Kamis, 18 Juni 2009

Tiga Unsur Penyebab Kehancuran

ARTIKEL KIRIMAN BHAKTA DI LAMPUNG

Tiga Unsur Penyebab Kehancuran
Oleh: i wayan wisanta

ajnas casraddadhanas ca
samsayatma vinasyanti,
nayam loko sti na paro
na sukham samsayatmanah.
Bhg.4.40

Tetapi mereka yang bodoh/dungu dan tidak percaya dan bersifat ragu, akan hancur binasa, baginya tak ada kebahagiaan, tak ada dunia ini, demikian juga tak ada dunia sana.

Demikian nasehat Krsna kepada Arjuna, apakah Arjuna seorang yang kurang punya kemampuan diri? Atau seorang yang tidak percaya kepada potensi yang ada pada diri sendiri? atau seorang yang selalu ragu-ragu dalam mengambil setiap tindakan? Jawabanya tentu tidak, Arjuna adalah kepribadian yang sempurna, lalu kenapa Sri Krsna sampai mengeluarkan nasehat seperti itu kepada seorang ksatriya perkasa, pemanah terhebat, murid guru Drona yang paling cerdas, dan cucu kesayangan kakek Bhisma?.

Kita memang sering dibuat tidak mengerti akan jalan pikiran tokoh-tokoh yang memegang peranan penting dalam sejarah wangsa kuru.
Seperti permaisuri Hastinapura Gandari, mengapa beliau tidak memberkati putranya sendiri Duryodhana dalam perang baratayudha itu padahal Duryodhana sendiri yang lansung menemui dan memohon berkat ibundanya, tetapi ibu Gandari malah memberkati musuh Duryodhana sendiri yaitu Yudistira dan adik-adiknya.
Yang lain lagi kenapa nasehat-nasehat cemerlang perdana menteri Widura dalam mencegah peperangan tidak digubris sama sekali oleh maharaja Dristarastra termasuk juga oleh Rsi Bhisma, kenapa justru Sakuni diberikan keleluasaan mencampuri urusan dalam negeri Hastinapura padahal dia bukanlah pantas untuk itu dan bukan keturunan wangsa kuru. Nah kebingungan kita ini tentu tidak terlepas dari kacamata duniawi kita semata.
Jika kita kembali pada nasehat Krsna diatas nampaknya kata-kata itu memang harus diberikan kepada Arjuna, karena walaupun Arjuna seorang ksatriya perkasa yang telah mendapatkan didikan militer yang keras dari Guru Besar Drona, namun Arjuna adalah type-type manusia yang berhati lembut penuh kasih sayang pada semua mahluk termasuk kasih sayang terhadap musuhnya sekalipun.
Beliau adalah murid yang paling hormat dan paling sayang pada gurunya, beliau juga paling disayangi kakeknya karena kecerdasan dan kebajikanya.
Jika Arjuna menolak untuk berperang ini semata-mata karena yang harus dihadapinya adalah gurunya sendiri yang paling beliau hormati, kakek kesayangannya sendiri, saudaranya sendiri yang jika itu dilakukan maka Arjuna berpikir akan menanggung dosa yang teramat sangat besar dimana membunuh guru atau brahmana dosanya tak terampuni, begitu juga menghancurkan tradisi-tradisi keluarga adalah bentuk penghianatan kepada para leluhur yang harus dihindari. Inilah yang bergolak dan berkecamuk dalam hati seorang Arjuna.
Bagi kita kebanyakan sikap yang ditunjukan oleh Arjuna adalah suatu yang wajar bahkan suatu kebenaran karena kita memang masih menganut faham badan.

Namun tidak demikian bagi Sang Sutradara Kehidupan Krsna, sikap itu merupakan suatu kebodohan atau dungu, tidak percaya, dan ragu-ragu yang tidak pantas dipelihara oleh seorang ksatria sekaliber Arjuna karena hal itu akan membinasakan diri sendiri menghancurkan dharma dan sendi-sendi kehidupan.
Itulah bedanya jika sesuatu itu dipandang dari kacamata duniawi dan kacamata rohani sangat kontras.
Pelajaran rohani yang bisa kita ambil dari sabda Tuhan diatas adalah kekuatan kejahatan itu hendaknya diperangi atau dienyahkan dengan kekuatan kebajikan tidak perduli siapapun yang ada dibaliknya karena kejahatan itu adalah sumber dari segala kehancuran.
Tetapi dizaman kekalutan seperti ini dimana manusia senantiasa diliputi perasaan gampang sedih, gampang marah, selalu resah, ketakutan yang berlebihan, cemas, lemah, malas dan seterusnya apakah masih mampu orang bertindak demikian?,

Nah untuk mencari jawaban atas pertanyaan ini maka pilihan yang tepat adalah seseorang hendaknya mencari seorang guru kerohanian, bertanya dengan tunduk hati dan berikan pelayanan kepada beliau memang itulah yang disarankan oleh Tuhan sendiri dalam Srimad Bhagavad Gita dari masa yang lampau hingga masa yang akan datang.
Om ajnana-timirandhasya, jananajana-salakaya, caksur unmilitan yena, tasmai siri-gurue nama. Hamba lahir didalam kebodohan yang paling gelap, lalu guru kerohanian hamba membuka mata hamba dengan pelita pengetahuan, hamba bersujud dengan hormat kepada beliau.
Setelah Arjuna menerima pengetahuan-pengetahuan rohani dari Sri Krsna selaku guru kerohaniannya dalam waktu yang cukup singkat, maka pada akhirnya Arjuna mampu membuang jauh-jauh kelemahan-kelemahan duniawinya itu. kemudian bertindak sebagai instrument Krsna dalam menghancurkan kekuatan adharma itu, sebab jika Arjuna tidak mau melakukannya maka Sri Krsna sendirilah yang akan melakukannya.
Seperti yang disabdakan Krsna dalam sloka yang lain paritranaya sadhunam, vinasaya ca duskrtam, dharma-samsthapanarthaya, sambhavami yuge-yugejika Untuk melindungi orang-orang baik dan untuk memusnahkan orang yang jahat, Aku lahir ke dunia dari masa ke masa untuk menegakkan dharma.
Jika kita cermati lebih dalam sloka ini sesungguhnya Krsna lah yang menghancurkan kekuatan adharma itu namun melalui kekuatan yang ada pada diri Arjuna dan Pandawa lainya serta orang-orang yang berpihak kepadanya.
Dalam menegakkan kebenaran atau melindungi orang-orang saleh dari segala ancaman adharma Tuhan sendiri menggunakan berbagai macam cara sesuai kehendak Beliau.
Seperti contoh dalam menghancurkan Rahwana Tuhan sendiri yang melakukannya dalam wujud Sri Rama, namun tidak demikian halnya dalam menghancurkan kaurawa dan antek-anteknya Tuhan tidak secara langsung melakukannya tetapi melaui orang-orang saleh seperti yang disebutkan diatas. Sri Krsna bertidak sebagai kusir kereta perang Arjuna dan sekaligus sebagai penasehat spiritualnya.
Lalu bagaimana dengan zamann ini? nah pada zaman ini Beliau adalah sebagai guru kerohanian kita semua dalam wujud Bhagawad Gita kemuaidan dalam cara kita mendalami ajaranNya tentu melalui garis-garis perguruan waisnawa (parampara) agar kita mempunyai kekuatan untuk menghapus segala kebodohan, ketidak percayaan dan keragu-raguan kita sesuai dengan sloka diawal, sebelum Beliau sendiri yang akan turun pada akhir zaman dalam misi Beliau melindungi orang-orang saleh atau para penyembah setia Beliau dalam wujud Kalki Avatara.

Om namo bhagavate vasudeva ya

Tidak ada komentar: