Sabtu, 19 Juni 2010

Bebaskan diri dari kandungan raksasa

Bebaskan diri dari kandungan raksasa

Oleh: Vedanta Pati Dasa



tan aham dvisatah kruran

samsaresu naradhaman

ksipamy ajasram asubhan

asurisv eva yonisu

Bhg. 16.19

Mereka yang kejam dan pembenci ini adalah manusia paling hina di dunia ini, yang Aku campakkan berkali-kali kedalam kandungan raksasa.



Demikian satu lagi sabda Krsna telah mengingatkan kita yang mesti direnungkan dan diteruskan kepada siapa saja, kapan saja dan dimana saja agar mereka menjadi tahu bahwa ada sabda Tuhan yang menjelaskan kepada umat manusia bagaimana Tuhan tanpa segan-segan memberikan imbalan yang adil kepada siapa saja yang berprilaku kejam dan pembenci karena mereka dianggap manusia yang paling hina.

Sifat kejam dan pembenci adalah prilaku keraksasaan itu tumbuh dan berkembang tidak selalu dari garis keturunan dan lingkungan asura dimana dia dilahirkan dan dibesarkan, tetapi dia bisa bertumbuh juga didalam garis keturunan dan keluarga yang baik dan terpandang.

Demikian juga sebaliknya sifat-sifat kedewataan bisa berkembang di tengah-tengah keluarga asura, ini artinya semua bisa terjadi dimana saja sangat tergantung pada individu yang bersangkutan dan karma wasana tentunya.

Hal ini bisa dibuktikan pada kehidupan di zaman satya yuga dan duapara yuga, seperti halnya Prahlada putra dari raja asura yang sakti bernama Hiranyakasipu walaupun ayahandanya seorang raksasa yang kejam dan bengis tetapi putra beliau terlahir penuh dengan sifat-sifat kedewataan sebagai seorang penyembah murni Sri Narayana, dimana sang putra ternyata tidak terkontaminasi sama sekali oleh sifat keraksasaan yang menyelimuti ayahandanya dan keluarganya, maka ia terselamatkan oleh sifat kedewataan itu sendiri dari percobaan pembunuhan yang justru dilakukan oleh ayahandanya sendiri, ia selamat dan akhirnya dinobatkan menjadi raja yang bijaksana dengan gelar Prahlada Maharad.



Demikian juga seorang Wibhisana adik kandung dari raja yang teramat sangat sakti wangsa raksasa dari negeri Alengka yang bernama Rahwana, walaupun kakaknya berprilaku kejam dan pembenci seperti para asura umumnya, namun Wibhisana sama sekali tidak terpengaruh sedikitpun oleh tabiat buruk sang kakak dan keluarganya bahkan beliau sangat menentangnya, karena beliau menjunjung tinggi peinsip-prinsip dharma, hal ini barangkali menurun dari sang ayah yang memang seorang brahmana agung.

Akhirnya beliau juga sama kedudukannya dengan Prahlada Maharad diselamatkan oleh kekuatan sifat kedewataan beliau, dan diangkat menjadi raja negeri Alengka oleh Sri Rama.

Dan pada saat pengangkatan beliau Sri Rama memberikan wejangan dan petuah-petuah yang mengandung nilai philsafat yang tinggi dan luar biasa sebagai pedoman bagaimana menjadi seorang pemimpin yang arif dan bijaksana dari sebuah Negara yang besar, dimana petuah-petuah itu sangat terkenal sampai sekarang bahkan banyak menginspirasi para pemimpin masa kini yang terkenal dengan konsep Asta Brata.

Demikian juga sejarah yang lain dari zaman yang lain kita temukan sifat-sifat keraksaaan itu bisa bertumbuh dengan subur ditengah-tengah lingkungan dan keluarga yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan, keagamaan, kenegarawanan, kejujuran dan sterusnya sifat-sifat mulia.

Hal ini terjadi dalam sejarah wangsa bharata, dimana para tokoh dan sesepuh dari wangsa kuru yang memegang kendali kerajaan hastina pura seperti Santanu, Bhisma, Pandu dan sebagainya adalah orang-orang hebat dan bijaksana tidak saja disegani oleh rakyat dan musuh-musuhnya tetapi juga oleh para dewa dari segala planet. Tetapi keturunan dari insan-insan mulia itu tidak semuanya berwatak luhur bahkan dari sebuah kerajaan besar dan terhormat ini ternyata lahir pangeran yang berwatak raksasa yaitu Duryodhana dan saudara-saudanya, lalu kenapa mereka berwatak raksasa? padahal mereka sejak kecil dididik oleh insan-insan mulia seperti Drona, Bhisma, Kripa dan yang lainnya……...ya karena mereka berwatak kejam, pembenci pernah mau membunuh Bhima dengan cara meracuninya, dengan cara membakarnya, merendahkan harkat dan martabat wanita suci menelanjangi Drupadi dan sebagainya dimana hal itu adalah sumber dari segala sumber kehancuran itu sendiri, menghancurkan hubungan kekeluargaan, meruntuhkan nilai-nilai moral dan kemanusiaan, dan tentu kerugian luar biasa besar baik materi maupun non materi.

Jadi kebencian dan kekejaman adalah simbul dari kehancuran dan Sri Krsna akan melemparkan roh-roh seperti itu kedalam kandungan raksasa dan tentu akan dilahirkan kembali sebagai raksasa bahkan bisa lebih rendah daripada itu, ini artinya penderitaan-demi penderitaan akan dialami oleh roh-roh seperti itu melalui banyak sekali penjelmaan, mereka diliputi kegelapan sehingga tidak mengetahui jati dirinya.

Lalu pada masa kini apakah masih ada prilaku-prilaku asura seperti itu? jawabnya tegas masih ada dan selalu ada di setiap zaman tentu dalam bentuk dan penampilan yang berbeda.

Contoh raksasa Hiranyakasipu masa kini dapat kita saksikan di media beberapa kasus orang tua yang tega membunuh anaknya sendiri, demikian juga Rahwana masa kini ada banyak kasus orang melarikan istri orang lain, demikian juga Duryodhana masa kini mengambil alih tahta kekuasaan yang bukan haknya ini juga terjadi pada masa kini.

Prilaku-prilaku asura pada masa kini juga bisa berwujud apa saja, bisa berwajah beringas tubuhnya dipenuhi dengan tato dan tanda-tanda atau identitas diri yang lain, manusia berprilaku asura seperti ini biasanya beraksi karena mereka memang lapar biasanya mereka menyakiti bahkan tidak segan-segan membunuh mangsanya demi untuk sebuah kepuasan indriyanya, manusia jenis ini sesungguhnya bukan mencari kekayaan.

Lalu ada juga manusia yang berprilaku asura tetapi penampilannya layaknya orang-orang baik bahkan tidak sedikit yang berpakaian necis dan berdasi tinggal di rumah-rumah elite dengan fasilitas mewah dengan gelimang kekayaan materi, yang jenis ini beraksi bukan karena lapar tetapi semata-mata karena rakus, mereka tega menggunakan segala cara demi mengejar kekayaan diri dan kelompoknya, mengumpulkan kekayaan melebihi kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak wajar seperti menipu, mencuri bahkan manipulasi dan sebagainya tentu dengan kemampuan intlektualnya yang tinggi karena prilaku-prilaku asura jenis ini adalah orang-orang yang berpendidikan material tinggi namun berpendidikan rohani yang rendah.

Yama raja pasti sudah membidik manusia-manusia jenis ini untuk dijebloskan ke planet-planet neraka karena Krsna sudah bersabda akan mencampakan mereka ke kandungan raksasa.

Untuk itu mari kita kembali ke judul tulisan ini yaitu mari bebaskan diri kita dari kandungan raksasa yang merupakan penderitaan berkepanjangan dan berusaha mencari Krsna di planet rohani yaitu vaikunta loka atau goloka vrindavan.



Om Namo Bhagavate Vasudeva ya

Tidak ada komentar: