandita adalah penyembah yang agung dari Sri Caitanya Mahaprabhu. Suatu hari entah bagaimana dia dalam posisi seperti itu akan menjadi tidak baik, karena dipengaruhi oleh tenaga dalam dan hubungan dengan dunia material. Demikianlah penyembah yang melakukan kesalahan dengan cara mengkritik kegiatan guru kerohanian atau Kepribadain Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa, walaupun itu masuk akal seorang penyembah seharusnya jangan mengkritik.
Seorang penyembah seharusnya tidak menjadi terganggu oleh kegiatan guru kerohanian dan tidak mencoba untuk mengkritik beliau. Seorang penyembah harus mantap dalam hatinya dalam kedudukan bahwa guru kerohanian bukan merupakan subjek untuk dikritik dan tidak pernah menganggap guru kerohanian itu adalah sama dengan orang biasa.
Bahkan jika nampaknya ada beberapa perbedaan menurut seorang penyembah tidak sempurna, seorang penyembah harus yakin di dalam perjalanan bhaktinya bahwa bahkan jika guru kerohaniannya pergi ke tempat penjual minuman keras tetapi beliau bukan peminum, tetapi beliau mempunyai suatu tujuan untuk datang kesana. Ini dijelaskan dalam syair Bengali: yadyapi nityananda sura bad yayal tathapio haya nityananda raya. “Bahkan jika saya melihat bahwa Tuhan Sri Nityananda masuk kedalam toko penjual minuman keras, saya tetap tidak beralih dari kesimpulan saya bahwa Sri Nityananda Raya adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa”. (Cc Antya 11).



Bahkan jika guru kerohanian terkadang bersikap keras, seorang murid harus tetap bersikap tunduk hati.


Penghormatan tertinggi… adalah selalu berdoa. Bahkan jika mereka menyerang, mereka tidak boleh membuat serangan. Etika secara umum bahwa yang tertinggi tidak boleh dilawan bahkan dengan sikap tingkah lakunya, mereka tidak boleh ikut berurusan dengan urusan tersebut.


Bagaimana seorang murid yang berkualifikasi, seharusnya berdoa ketika mendekati guru kerohanian yang berkualifikasi.


Ketika murid yang bonafide mendekati guru kerohanian dia menjadi khusuk berdoa kepada Guru Kerohanian “Oh tuanku, mohon kemurahan hati anda menerima saya sebagai murid dan membimbing diri saya dan hanya sibuk dalam kegiatan pelayanan bhakti dalam kesadaran Krishna”.


Kekuatan dari berkat yang diberikan seorang Guru Kerohanian.

Seseorang harus mendekati Guru Kerohanian dengan kerendahan hati dan memuja beliau dengan pelayanan bhakti yang demikian. Beliau akan puas dan menganugerahkan berkat beliau kepada seorang murid. Karena Guru Kerohanian yang bonafide adalah perwakilan dari Sri Krishna sendiri. Jika beliau menganugerahkan berkat kepada muridnya, itu akan membuat murid tersebut segera maju. Tanpa seorang murid mengikuti secara teratur prinsip atau, mengikuti prinsip secara teratur akan memudahkan seorang murid untuk dapat melayani Guru Kerohanian tanpa keraguan.


Orang yang naik tingkat dalam kedudukan pelayanan bhakti, dengan karunia dari Guru Kerohanian dan Sri Krishna.


sadhu sanga krpa kimva krsnera krpaya
kamadi duhsanga ehudi suddha bhakti paya

“ Orang yang maju dalam tingkat kedudukan pelayanan bhakti dalam hidupnya dengan karunia dari Vaisnava atau karunia seorang Vaisnava, Guru Kerohanian yang bonafide dan dengan karunia khusus dari Krishna”

Dalam kedudukannya seseorang menyerahkan segala keinginan materialnya dan bergabung dengan orang yang tidak dikehendaki. Demikianlah orang yang maju dalam kedudukannya sebagai penyembah murni.


Seseorang tidak dapat maju dalam kehidupan spiritual tanpa karunia dari Guru Kerohanian.


Kehidupan rohani dimulai dengan adanya hubungan dengan penyembah atau sadhu. Seseorang tidak dapat maju walaupun satu titik tanpa karunia dari sadhu. Hiranyakasipu, ayah Prahlada: “Anakku Prahlada, bagaimana bisa kamu menjadi maju dalam kesadaran Krishna? Walaupun Hiranyakasipu adalah raksasa, namun dia… Prahlada mengulasi: “Oh tuanku yang terkasih, oh yang terbaik dari para asura, seseorang bisa menerima kesadaran Krishna hanya dari perintah Guru. Seseorang tidak dapat meraihnya hanya dengan spekulasi. Orang biasa tidak dapat mengetahui bahwa tujuan akhir mereka adalah kembali kepada Wisnu”.


Dengan karunia Guru Kerohanian, orang akan mencapai kegembiraan, kedamaian, kesejahteraan dan mampu memenuhi misi dalam kehidupan manusia.

Dengan segala kemurahan hati Guru Deva berkata: “Ini adalah tugas seorang murid yang mempersembahkan hidupnya dalam pelayanan bhakti kepada Guru Kerohanian. Wahai yang terbaik dari kelahiran kedua, saya sangat senang dengan kegiatanmu dan saya memberkahi kamu, semoga segala keinginan dan harapanmu terpenuhi. Semoga pengertian tentang pengetahuan Veda yang mana kamu pelajari dari saya selalu berlanjut dan tetap di dalam ingatanmu. Karenanya untuk sementara waktu, kamu dapat mengingat pelajaran Veda dan mampu mengutip perintah itu tanpa kesulitan. Dengan demikian kamu tidak akan pernah kecewa dalam hidup ini atau kehidupan yang akan datang.”
Tuhan Sri Krishna melanjutkan: “Temanku yang tercinta, keduanya dari kami adalah kekal. Tanpa berkat dari Guru Kerohanian, tidak seorang pun bisa bergembira dan bahagia. Atas karunia Guru Kerohanian dan berkatnya, orang bisa mencapai kedamaian dan kesejahteraan dan mampu melaksanakan misi dari kehidupan manusia.” ( Vol 3 pp 75-76 ).


Pada saat diksa, Guru Kerohanian menerima semua reaksi perbuatan berdosa dari seorang murid.


Segera, setelah mendapatkan diksa, Guru Kerohanian mengambil semua reaksi perbuatan berdosa dari muridnya.seperti halnya Sri Krishna bersabda: “Semua perbuatan berdosa seseorang segera akan hilang bila dia menyerahkan diri pada-Ku”. Sama halnya dengan manifestasi Sri Krishna yang merupakan perwakilan dari Krishna, yang mendapatkan karunia dari Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sri Krishna, mengambil semua hasil kegiatan berdosa seorang murid, segera setelah murid di diksa. Selanjutnya seorang murid mengikuti prinsip-prinsip Veda dan perintah Guru Kerohanian dan tetap menjadi suci serta bebas dari kontaminasi material.

Sri Caitanya Mahaprabhu menjelaskan bahwa Guru Kerohanian yang merupakan perwakilan Tuhan Sri Krishna sendiri telah mengambil semua reaksi perbuatan berdosa muridnya. Bhag. 4.21.31 (4; 3 p 98).

Seseorang harus mengajukan permohonan kepada guru kerohanian hanya dengan kerendahan hati dan penyerahan diri.


Seorang Brahmana segera bersujud pada kaki padma Sri Caitanya Mahaprabhu dan meminta Beliau menerima permohonannya dengan perasaan gembira. “Oh Tuhanku saya mengundang semua sanyasi di Benares ke rumah saya. Keinginan saya akan dapat terpenuhi, jika anda juga menerima undangan saya”

Penjelasan:

Atau pengetahuan Veda menjelaskan:

tad vidhi pranipatena pariprasnena sevaya
upadeksyanti te jnanam jnaninas tattva-darsinah

“Seorang harus mendekati autoritas tertinggi dengan tinduk hati…”
(B.g. 4.34)

Seseorang tidak boleh menantang seorang autoritas tertinggi, tetapi dengan segala kerendahan hati seorang dapat mengajukan permohonannya untuk diterima oleh guru kerohanian atau autoritas rohani. Sri Caitanya Mahaprabhu adalah guru yang ideal ditunjukkan oleh tindakan Beliau pribadi dan juga semua murid-murid Beliau. Dengan demikian brahmana ini menjadi disucikan dengan adanya pergaulan dengan Sri Caitanya Mahaprabhu, mengikuti prinsip-prinsip dalam mengajukan permintaannya kepada autoritas tertinggi. Dia bersujud di kaki padma Sri Caitanya Mahaprabhu dan sangat memohon kepada Tuhan untuk mengasihaninya dan memohon bantuan-Nya. Demikianlah dia menyampaikan permohonannya dengan segala kerendahan hati.

Tidak ada komentar: